Kisah RA Kartini Usul Bikin Tafsir Al Quran pada KH Sholeh Darat Semarang, Pertama di Asia Tenggara

Kisah Raden Adjeng Kartini usul bikin tafsir Al Quran kepada KH Sholeh Darat Semarang.

Penulis: Widodo | Editor: M Zulkodri
YouTube NU Online
Kisah Raden Adjeng Kartini usul bikin tafsir Al Quran kepada KH Sholeh Darat, Semarang. 

Ngasiroh kemudian menikah dengan seorang Bupati Jepara, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat .

Lalu lahirlah seorang anak perempuan yang kita kenal sebagai Pahlawan Nasional, yakni RA Kartini.

Saat berusia 13 Tahun dimana Raden Adjeng Kartini mengaji dengan KH Sholeh Darat pernah ada dialog keduanya. 

"Pernah ada dialog antara keduanya. Ketika Kartini diajari tafsir Al Quran memakai bahasa jawa, kalau Kartini punya usul tafsir bahasa jawa," kisah KH. Achmad Chalwani Nawawi menceritakan.

"Tolong kiai tafsirkan Al Quran seluruhnya ke dalam bahasa jawa, biar untuk pengangan teman-teman saya di Jawa," kata Kartini. 

Menurut KH. Achmad Chalwani Nawawi waktu itu Kartini tidak mengatakan untuk putri Indonesia karena belum lahir nama Indonesia. 

Terus KH Sholeh bilang "Kartini, menafsirkan Al Quran itu tidak gampang dan tidak setiap orang diperbolehkan menafsirkan.

"Orang diperbolehkan menafsirkan Al Quran dengan syarat harus mempunyai ilmu bantu tafsir yang lengkap," kata KH Sholeh sebagaimana dikisahkan KH. Achmad Chalwani Nawawi.

Lalu Kartini bilang lagi "Kiai, saya punya usul kiai soal menafsirkan Al Quran pakai bahasa Jawa karena saya punya keyakinan semua ilmu sudah kiai miliki," kata Kartini.

Akhirnya KH Sholeh menundukan kepala sambil mencucurkan air mata, menangis. 

"Kok ada anak kecil begitu cerdasnya mengusulkan membuat tafsir Al Quran," sebut KH. Achmad Chalwani Nawawi.

Lalu KH Sholeh bilang "Kartini, doakan saja mudah-mudhan saya bisa menafsiri Al Quran 30 Juz".

Lalu dimulailah penafsiran ke bahasa Jawa baru selesai 13 Juz, dicetak yang pertama di Singapura dengan judul 'Faidur Rohman fii Tafsiri Ayatil Qur'an' karya Kiai Sholeh usul R.A Kartini. 

Litbang Kementerian Agama menyatakan Tafsir Faidur Rohman adalah tafsir pertama di Asia Tenggara.

"Maka saya minta ibu-ibu kalau hari Kartini jangan hanya ke salon kecantikan saja, contolah Kartini dalam membaca Al Quran," imbuh KH. Achmad Chalwani Nawawi.

Namun sayang lanjut KH. Achmad Chalwani Nawawi, sejarah Kartini mengaji Al Quran tidak pernah diceritakan di bangku sekolah. 

"Diterangkan hanyalah 'Habis Gelap Terbitlah Terang," pungkasnya. 

Simak video selengkapnya di sini

(Bangkapos.com/Widodo)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved