Berita Bangka Tengah

Asal Muasal Virus PMK pada Sapi Ternak di Bangka Belitung, Berikut Penjelasan Dokter Hewan di Bateng

Biasanya, para peternak sapi memang ada yang membeli dari Madura untuk kemudian digemukkan di Bangka Belitung.

Penulis: Arya Bima Mahendra | Editor: Novita
Bangkapos.com/Edwardi
Ilustrasi sapi 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Dunia peternakan sedang dikejutkan dengan infeksi virus Penyakit Mulut dan Kulit (PMK) yang menyerang sejumlah hewan ternak.

Di Provinsi Bangka Belitung, virus ini sudah menginfeksi ratusan sapi ternak.

Diketahui, virus PMK ini membuat hewan ternak menjadi tidak nafsu makan, yang kemudian sangat berpengaruh pada proses penggemukan.

Selain itu, virus tersebut membuat hewan ternak mengalami sejumlah gangguan kesehatan. Seperti mengeluarkan air liur yang berlebih, muncul ruam merah pada mulut dan lidah seperti melepuh serta suhu tubuh yang tinggi hingga mencapai 39-41 derajat Celcius.

Dokter hewan di Dinas Pertanian Kabupaten Bangka Tengah, drh Rahmawati, menjelaskan, virus PMK ini menyerang hewan yang berkuku belah, seperti sapi, kambing, domba dan babi.

"Maka dari itu, kalau penyakitnya sudah parah, biasanya kuku-kuku hewan tersebut menjadi rapuh dan mudah copot. Dan biasanya memang lebih rentan terjadi pada sapi," kata Rahmawati kepada Bangkapos.com, Jumat (13/5/2022).

Alhasil, jika kuku yang menjadi penopang hewan tersebut untuk berdiri sudah terlepas, maka akan membuat hewan itu ambruk dan lama-kelamaan akan mati.

Rahma menjelaskan, virus PMK ini merupakan satu dari penyakit prioritas atau penyakit paling bahaya bagi hewan ternak yang ada di Indonesia.

"Jadi selain Avian Influenza (AI), rabies dan penyakit lainnya, PMK ini juga masuk dalam kategori penyakit prioritas," ujarnya.

Pada tahun 1986 silam, lanjutnya, Indonesia sudah dinyatakan bebas virus PMK. Sejak tahun itu sampai tahun 2022 ini, belum ditemukan ada kasus hewan ternak yang terjangkit virus PMK.

Kemudian, barulah pada tanggal 27 April 2022 lalu terjadi outbreak (wabah/kejadian luar biasa) di Provinsi Jawa Timur.

"Dan saat itu kita juga belum tahu. Dan tiba-tiba pada tanggal 2 Mei kemarin sudah ada laporan kasus terkonfirmasi di Bangka Belitung," sebutya.

Menurut Rahma, awalnya pihaknya tidak mengira bahwa itu adalah virus PMK karena beranggapan PMK sudah tidak ada di Indonesia sejak 36 tahun lalu.

"Kami kira awalnya penyakit lain. Tapi ternyata setelah dikonfirmasi ke Pemerintah Provinsi Babel dan Balai Veteriner yang ada di Lampung, barulah diketahui bahwa itu adalah PMK," jelasnya.

Setelah itu, dilakukan berbagai upaya seperti membuat Surat Edaran (SE) kewaspadaan dan penelusuran hasil uji lab di Jawa Timur.

Halaman
12
Sumber: bangkapos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved