Kisah Pieter Sambo yang Batal Jadi Kapolri di Zaman Soeharto, Penyebabnya Diungkap LB Moerdani

Kisah Pieter Sambo yang Batal Jadi Kapolri di Zaman Soeharto Soeharto, Penyebabnya Diungkap LB Moerdani

Editor: Dedy Qurniawan
Istimewa
Ilustrasi Polisi 

Belakangan, karena rumah sakit spesialis ibu dan anak masih minim di ibu kota provinsi, mimpinya naik dari klinik ke rumah sakit.

Rumah sakit itu dia persembahkan khusus untuk istrinya yang juga seorang dokter anak.

Kini sang istri, dr Lauritha Sambo P SPA, masih menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Luramay, Makassar.

Di momen dia merintis rumah sakit itulah perkenalan awal kami.

Dari sekitar 20-an rangkaian pertemuan terjadwal, dalam 6 tahun, sebagian besar selalu di teras samping RS Luramay, di samping pusat kulakan GORO, Panakkukang.

Di teras rumah sakit itulah dia banyak menceritakan, kisah, pengalaman, suka duka menjadi perwira polisi, dan tentang kerabat dan keluarganya.

Awalnya, kira-kira tiga pertemuan, dia selalu memperkenalkan diri sebagai pengusaha.

Saya percaya, sebab dia tahu detail dan lika-liku ekonomi nasional, dan teknis transaksi di bank.

Ternyata, saat pensiun itulah dia mengambil kredit di bank BUMN tertua di Indonesia, Rp 500 juta untuk membangun rumah sakit.

Saat krisis moneter menerpa negeri, rumah sakitnya hampir kolaps.

Beruntung dia masuk daftar program restrukturisasi pinjaman dan awal tahun 2000, manajemen rumah sakit itu selamat.

Rumah sakit itu dikelola sangat profesional dan taat pajak.

Tahun 2007, saat anak kedua saya lahir, Abiy Saad Isdar lahir, dia hanya pasrah saat manajemen rumah sakit hanya bisa memberi diskon 20 persen, kala itu belum ada BPJS.

“Itu sudah potongan harga maksimal.”

Sebagai bintara intelijen polisi, dia sangat pandai menyamarkan diri.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved