Banyak Utang, Sri Lanka Sampai Tak Bisa Cetak Uang Lagi hingga Alami Krisis Pangan dan Energi

Sri Lanka hadapi masalah serius yaitu krisis ekonomi dengan pemadaman bergilir dan kekurangan pangan, bahan bakar dan kekurangan kertas karena utang

Editor: Evan Saputra
Ishara S. KODIKARA / AFP
Orang-orang berdiri dalam antrian untuk membeli minyak tanah untuk digunakan di rumah di sebuah pompa bensin di Kolombo pada 22 Maret 2022. - Sri Lanka memerintahkan pasukan ke pompa bensin pada 22 Maret ketika protes sporadis meletus di antara ribuan pengendara yang mengantri setiap hari untuk bahan bakar yang langka . 

Banyak Utang, Sri Lanka Sampai Tak Bisa Cetak Uang Lagi hingga Alami Krisis Pangan, Dampak Krisis Ekonomi

BANGKAPOS.COM - Sri Lanka tengah menghadapi masalah serius yaitu krisis ekonomi dengan pemadaman bergilir dan kekurangan pangan, bahan bakar dan kekurangan kertas.

Kekurangan kertas ini terjadi karena mereka sudah kekurangan hutan sumber daya kayu dan kertas.

Mereka benar-benar kehabisan uang.

Melansir SCMP, Sri Lanka sudah pusing karena punya utang miliaran ke Beijing, tapi mereka kini harus mencari sumber utang lagi dari China, India, dan IMF dengan krisis ekonomi makin berkembang ke arah spiral.

Pundi-pundi negara itu kini tengah kosong, dan pemerintah tidak punya uang membayar bahan bakar yang diperlukan untuk mengoperasikan pembangkit listrik mereka.

Akhirnya pemadaman terjadwal pun dilaksanakan.

Sri Lanka juga tidak punya uang untuk membayar bahan bakar, gas untuk memasak, obat-obatan dan makanan impor.

Keluarga Jayasinghe yang tinggal di Colombo jadi salah satu yang mengalami kesulitan ini, dengan Selasa lalu mereka mengalami mati listrik selama enam jam.

Tavish Jayasinghe, seorang akuntan, awalnya berniat membeli BBM untuk motornya, tapi ia mengurungkan niat melihat antrian mengular di SPBU.

Baca juga: Peserta BPJS Kesehatan Bisa Didenda Rp 30 Juta Jika Menunggak Iuran, Ini Kategorinya

Baca juga: Hukum Ziarah Kubur Jelang Lebaran Idul Fitri, Begini Penjelasan Buya Yahya

"Aku perlu BBM untuk motorku tapi melihat antrian di SPBU yang tampaknya seperti selamanya, aku memutuskan tak perlu mengorbankan terkena paparan matahari dan tetap di rumah saja," ujarnya.

Keputusannya bijak, karena pada hari Minggu dua pria berusia 70 tahun meninggal dunia sementara mengantri selama 4 jam untuk BBM saja.

Minggu ini, pemerintah memerintahkan para tentara membantu membagikan bahan bakar di SPBU negara, Ceylon Petroleum Corporation, saat 10.000 warga mengalami antrian itu.

Pasokan bahan bakar mentah akan habis.

Inflasi meningkat 15

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved