Berita Pangkalpinang

Petani Girang Harga TBS Kelapa Sawit Melambung Lagi, Sayangnya Harga Pupuk Tak Terjangkau

Harga TBS mencapai Rp3.400 per kilogram membuat banyak petani sawit girang, terutama menjelang Lebaran Idulfitri Tahun 2022  ini.

Penulis: Riki Pratama |
istimewa
Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani Desa Jeriji, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan mencapai Rp 3.300 hingga Rp 3.400 per kilogramnya, naik dari harga sebelumnya Rp 2.900 per kilogram. (IST/Yanto) 


"Karena pertumbuhan ekonomi kita paling tinggi di Sumatera, dan tertinggi kelima di Indonesia. Pertumbuhan ini berbeda dengan yang sebelumnya," ujarnya.


Ia mengatakan, apabila dahulu pertumbuhan ekonomi meningkat karena harga timah naik. "Tetapi sekarang pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi dari sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan," ucapnya.


Pertumbuhan ekonomi ini mendapatkan pengakuan berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan Babel menjadi provinsi kelima dalam pertumbuhan ekonomi terbaik di Indonesia.


Termasuk nilai tukar petani (NTP) Babel juga termasuk dalam kategori tertinggi se-Indonesia. "Jadi mental petani kita harus betul-betul dapat berpikir ke depan, dan mencari peluang yang ada dalam mengembangkan potensi komoditi. Lembaga juga harus dibuat, jangan dianggap enteng seperti gapoktan," harapnya.


Selain itu ia menyampaikan, Pemerintah Provinsi Bangka Belitung, mendapatkan program Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat Pekebun untuk kelompok tani dan masyarakat di Babel.


Erzaldi, mengatakan dirinya mendorong para petani untuk melakukan replanting, tanaman sawit yang sudah tua dengan tanaman baru, tanpa harus membuka lahan. 


"Ini program peremajaan sawit kemarin baru memulainya di Bangka Selatan, dan semua kabupaten mendapatkan, kita terus berupaya mendorong verifikasi ini, sehingga para petani mendapat program peremajaan ini," kata Erzaldi.


Dia mengatakan, anggaran yang diberikan bersumber dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia, sebesar Rp30 juta per hektare untuk peremajaan kebun sawit.


"Anggaran ini dari hasil pajak retribusi sawit atau ekspor CPO, kemudian diberikan kembali ke masyarakat yang memiliki sawit usia di atas 20 tahun atau sudah tidak produktif lagi, dapat mengajukan bantuan ini ke PPL setempat, melalui kelompok tani," katanya.


Mantan Bupati Bangka Tengah ini, sangat menyambut baik terkait program peremajaan kelapa sawit yang telah dimulai berjalan di Kabupaten Bangka Selatan.


Ia mengatakan, sumbangsih sektor pertanian saat ini terus menggeliat terlihat dari kontribusi Produk Domestik Regional Bruto, dan terus meningkatnya Nilai Tukar Petani (NTP) Babel. 


Sementara Anggota DPRD Provinsi Bangka Belitung, Mansa, mengatakan, masyarakat petani memang dari segi pendapatan sudah baik dengan meningkatnya harga komoditas pertanian, seperti sawit, karet hingga lada dan lainya.


"Masyarakat petani dari segi pendapatan sudah bagus terutama dari pertanian, itu penyumbang ekononi dari harga komoditas naik dari kelapa sawit, karet, rata-rata ada kenaikan termasuk lada  walaupun hasil produksinya kecil," ujar Mansa.


Tetapi, kata dia, saat ini yang masih perlu diperhatikan yakni harga pupuk yang mahal naiknya mencapai 100 persen berbeda dengan daerah lainya di luar Bangka Belitung.


"Artinya dari masyarakat ini, saat ini yang menjadi soal harga pupuk keinginan, walaupun harga komoditas pertanian tinggi. Te tapi kalau pupuk juga tinggi, maka tidak ada untungnya. Petani tidak dapat pendapatan lebih karena membeli pupuk malah," ujarnya


Politikus Nasdem ini mengharapkan kebutuhan akan pupuk ini, menjadi perhatian pemerintah sehingga harganya tidak terlalu mahal di pasaran.


"Ini harus dibuat kebijakan bagaimana menekan harga pupuk ini agar naiknya tidak tinggi, karena harganya sudah luar biasa melampaui," kata Mansa. (Bangkapos.com/Riki Pratama)

 

 

Sumber: bangkapos.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved