Berita Pangkalpinang
Kisah Pasien DBD di Pangkalpinang, Tubuh Panas Tinggi dan Sempat Pingsan saat Dibawa ke Klinik
Sesekali, gadis berumur 17 tahun itu terlihat mengerunyutkan dahi dengan gigi dirapatkan, seakan tengah menahan sakit yang sedang dialaminya.
BANGKAPOS.COM, BANGKA - Seorang gadis terbaring lemas di tempat tidurnya kamar nomor 10 di Klinik Mitra Sehat Pangkalanbaru, Bangka Tengah, Selasa (19/7/2022) siang.
Matanya terpejam, tubuhnya meringkuk sambil mengenakan selimut. Di tangan kanannya tampak terpasang infus yang membuatnya sedikit kesulitan menggerakkan tangan.
Sesekali, gadis berumur 17 tahun itu terlihat mengerunyutkan dahi dengan gigi dirapatkan, seakan tengah menahan sakit yang sedang dialaminya.
Dia adalah Pipi Purma, seorang remaja yang terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak Minggu (17/7/2022).
Kepada Bangkapos.com Pipi menuturkan, selama terkena DBD, kondisi tubuhnya sangat lemas. Suhu tubuhnya pun tak menentu, kadang membaik kadang menurun, disertai demam tinggi.
Dirinya pun tak tahu pasti gejala-gejala DBD. Namun tubuh lemas, nafsu makan berkurang, dan muncul bintik-bintik merah yang tidak hilang saat kulit direnggangkan sudah dialaminya.
Dara asal Girimaya tersebut masih ingat betul sebelum dirinya didiagnosa DBD. Kala itu, badannya terasa panas tinggi. Bahkan suhu tubuhnya nyaris mencapai 40 derajat Celcius.
Saking panasnya, dia pun sempat pingsan saat menapakkan kaki di Klinik Mitra Sehat saat diantar langsung oleh kedua orang tuanya pada hari itu juga.
"Saya mulai enggak enak badan itu Minggu siang,. Itu panasnya benar-benar tinggi. Akhirnya sore langsung dibawa orang tua untuk berobat ke klinik," ucapnya sembari menahan sakit saat ditemui, Selasa (19/7/2022) siang.
Tidak sampai, di situ gejala mual, pusing serta diare, pun turut ia rasakan. Bintik-bintik merah di sekujur tubuhnya seketika bermunculan saat dirinya terkena sakit yang disebabkan oleh virus dengue itu.
Remaja yang bersekolah di SMK 4 Pelayaran Pangkalpinang itu mengungkapkan, saat dirinya terkena DBD, kepalanya terasa pedih seolah ada bisa yang mengerogotinya, uluh hatinya pun terasa begitu sakit sakit.
Sebelum terjangkit DBD, dia mengaku sempat demam biasa dan beristirahat sejenak. Namun bukannya menurun, suhu tubuhnya malah semakin tinggi hingga puncaknya dirirnya langsung dibawa ke klinik terdekat.
"Awalnya dikira hanya demam sebentar, tapi enggak turun," keluhnya.
Saat ditanyai faktor yang memengaruhi dirinya terjangkit DBD, anak bungsu dari dua bersaudara itu mengakui bahwa di kediamannya banyak sekali dipenuhi dengan nyamuk.
Terlebih saat memasuki waktu maghrib, nyamuk-nyamuk itu hinggap sana sini. Bahkan nyamuk yang berukuran cukup besar pun sering ditemukan.