Tutupi Dalang Korupsi Hambalang, Angelina Sondakh Akui Takut, DPR RI Sangat Kotor Masa Itu
Angelina Sondakh tak ingin mengungkap sosok yang telah menjerumuskannya sehingga ia kehilangan kebebasannya selama satu dekade.
Ia mengaku, jika kelak kebenaran terungkap, ia ingin Keanu bisa percaya kepadanya.
"Bila suatu hari itu terungkap, aku udah enggak punya lagi dendam buat siapapun juga. Aku hanya ingin the truth is for my son. Aku hanya ingin anak saya percaya sama saya," kata Angelina Sondakh sembari terisak.
Air mata wanita cantik itu terus mengalir tiada henti. Ia tampak sedih.
Ia tak peduli orang lain memandang dia sebagai koruptor, tapi ia hanya ingin anaknya bisa mempercayainya sepenuh hati.
"Aku hanya ingin anak saya percaya sama saya. Orang lain enggak percaya itu normal, because they saw me like this, tapi biarkan anak saya mencintaiku, menerimaku dan anak saya berpikir bahwa saya melakukan yang terbaik untuknya," ujar Angelina Sondakh.
Menurutnya, korupsi itu tidak ada yang dilakukan sendiri, tapi pasti ada beberapa orang yang terlibat.
"Ketakutan itu dalam aku. Enggak ada yang bisa korupsi sendiri, saya ini siapa, saya hanya orang yang datang dari Manado masuk ke politik, logicly thinking, gak akan masuk akal," katanya.
Kini, ia pun merasa putus asa setelah mengalami kehidupan pahit akibat terseret kasus korupsi.
"Kebenaran di dunia ini apakah ada, apakah ada keadilan, itu pertanyaan kepada diriku sendiri," katanya.
"Sampai sekarang, saya hopeless untuk mencari kebenaran. Jadi saya sekarang hanya ingin menikmati peran sebagai seorang ibu," ujarnya menambahkan.
DPR RI di masa itu sangat kotor
Angelina Sondakh mengungkapkan kondisi DPR RI semasa ia menjabat sebagai anggota Badan Anggaran (Banggar).
Ia mengungkapkan, di masa ia menjabat, DPR adalah tempat yang sangat kotor sehingga sangat mudah melakukan korupsi.
"Jangan sampai ada yang persume saya mengatakan itu hari ini. Mudah-mudahan hari ini aku berharapnya bersih. Tapi di era saya, DPR itu sangat kotor," ujar Angie.
Ia pun membenarkan saat Rosi bertanya padanya mengenai betapa mudahnya seorang anggota DPR, terutama anggota Banggar, mendapatkan uang dari proses-proses negosiasi.