Awas, Jangan Sembarangan Cabut Bulu Hidung, Ternyata Bisa Picu Penyakit Mengerikan Ini
kebiasaan mencabut bulu hidung sebenarnya amat tidak direkomendasikan oleh pakar. Alasannya, ini bisa memicu
BANGKAPOS.COM-Bagi banyak orang, bulu hidung yang mencuat keluar dari lubang hidung dianggap mengganggu penampilan.
Tak heran jika ada orang yang kerap mencabut bulu hidungnya secara rutin dan bahkan setiap hari.
Selain membuat tidak percaya ini, kondisi ini juga membuat tidak nyaman bagi sebagian orang.
Namun kebiasaan mencabut bulu hidung sebenarnya amat tidak direkomendasikan oleh pakar.
Alasannya, ini bisa memicu sejumlah masalah dan mengintangi kondisi kesehatan kita secara menyeluruh.

Bahaya asal mencabut bulu hidung
Dilansir dari kompas.com, spesialis THT, dr.Muslim Kasim,M.Sc,Sp.THT-KL mengatakan bulu hidung kita memiliki fungsinya tersendiri.
"Bulu hidung kita sebenarnya berfungsi untuk menjaga kelembaban dan terutama menyaring udara yang masuk ke pernapasan kita," jelasnya, seperti dikutip dari akun Instagramnya.
Bulu hidung mampu menyaring partikel debu dan kuman dalam udara yang terhirup sehingga saluran napas kita tetap terlindungi.
Jadi, asal mencabut bulu-bulu yang tumbuh di hidung bisa mengganggu fungsi tersebut.
Beberapa bahaya kesehatan yang sebaiknya kita pertimbangkan jika nekat mencabut bulu hidung antara lain:
-Infeksi hidung
Kebiasaan tersebut akan memicu risiko infeksi hidung karena kita membiarkan kuman masuk dengan lebih leluasa ke dalam tubuh.
-Mimisan
Gerakan keras dan mengejutkan yang dilakukan saat mencabut bulu hidung bisa menyenggol pembuluh darah di area tersebut.
Akibatnya, terjadi luka sehingga keluar darah yang disebut mimisan.
-Infeksi otak
Infeksi di hidung bisa berujung pada meningitis atau abses otak.
Kasusnya memang tergolong jarang namun bisa terjadi khususnya pada orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh sehingga akibatnya fatal.
-Gangguan pertumbuhan bulu hidung
Bulu hidung yang kerap dicabuti tentu akan mengalami gangguan pertumbuhan.
Misalnya bulu hidung kemudian akan tumbuh ke dalam kulit (extrafollicular penetration) yang bisa jadi awal peradangan.
-Radang paru-paru
Bulu hidung yang dicabut paksa membuat tubuh kehillangan salah satu faktor pertahanan terhadap debu, kuman dan berbagai kotoran di udara.
Akibatnya, berbagai hal negatif itu akan mudah masuk ke saluran pernapasan dan memicu peradangan termasuk di paru-paru.
Lebih baik digunting
Mencabut bulu hidung memang berisiko namun bukan berarti kita membiarkannya tumbuh liar dan merusak penampilan.
Dokter Muslim menganjurkan cara yang lebih aman untuk merapikannya dengan cara digunting.
"Gak perlu ditarik paksa, kamu cukup mengguntingnya saja hingga sebatas lubang hidung," pesannya.
Diingatkan pula untuk memakai gunting yang sudah dibersihkan sebelumnya dan memiliki ujung yang tumpul.
"Jangan lupa untuk mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum atau sesudahnya," pesan dokter yang aktif berpraktik di Lampung ini.
Manfaat Bulu Hidung
Semua manusia pasti memiliki bulu hidung yang merupakan bagian dari indra penciuman.
Ketika bercermin, Anda mungkin juga sudah tidak asing dengan keberadaan bulu hidung, yang kerap muncul di sela-sela lubang hidung.
Bagi kebanyakan orang, bulu hidung yang panjang dianggap mengganggu penampilan, bahkan dapat menurunkan kepercayaan diri mereka.
Hal ini disebabkan karena bulu yang tumbuh hingga keluar lubang hidung, dan bisa sangat terlihat.
Namun ternyata, bulu hidung memiliki banyak manfaat bagi manusia, yang berkaitan dengan sistem pernapasan. Lantas, apa saja manfaat bulu hidung?
Untuk menjawab hal tersebut, misteri tubuh manusia kali ini membahas mengenai manfaat bulu hidung untuk manusia.
Seperti dilansir dari Popular Science, Minggu (4/1/2012) bulu hidung berguna untuk menyaring udara kotor yang kita hirup layaknya filter udara di dalam rumah.
Menurut ahli otorinolaringologi di Stanford University, Justin Turner bulu hidung dapat menyaring kotoran, virus, bakteri, dan racun yang masuk ke dalam tubuh.
Bahkan, bulu hidung yang lebih lebat dikatakan dapat bermanfaat bagi kita.
Seperti diungkapkan oleh para ilmuwan di Fakultas Kedokteran Hacettepe University di Turki, bahwa seseorang dengan bulu hidung yang sedikit hampir tiga kali lebih mungkin menderita asma dibandingkan dengan mereka yang memiliki hidung dengan banyak bulu hidung.
Akan tetapi, belum ada studi lebih lanjut yang mengamati bagaimana mencabut bulu hidung
dapat meningkatkan risiko asma atau infeksi. Di dalam hidung, terdapat pula helai bulu halus berukuran sangat kecil yang disebut silia.
Silia berfungsi untuk menyaring molekul berdebu yang berisiko membahayakan tenggorokan, dengan cara mengumpulkan lendir saat kita batuk atau menelan.
Jika kita menelan lendir tersebut, asam lambung akan menghancurkan sebagian besar bahan berbahaya yang masuk.
Uniknya, bagian dari bulu hidung ini juga berguna bagi para ahli forensik untuk menentukan waktu kematian seseorang.
Beberapa orang sering kali mencabut ataupun mencukur bulu hidung mereka, padahal hal ini tidak dianjurkan lantaran bisa menimbulkan infeksi.
"Menarik bulu hidung dapat menyebabkan infeksi yang parah. Hidung Anda bukan tempat yang steril," jelas ahli THT di New York Sinus Center, Robert Pincus.
Sebenarnya, anggapan manfaat bulu hidung bisa menyaring udara yang dihirup dan melindungi dari paparan kuman penyebab penyakit sudah ada sejak lama.
Seperti dilansir dari Times of India, Sabtu (7/8/2021) sekelompok dokter di Inggris telah memublikasikan jurnal medis di The Lancet pada 1986 silam, dan mencatat bahwa bagian dalam dari rongga hidung sangat steril.
Sebaliknya, bagian depan lubang hidung, rambut hidung yang melapisinya dan kerak yang terbentuk di sana penuh dengan bakteri.
Temuan tersebut menunjukkan, bahwa bulu hidung berguna sebagai penyaring udara kotor, dan sejumlah besar mikroba akan terperangkap di area yang lembab.