Ini Alasan Wanita di Brunei Darussalam Suka Memakai Hijab dengan Style Dilipat di Bagian Depan
Wanita berhijab di Brunei terbiasa memakai hijab dengan cara dilipat di bagian depan, apa alasannya?
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Dedy Qurniawan
BANGKAPOS.COM- Setiap wanita berhijab tentunya memiliki style memakai hijab yang berbeda-beda, tergantung dari selera dan kecocokan dengan masing-masing wajah.
Kian hari kian banyak style hijab yang berkembang beraneka ragam mengikuti trend zaman.
Dari mulai berhijab simple hingga style hijab dililit.
Namun tanpa disadari pula, style hijab setiap wanita di berbagai negara memang memiliki ciri khas tersendiri.
Tak terkecuali dengan wanita-wanita berhijab di Brunei Darussalam.
Sebagian besar wanita di Brunei Darussalam memakai hijab dengan cara dilipat di bagian tulang pipi.
Memang hal itu terlihat wajar-wajar saja.
Dan mungkin saja style berhijab seperti itu lumrah digunakan di mana saja, tak terkecuali di Indonesia.
Baca juga: Enaknya Jadi Tukang Bengkel di Brunei Darussalam: Digaji Rp10 Juta, Makan dan Tempat Tinggal Gratis

Namun ternyata wanita berhijab di Brunei Darussalam memiliki alasan tersendiri mengapa memakai hijab dengan cara dilipat.
Hal itu seperti yang ditanyakan seorang WNI (Warga Negara Indonesia) yang bekerja di Brunei, Nur.
Nur awalnya kebingungan hingga mengalami culture shock soal wanita berhijab di Brunei yang memakai hijab dilipat.
Nur pun menanyakan hal ini kepada temannya yang asli Brunei.
Tak disangka teman wanitanya itu memberikan jawaban begini.
Dia menyebut alasan wanita berhijab memakai hijab dengan cara dilipat di bagian depan adalah agar wajah mereka berbentuk bulat.
"Katanya biar kelihatan bagian pipi dan dahi agar berebentuk bulat," ujar Nur dikanal YouTube Wulan's Life beberapa waktu lalu.
Menurut mereka, jika bagian pipi dan dahi berbentuk bulat maka kecantikan akan kian terpancar.
"Karena mereka bilang kalau bulat kelihatan cantik," lanjut Nur.
Akhirnya Nur mengerti dan perlahan mengikuti kebiasan para wanita di Brunei yang berkerudung dengan cara dilipat.
Baca juga: Rajanya Pertambangan, Segini Pendapatan Brunei Darussalam yang Didominasi Minyak Bumi dan Gas Alam
Culture shock lainnya
Tak cuma melihat wanita memakai hijab dengan cara dilipat di bagian depan yang membuat Nur mengalami culture shock, tetapi juga beberapa hal lainnya.
Misalnya kondisi wilayah Brunei Darussalam yang dikiranya sarat akan gedung pencakar langit.
Nur jujur kaget kala mengetahui Brunei adalah negara yang didominasi hutan.
"Saat pertama kali sampai di Brunei kaget kok banyak hutan, nggak seperti yang aku pikirkan," ujar Nur.
Namun jauh dari ekspektasinya, Brunei Darussalam justru menyapanya dengan rerimbunan hutan hijau yang menyejukan.
Perlu diketahui negeri Petro Dollar ini memang 80 persen terdiri dari wilayah hutan tropis.
Nur juga mengalami culture shock soal makna pengucapan.
Bahasa Melayu yang dipakai di Brunei sedikit banyak sebenarnya masih bisa dimengerti oleh masyarakat Indonesia.
Namun, tak semua kata bermakna sama.
Nur pun menceritakan pengalamannya kala salah mengartikan kalimat dari rekan kerjanya.
Yakni kata 'karang'.
Baca juga: Kisah WNI Alami Culture Shock di Brunei Darussalam, Dikira Ada Gedung Tinggi Padahal Banyak Hutan
Awalnya Nur mengira 'karang' adalah kata yang berarti sekarang.
"Kalau ada yang minta tolong simpankan benda karang, aku pasti langsung bergegas," kata Nur.
Ternyata bertolak belakang, 'karang' justru berarti kelak atau nanti.
Belum lagi pengucapan wayang kulit yang disangka Nur bahwa di Brunei terdapat wayang kulit.
"Ternyata artinya bioskop," sebutnya.
(Bangkapos.com/Vigestha Repit)