Puber Kedua Emang Beneran Ada? Simak Penjelasan Lengkap dari Psikolog Klinis Inez Kristanti
Kondisi puber kedua digambarkan dengan pria maupun wanita yang merasakan perubahan signifikan dalam hidup, baik fisik, fisiologis, psikolog, dan emosi
Penulis: Nur Ramadhaningtyas | Editor: Teddy Malaka
BANGKAPOS.COM - Saat terjadi perselingkuhan dalam rumah tangga, kita sering kali mendengar istilah "puber kedua".
Banyak yang beranggapan, selingkuh yang dilakukan oleh suami atau istri itu disebabkan karena tak bisa menahan hasrat saat memasuki pubertas kedua yang mana terjadi di umur-umur yang sudah matang.
Kondisi puber kedua ini digambarkan dengan pria maupun wanita yang merasakan perubahan signifikan dalam hidup, baik secara fisik, fisiologis, psikologis dan emosional.
Nah, biasanya pada usia ini wanita atau pria akan mengalami banyak godaan dari lawan jenis yang usianya berada diatasnya atau dibawahnya.
Dijelaskan Inez Kristanti di akun Instagramnya bahwa dalam medis istilah tersebut ternyata tidak ada.
Baca juga: Tak Kunjung Pulang ke Indonesia, Masa Lalu Ayah Atta Halilintar di Organisasi Terlarang Kini Terkuak
Baca juga: PPKM Berlanjut dan Kisah Sri Mulyani Indrawati Alami Gejala Saat Terkena Covid-19 di Amerika Serikat
Baca juga: 113 Peserta Ikuti Seleksi Komcad TNI AD di Korem 045/Garuda Jaya
Mengejutkannya, istilah lain dari kondisi ini yaitu "midlife crisis" juga tidak memiliki bukti biologisnya.
"Ada yang bilang istilah lainnya adalah “midlife crisis”. Sama, ini tuh juga gak ada bukti biologisnya," jelas psikolog klinis itu.
Lalu, mengapa di umur yang cenderung sudah dewasa malah terjadi hal itu?
"Terus kok bisa orang2 perilakunya berubah waktu udah akhir 30an, kepala 4, kepala 5, udah lama nikah pula??," ujar Inez.
Ia lantas menjelaskan motif dari maraknya kejadian perselingkuhan di umur 30-40 tahunan.
"Yang terjadi itu mungkin di usia tersebut, dia merasa udah lebih mendekati kematian daripada kelahiran. Jadi muncul pertanyaan, “Gue udah bener2 nikmatin hidup belum ya?”; “Jalan hidup yang gue ambil udah bener belum ya?” kata Inez.
Wanita cantik itu berpendapat bahwa perasaan tersebut tidak mustahil bisa dikendalikan.
Penting untuk memegang kendali penuh dan tidak menjadikan kondisi "puber kedua" yang mana bukti ilmiahnya belum ada sebagai tameng belaka untuk melakukan persellingkuhan.
"Jadilah mungkin penasaran coba2 hal baru. TAPI, semua ini BUKAN gak bisa dikendalikan. Gak semuanya juga kan perilakunya jadi berubah.
Perasaannya bisa dipahami, tapi sebaiknya gak sampai hilang kendali. Dan juga jangan pake alasan “ya ini kan emang aku lagi puber kedua”
