Ketika Megawati Khawatir soal Kondisi Masa Depan Indonesia Jika Dirinya Wafat, Terus Piye Yo?
"Saya suka baca, ngobrol sama sekjen saya. ini kok bangsaku kayaknya sudah terlalu nikmat dengan zona nyaman lho, To (kepada Hasto),
BANGKAPOS.COM -- Mantan Presiden RI yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri mengaku dirinya merasa khawatir dengan masa depan bangsa Indonesia.
Hal itu bukan tanpa alasan. Megawati menilai saat ini Indonesia terlalu menikmati berada di zona nyaman.
Kekhawatiran Megawati itu pun disampaikannya saat menjadi pembicara kunci di Seminar Nasional Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB) bertema "Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta" yang disiarkan secara daring dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2022, Rabu, (1/6/2022).
Mula-mula Mega mengungkapkan kebiasaan dirinya yang sering berdiskusi dengan Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto soal kondisi bangsa.
"Saya suka baca, ngobrol sama sekjen saya. ini kok bangsaku kayaknya sudah terlalu nikmat dengan zona nyaman lho, To (kepada Hasto)," ujar Megawati.
Baca juga: Sosok Malika Bestari, Si Selebgram Muda yang Dipeluk Afgan di Depan Rossa saat Perayaan Ultah
Baca juga: Gibran Sampai Murka, 2 CPNS di Solo Mengundurkan Diri: Kurang Ajar, Kalau Mau Kaya Jadi Pengusaha!
Baca juga: Pria Tua Nikahi Janda Muda, Anak Diajak Tidur di Kamar Pengantin Saat Malam Pertama, Begini Nasibnya
Baca juga: Jadi Profesi Incaran, Ternyata Segini Gaji Teller Bank BRI, BNI, BCA dan Mandiri
Baca juga: Bacaan Dahsyat Doa Malam Jumat yang Dianjurkan Rasulullah Serta Amalannya, Catat Waktu Terbaiknya
Lalu ia ungkapkan rasa khawatirnya jika suatu hari dirinya sudah wafat dan tidak bisa lagi memberikan sumbangan pemikiran untuk Indonesia.

"Aku sudah khawatir ae lho nanti suatu saat aku kalau sudah enggak ada terus piye yo? (saya sudah khawatir saja nanti kalau saya sudah tidak ada, lalu bagaimana ya?)," demikian lanjut Mega mengutip obrolannya bersama Hasto.
Dalam kesempatan itu, Mega pun mengingatkan jangan sampai Indonesia terseret arus dunia.
Sehingga sudah selayaknya terus berkehidupan dengan berlandaskan ideologi Pancasila.
"Jangan kita melupakan Pancasila hanya gara-gara dibuat Bung Karno," tegasnya.
Megawati juga meminta para rektor agar memperhatikan kurikulum yang bisa menjaga pelaksanaan ideologi Pancasila.
Tujuannya agar generasi muda memahami bangsa Indonesia ada karena Pancasila.
"Jadi bagaimana bapak-bapak rektor supaya ini dapat menjadi sebuah kurikulum yang mau tidak mau harus diutarakan supaya anak didik kita tahu bangsa ini terbentuk karena adanya Pancasila, itu perekat bangsa," katanya.
Baca juga: Inilah Sifat Istri Paling Berdosa pada Suami, Ustaz Khalid Basalamah : Jika Masih Bandel Tinggalkan
Baca juga: Benarkah Cowok Malas Pemanasan Saat Aktivitas Suami Istri? Ini Faktanya Kata Inez Kristanti
Baca juga: Cerita di Balik Pernikahan Viral Kakek Sondani yang Dicueki Fia Setelah Malam Pertama, Ini Sebabnya
Baca juga: Bacaan Doa Nabi Ibrahim yang sangat Dahsyat, Semua Amal Ibadah akan Diterima Allah
Baca juga: Dahsyatnya Doa Nabi Sulaiman, Bisa Diamalkan untuk Kekayaan dan Rasa Syukur, Simple Banget
Megawati mengaku pernah bicara dengan Menteri Pendikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim yang menyusun kurikulum.
Megawati mengingatkan pudarnya upacara bendera setiap hari Senin di sekolah.
"Apakah masih ada semangat heroik. Saya ingin cita-citakan Indonesia Raya," tambahnya.
Yang Coba Kenalkan Ideologi Selain Pancasila Pindah ke Negara Lain Saja
Megawati heran dengan orang-orang yang mencoba mengenalkan ideologi selain Pancasila di Indonesia.
Megawati meminta orang-orang itu lebih baik pindah saja ke negara lain.
"Kan sekarang aneh-aneh menurut saya. Ada yang coba-coba mengenalkan ideologi lain begitu, yang menurut saya, gimana ya. Daripada gitu, pindah saja kamu ke tempat yang ideologinya itu mirip, seperti masalah intoleran dan lain sebagainya," tuturnya.
Megawati berbicara betapa pentingnya sebuah negara memiliki dan mempertahankan ideologinya.
Baca juga: Para Suami Merapat, Ternyata Kebiasan Ini yang Dibenci Wanita Saat Usai Berhubungan Kata dr Dina
Baca juga: Gegara Cuitan, Livy Renata Mengemis Maaf, Tingkahnya Dikecam Usai Komentari Kasus Hilangnya Emmeril
Baca juga: Nassar KDI Mendadak Lamar Janda Tajir Artis Terkenal ini, Disebut Lebih Kaya dari Muzdalifah
Baca juga: 6 Doa Dahsyat yang Dapat Dipanjatkan Setelah Salat Subuh agar Rejeki Berlimpah
Baca juga: 5 Bacaan Doa Agar Terlihat Cantik dan Bercahaya, Aura Wajah Terpancar Setiap Hari
Dia pun memberi contoh bagaimana ayahnya, Presiden Soekarno, menekankan ideologi bangsa dalam Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non Blok.
"Mengapa ada non blok? Karena banyak yang berkeinginan kita ini berdaulat dan bebas aktif, tidak menjadi bagian timur atau bagian barat," kata Megawati.
Megawati mengatakan, dirinya tidak bisa membayangkan ada orang yang masih saja mencoba menerapkan ideologi lain di Indonesia.
Kemudian, Megawati juga menjelaskan betapa nyatanya gotong royong di Indonesia.
Dia menyebut warga Indonesia tidak individualis seperti orang-orang di negara Barat.
"Barat saja saya lihat tidak ada yang namanya gotong royong, sangat individualistik. Sampai mereka saja didisiplinkan untuk memakai masker, karena katanya secara human pride, 'kenapa musti pakai? Terserah kita'. Saya sampai geleng-geleng kepala," kata Megawati.
Lagi-lagi Megawati mempersilakan warga yang tidak suka bergotong royong agar lebih baik pindah saja ke negara lain.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dan SerambiNews.com