Narapidana Kabur

Kisah Ruslim, Narapidana Kabur, Jadi Kuli Bangunan dan Sesekali Temui Buah Hati

Ruslim (28), Jumat (10/6/2022) sekira pukul 14.30 WIB, tampak mengenakan kursi roda. Ia terlihat sedang diperiksa polisi di Ruang Subdit III Jatanras

Penulis: Antoni Ramli |
Lapas Narkotika Pangkalpinang
Ruslim, narapidana yang kabur 

BANGKAPOS.COM , BANGKA - Ruslim (28), Jumat (10/6/2022) sekira pukul 14.30 WIB, tampak mengenakan kursi roda. Ia terlihat sedang diperiksa polisi di Ruang Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

Kedua tangannya rapat bak orang yang sedang diborgol. Bagian kaki kanannya dibalut perban putih. Di hadapannya, tampak seorang anggota kepolisian.

Sebuah leptop dan setumpuk kertas tergeletak di meja kerja anggota kepolisian tersebut. Di sebelahnya juga terlihat anggota kepolisian mengenakan pakaian preman sibuk berkutat pada laptop.

Ruslim (28), pria status narapidana yang sempat masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) ini, beberapa waktu lalu kabur dari Lapas Narkotika kelas IIA Pangkalpinang, itu menjalani pemeriksaan.

Harian ini kemudian, meminta izin  agar bisa mewawancarai Ruslim. Kendati hanya sesaat, namun Ruslim berkenan menceritakan alasan serta suka cita selama pelarian.

Menurut Ruslim, pelariannya dari Lapas didasari spontanitas. Apalagi saat itu, lingkungan Lapas dilanda hujan deras. "Spontan aja, karena waktu itu saya lihat hujan deras," katanya menjawab pertanyaan wartawan, Jumat (10/6/2022).

Ruslim juga mengaku tak memiliki persiapan khusus. Peralatan yang digunakannya untuk kabur juga diperoleh secara kebetulan. "Bambu, sarung, serta besi cor yang dibengkokin, itu juga saya ambil dari bagian belakang Lapas," kenangnya.

Setelah berhasil memanjat tembok Lapas, Ruslim kabur menuju arah Pangkalbalam. Ia sempat mencuri pakaian warga sekitar agar tidak mudah dikenali.

"Tadinya masih memakai baju tahanan Lapas, lalu bajunya saya buang dan saya ambil baju warga sekitar LP. Dari situ saya kabur ke arah Pangkalbalam," kata Ruslim, masih mengenang pelariannya.

Di awal pelariannya, Ruslim bertahan hidup, menjadi kuli bangunan. Penyamaran tersebut ia lakukan selama dua setengah bulan.

Selama itu, tak ada upaya Ruslim untuk merubah penampilan. Masker menjadi satu satunya alay yang dipakai Ruslim untuk menutupi identitas dan statusnya sebagai narapidana.

"Sejak kabur saya kerja bangunan di Pangkalbalam selama dua bulan setengah, kadang sesekali main ke Koba dan ke Lubuk," katanya.

 

Sementara itu sepanjang  pelarian, Ruslim kerap berpindah pindah tempat. Dia melakukan hal itu, agar pelariannya tidak mudah tercium petugas.

Selama kurang lebih tiga bulan pelariannya, ada beberapa tempat yang sering disambangi Ruslim, tak terkecuali, menemui sang buah hati ke Koba Bangka Tengah.

Namun, statusnya sebagai buronan membuat Ruslim tak punya waktu banyak bercengkrama dengan buah hati. "Selama pelarian, hanya sehari bertemu dan bermain sama anak, setelah itu pindah-pidah tempat lagi," jelasnya. (Bangkapos.com/Anthoni Ramli)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved