Berita Pangkalpinang
Masih Masuk Musim Pancaroba, BMKG Sebut Hujan Tak Menentu Terus Terjadi hingga Akhir Juli
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, di Indonesia terdapat dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Penulis: Andini Dwi Hasanah | Editor: Novita
BANGKAPOS.COM, BANGKA - Akhir-akhir ini sering terjadi hujan dengan intensitas tinggi bahkan disertai angin kencang. Cuaca ekstrem itu terjadi sebab Indonesia kini tengah berada di masa peralihan musim atau pancaroba.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, di Indonesia terdapat dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Musim hujan umumnya terjadi pada Desember hingga Februari. Sedangkan musim kemarau pada Juni hingga Agustus. Fenomena yang terjadi di antara dua musim inilah yang disebut dengan masa transisi atau dikenal sebagai pancaroba.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Pangkalpinang, Kurniaji, menyebut, arah angin bertiup sangat bervariasi, sehingga mengakibatkan kondisi cuaca bisa dengan tiba-tiba berubah dari panas ke hujan atau sebaliknya.
Namun secara umum, biasanya cuaca di pagi hari cerah. Kemudian siang hari mulai tumbuh awan, dan hujan menjelang sore hari atau malam.
"Kita masih di periode pancaroba sebagai musim peralihan, di mana hujan sporadis dengan periode singkat dan berulang, serta cakupan wilayah yang tidak merata adalah beberapa karakteristik umum yang akan sering terjadi," jelas Kurniaji kepada Bangkapos.com, Senin (27/6/2022).
Menurutnya, suplai masa udara basah sebagai bahan bakar awan hujan masih cukup banyak di atmosfer Babel. Hal ini dikarenakan beberapa hari lalu kondisi cuaca Babel kuat dipengaruhi faktor lokal.
"Antara lain Dipole Mode negatif, adanya low frequency dan belokan angin, kombinasi dari 2 atau 3 faktor ini menyebabkan intensnya pembentukan awan-awan konvektif di Babel beberapa hari terakhir," jelasnya.
Dia juga mewanti-wanti seluruh masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem di masa peralihan (pancaroba) dari musim kemarau ke musim hujan.
"Cuaca ekstrem berpotensi besar terjadi selama musim peralihan. Mulai dari hujan disertai petir dan angin kencang," tuturnya.
Dia menambahkan, peralihan musim atau pancaroba ini sudah berlangsung kurang lebih satu bulan atau pada akhir Mei lalu dan akan berakhir pada akhir Juli nanti.
"Setelah pancaroba, barulah masuk musim kemarau nanti," ucapnya. (Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)
