Suami Istri Hati-Hati, Posisi Berhubungan Ini Sering Bikin Alat Vital Patah Kata Inez Kristanti
Agar berjalan lancar penting bagi suami istri membekali diri dengan sejumlah informasi seputar hubungan biologis yang aman.
Penulis: Nur Ramadhaningtyas | Editor: M Zulkodri
"Kalo posisi woman-on-top (WOT) katanya bisa berisiko karena kendalinya kan di cewe ya.
Kalo lagi heboh-hebohnya naik-turun, ehhhhh alat vitalnya gak sengaja lolos ke luar, bisa kedudukan/ketindih badan cewenya,"
Begitu pula dengan posisi doggy dan missionary yang kendali dipegang oleh para pria.
"Kalo posisi doggy dan missionary, karena ya bund… biasanya kalo bapak-bapak yang pegang kendali, mainnya lebih ekstrim daripada kalo cewe yang pegang kendali.
Kalo sampe alat vitalnya gak sengaja lepas waktu lagi full power, nabrak tulang, bisa lebih ambyar," tambah psikolog klinis itu.
Menurut Inez setiap aktivitas fisik memang ada risiko kecelakannya.
Kesimpulannya penting untuk kita mengetahui hal ini dan lebih berhati-hati kedepannya.
"Kalo pernah mengalami “kecelakaan” itu, segera ke dokter ya untuk mendapatkan penanganan yang tepat," ujar Inez.
Dalam sebuah penelitian dari 90 pasien berusia 18 hingga 66 tahun yang menderita penis patah membagi penyebab cedera menjadi beberapa kelompok.
Hasilnya, dari 69 penyebab penis patah, posisi doggy style menyebabkan 37 kasus, man on top menyebabkan 23 kasus, dan woman on top menyebabkan sembilan kasus.
Sementara mengenai tingkat keparahan patah tulang, peneliti menemukan tidak ada perbedaan antara doggy style dan man on top.
Namun, doggy style jelas berpotensi menyebabkan penis patah yang lebih parah daripada posisi woman on top.
Sedangkan, melansir Marie Claire, studi para doktor dan akademisi yang dipublikasikan dalam jurnal Advances in Urology menyimpulkan bahwa posisi woman on top adalah yang paling berisiko menyebabkan penis patah.
Hipotesa mereka, ketika posisi wanita di atas, maka wanita juga akan mengontrol gerakan dengan bobot tubuhnya mendarat di penis yang ereksi.
Ketika penetrasinya tidak tepat, wanita bisa mengalami rasa sakit, tetapi dampaknya bisa lebih berbahaya.
Sedangkan jika pria memegang kontrol gerakan, ada lebih besar peluang untuk menghentikan penetrasi atau menyesuaikan energinya sebagai respons jika terjadi nyeri pada penis.
(Bangkapos.com/Nur Ramadhaningtyas)
