Berita Bangka Tengah

Kisah Berdirinya Ponpes Hidayatullah, Awalnya Hutan Belantara Kini Prioritaskan Santri Kurang Mampu

Sore itu puluhan anak duduk bersila rapi menghadap ke bangku di Mushola Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatullah, Desa Teru

Editor: nurhayati
Bangkapos.com/Akhmad Rifqi Ramadhani
Santri Ponpes Hidayatullah sedang menghafal Al-Qur'an di Mushola. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Sore itu puluhan anak duduk bersila rapi menghadap ke bangku di Mushola Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatullah, Desa Teru, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Selasa (12/04/2022).

Mereka membaca Al Quran secara bersama-sama. Gurat keceriaan terlihat jelas saat lantunan ayat suci Al-Qur'an diucapkan dengan merdu. Begitulah sepenggal kegiatan yang dilakukan kala itu.

Pondok Pesantren Hidayatullah terletak di Desa Teru, Kecamatan Simpangkatis, Kabupaten Bangka Tengah. Berbeda dari umumnya, ponpes ini banyak memiliki sisi keunikan, salah satunya perihal lokasinya yang berada di tengah hutan.

Baca juga: Tabrak Pohon Tumbang di Bangka Barat, Korban Telempar ke Parit, Terkapar Hingga Satu Jam Lebih

Baca juga: Tim Cheetah Polres Bangka Selatan Tangkap Pengedar Narkoba, 54 Paket Sabu Gagal Diedar di Toboali

Pimpinan Ponpes Hidayatullah, Irwan Sambasong,  bercerita pada tahun 1999 silam, seorang petugas ditugaskan oleh Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah untuk membangun ponpes tersebut.

Namun, malang beliau terkena sakit parah sehingga harus kembali ke Balikpapan tahun 2000 dan rencana pembangunan ponpes pun terhambat.

Sempat terbengkalai 12 tahun lamanya, akhirnya proses pembangunan Ponpes Hidayatullah kembali dilanjutkan pada tahun 2012.

Namun perlu usaha ekstra keras untuk mengubah kawasan yang tadinya hutan belantara itu menjadi pondok pesantren.

Ia menambahkan sebelum berdiri bangunan ponpes, lahan sekitar 5 hektare di sekitar Ponpes Hidayatullah adalah hutan yang banyak ditumbuhi pohon karet yang meranggas serta tanaman liar lainnya.

"Tahun 2012 kita buka hutan ini dengan jalan setapak dari hutan tanpa fasilitas kita bermodalkan parang satu biji  dan terus berlanjut," ungkap Irwan.

Walaupun dengan fasilitas seadanya,  namun ia bertekad untuk mendirikan Ponpes untuk berjihad di jalan Allah SWT.

"Kami menebang pohon-pohon besar,pohon-pohon karet dengan modal parang tadi, tapi kami punya keyakinan ketika bekerja untuk Allah SWT, pasti Allah SWT akan menolong," ungkapnya.

Proses pembangunan pesantren berlangsung dari tahun 2012 hingga 2015.

Selama 3 tahun lamanya, Irwan Sambasong bersama rekan-rekannya fokus untuk membersihkan kawasan hutan belantara tersebut untuk dijadikan lahan ponpes.

Baca juga: Gilang Ramadhan Hafiz Quran yang Hafal 6 Juz, Kemauan dan Tekad adalah Kuncinya

Baca juga: Kabar Gembira 97 PPPK Guru di Kabupaten Bangka Dilantik Akhir April, 1 Mei 2022 Mulai Tugas

Akhirnya tahun 2015, berdirilah sebuah mushola serta beberapa pondok kecil untuk tempat bernaung. Saat itu juga, Ponpes Hidayatullah mulai menerima santri dan santriwati yang ingin memperdalam ilmu agama.

Meski awal didirikan belum memiliki santri, namun Irwan Sambasong bersama rekan-rekannya tetap optimis.

Hingga pada akhirnya jumlah santri dan santriwati terus bertambah sejak dibuka tahun 2015 lalu sampai sekarang dengan total 180 santri dan santriwati.

Ustaz Irwan Sambasong, Pondok Pesantren Hidayatullah, Desa Teru, Bangka Tengah
Ustaz Irwan Sambasong, Pondok Pesantren Hidayatullah, Desa Teru, Bangka Tengah (Bangkapos.com/Akhmad Rifqi Ramadhani)

Menerima Anak Kurang Mampu

Pondok Pesantren Hidayatullah tidak hanya menerima santri yang ingin belajar saja  bahkan banyak orang yang jalan hidupnya tidak seberuntung orang lain dapat tinggal di sini. 

"Pernah kami menerima orang dari dinas sosial seorang bapak-bapak yang sudah kena struk dan dibuang oleh keluarganya tidak ada yang ngurus sehingga di antar ke sini," ujar Ustadz Irwan.

Menurutnya ,Pesantren Hidayatullah bukan hanya sekedar pesantren untuk transfer ilmu tapi juga untuk transfer nilai nilai keislaman.

"Rasulullah bersabda bahwa orang islam itu bersaudara dan persaudaraan itu saling menguatkan yang satu sakit maka yang lain ikut merasakan,"sambungnya.

Para santri yang menempuh pendidikan di sini memiliki jalan cerita hidupnya masing-masing. Ada juga satu keluarga yang diusir sehingga dibawa ke Ponpes ini.

"Ada juga santri yang unik di sini, ada anak berkebutuan khusus (ABK)  yang berbeda dengan yang lainnya, ada anak yatim piatu ,anak terlantar, ada anak yatim yang orangtuanya dalam gangguan jiwa, dan masih banyak lagi," beber Ustadz Irwan.

Hal tersebut ia lakukan  sebagai hamba Allah SWT harus menolong sesama mukmin yang lainnya agar mendapatkan ridha secara berjamaah..

Para santri dan santriwati yang tinggal di Ponpes Hidayatullah diajarkan ilmu agama islam serta menjadi tahfiz Qur'an serta bahkan dididik untuk menjadi seorang dai untuk berjihad di jalan Allah SWT.

Irwan Sambasong, Pimpinan Ponpes Hidayatullah menuturkan sangat terbuka jika ada jamaah yang ingin infaq di jalan Allah SWT melalui Ponpes Hidayatullah, tidak hanya secara materil secara immateril melalui doa pun ia harapkan. Semata-mata untuk kemajuan agar Ponpes Hidayatullah bermanfaat bagi umat.

"Jika ada saudara-saudara yang ingin berinfaq baik itu secara doa ataupun materi kami sangat berterima kasih, mari sama-sama kita melakukan amal kebaikan dengan mengharap ridha dari Allah SWT," harap Ustadz Irwan. (Bangkapos.com/Akhmad Rifqi Ramadhani)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved