Berita Pangkalpinang
Kepala Bappeda Babel Sebut Konektivitas yang Memadai untuk Penyeberangan Mantung-Tanjung Ru Penting
Sekitar tahun 2014 lalu, pemprov pernah berwacana membangun jembatan yang menghubungkan rute area itu. Kisaran jaraknya 3,12 kilometer.
Penulis: Cici Nasya Nita | Editor: Novita
BANGKAPOS.COM, BANGKA - Pemerintah Provinsi Bangka Belitung berencana mengembangkan penyeberangan dari Tanjung Ru, Desa Bakit, Bangka Barat, menuju Mantung, Belinyu, Kabupaten Bangka.
Sekitar tahun 2014 lalu, pemprov pernah berwacana membangun jembatan yang menghubungkan rute area itu. Kisaran jaraknya 3,12 kilometer.
Akan tetapi tidak memungkinkan karena anggaran pembangunan yang sangat besar. Maka pengembangan dialihkan kepada usulan kapal penyeberangan.
Hal ini dikemukakan Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Provinsi Bangka Belitung (Babel), Fery Insani, saat ditemui Bangkapos.com di Kantor Bappeda Babel, Senin (1/8/2022) siang.
"Dulu pernah ada wacana (pembangunanjembatan, red), tapi tidak memungkinkan karena biaya triliunan. Salah satunya alternatif dengan kapal penyeberangan ini," kata Fery.
Dia merasa penting ada konektivitas dari Tanjung Ru, Desa Bakit, Bangka Barat, menuju Mantung, Belinyu, Kabupaten Bangka. Maka, pemerintah provinsi akan mengusulkan kembali pada tahun 2023 mendatang.
"Sebelum Covid-19, sekitar tahun 2019 untuk tahun 2020, kita bahkan pernah mengusulkan penyeberangan Mantung ke Tanjung Ru, melalui ASDP, semacam kapal Roro," imbuhnya..
Pengusulan pengembangan kapal untuk penyeberangan ini direncanakan akan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Kapal-kapal itu harus melalui kapal ASDP. Kalau secara bisnis tidak menguntungkan, tetapi tujuan kapal ini untuk memudahkan gerak orang dan barat. Satu-satu jalan, kita akan coba usulkan itu melalui posisi perintis maka bisa dapat dana APBN," jelas Fery.
Dia menambahkan, pengembangan kapal penyeberangan untuk area itu juga sebagai upaya untuk menunjang agar bisa menjadi pelabuhan ekspor.
"Pelabuhan Belinyu itu juga ingin kita kembangkan sebagai pelabuhan ekspor yang cukup besar, karena dalam, kapasitas bisa 10 ribu ton, maka perlu ASDP. Kalau ini untuk ke luar negeri, sebelah sini untuk ke Bangka Baratnya," jelasnya.
Mengenai ini, pemerintah provinsi sudah bekerja sama dengan akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam hal kajian.
"Kami sudah bekerja sama dengan kawan-kawan dari ITB. Untuk mengkaji hal ini, bagaimana sistem dari infastruktur transportasi dan logistisk, bagaimana agar tidak salah dalam perencanaan dan agar efektif juga," jelasnya.
Dia juga menjelaskan status dari Dermaga Mantung, Belinyu, Kabupaten Bangka dan pengembangan untuk dermaga Tanjung Ru, Desa Bakit, Bangka Barat.
"Mantung itu bagian dari aset PT Timah ada 20 lebih hektare. Kalau nanti jadi pelabuhan ekspor, Mantung kita ajak bergabung dalam pelabuhan itu. Sedangkan di Tanjung Ru, pasti ada pengembangan, karena Bangka Barat sudah menyiapkan itu, karena area itu bagus," imbuhya.
Nasib Kapal Pompong Bakal Diperhatikan
Dengan upaya pengembangan untuk memudahkan mobilitas masyarakat melalui kapal penyeberangan ini, kapal-kapal pompong yang saat ini berlayar di area itu akan tetap menjadi perhatian pemerintah provinsi.
"Kami juga memikirkan, ada mata pencarian dari para pompong, mereka bawa orang, bawa motor, kalau itu pekerjaan mereka, jadi kami berpikir sampingan bagaimana mereka tidak kehilangan pekerjaan dan bisa diberdayakan," kata Kepala Bappeda Babel, Fery Insani.
Hal-hal seperti ini, diakuinya masih menjadi kajian pemerintah provinsi, baik dari sisi infrastruktur penyeberangan juga dari sisi ekonomi masyarakat, supaya tidak menghilangkan pekerjaan masyarakat sekitar
"Kapal (yang diusulkan pemprov, red) ini nanti besar, tidak mungkin mereka jadi ABK kapal, mungkin mereka (pompong) nanti kita alihkan ke pariwisata, itu salah satu menjadi konsen kami juga," kata Fery.
Dia membeberkan, pengembangan dengan kapal penyeberangan ini berguna memudahkan konektivitas dan mobilitas masyarakat sekitar, baik membawa orang dan barang.
"Memang ada potensi untuk mobilisasi orang dan barang, terutama barang dari Bangka ke Bangka Barat," jelasnya.
Tidak hanya untuk menggerakan ekonomi masyarakat, pengembangan itu juga akan berimbas kepada sektor pariwisata di area itu.
"Sekitaran Pulau Nanas, Pulau Putri, itu bagus, bisa juga melewati itu untuk promosi wisata juga. Jadi tidak hanya menghidupkan antar barang tetapi juga pariwisata, karena kawasan itu sangat bagus sekali," kata Fery. (Bangkapos.com/Cici Nasya Nita)