Kisah Iptu Sulastri Sosok Nyata Tokoh Gendis Sayap Sayap Patah, Babak Belur Dihajar Napi
Iptu Sulastri menjadi satu-satunya polwan yang menjadi korban 155 napi di rutan Mako Brimob, dia dihajar habis-habisan hingga babak belur
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Ardhina Trisila Sakti
BANGKAPOS.COM- Inilah kisah Iptu Sulastri, polwan yang dihajar-habisan oleh para napi saat tragedi di Mako Brimob 2018 silam.
Sosok Iptu Sulastri kembali mencuri perhatian usai munculnya Film Sayap Sayap Patah yang kini sedang tayang serentak di bioskop seluruh Indonesia.
Diketahui dalam Film Sayap Sayap Patah sosok Iptu Sulastri diperankan oleh Poppy Sovia dengan nama tokoh Gendis.
Dalam film yang disutradarai Rudi Soedjarwo, tokoh Gendis mendapat perlakuan kasar bahkan sampai dihajar habis-habisan oleh ratusan napi.
Baca juga: Terungkap Karakter Ferdy Sambo dari Tulisan Tangannya, Grafolog: Tak Suka Masukan, Tempramen, Kejam
Baca juga: Pria Muda Nikahi Mantan Guru karena Sering Diajak Berhubungan Suami Istri Saat SD, Begini Nasibnya
Baca juga: Beda Pengakuan dengan Bharada E, Ferdy Sambo Tak Terang-terangan Mengaku Ikut Tembak Brigadir J
Ternyata kejadian itu benar-benar terjadi dan dialami langsung oleh Iptu Sulastri.
Iptu Sulastri menjadi satu-satunya polwan yang menjadi korban 155 napi di rutan Mako Brimob.
Lantas, seperti apa kisahnya?
Sebelumnya, Iptu Sulastri adalah Anggota Densus 88 di bawah naungan Bareskrim Polri.
Sulastri terpilih menjadi pasukan khusus dalam penanganan aksi teroris di Indonesia.
Dia kemudian menjadi wakil komandan penjaga tahanan, yang menjadi alasan mengapa Sulastri berada di Rutan Cabang Salemba Brimob ketika kerusuhan itu terjadi.

Dalam peristiwa tersebut, sebanyak 155 narapidana terorisme membobol rutan Mako Brimob.
epatnya pada tanggal 8 Mei 2018, Mako Brimob diserbu tahanan teroris pada malam hari.
Kerusuhan tersebut berawal dari adu mulut antara tahanan dan petugas.
Keributan tersebut dipicu dengan adanya kiriman makanan dari keluarga.
Hal ini mengharuskan petugas memeriksa makanan tersebut, akan tetapi para narapidana tidak terima dan terjadilah keributan tersebut.
Selain itu, napi teroris juga ingin bertemu dengan terdakwa kasus bom Thamrin, Aman Abdurrahman.
Pada peristiwa tersebut, 155 narapidana kasus terorisme menyandera anggota polisi selama 39 jam lamanya.
Sampai dengan Rabu tengah malam para napi berhasil menguasai seluruh rutan Mako Brimob.
Sementara polisi hanya berjaga di luar Gedung.
Baca juga: Ferdy Sambo Cium Putri Candrawathi yang Menangis di Rekontruksi Pembunuhan Brigadir J
Baca juga: Beda Penampilan Ferdy Sambo Berbaju Tahanan dan Diborgol, Kenapa Putri Candrawathi Tidak?
Baca juga: Ternyata Segini Gaji Perawat di Arab Saudi, Sangat Menggiurkan karena Bisa Kaya Mendadak
Pada Rabu (9/5/2018) sore, pihak kepolisian melaporkan bahwa ada 5 anggota Densus 88 Antiteror dan satu orang napi tewas dalam kerusuhan yang terjadi.
Para napi teroris juga dilaporkan berhasil merebut senjata petugas dan menyandera satu anggota Densus.
Selanjutnya pada Kamis (10/5/2018) sekitar pukul 00.00 WIB polisi yang menjadi sandera berhasil dibebaskan dalam keadaan hidup.
Saat tragedi kerusuhan terjadi, Iptu Sulastri tak terelakan dari pukulan mentah para napi.
Secara sadis, napi-napi tersebut menghajarnya tanpa ampun hingga babak belur dan mengalami luka serius di bagian wajah dan mulut.

Bahkan gigi Iptu Sulastri sampai hancur akibat kekejaman para napi tersebut.
Beruntungnya, Iptu Sulastri masih selamat dan segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat penanganan.
Empat tahun berlalu, hingga kini Iptu Sulastri naik jabatan menjadi AKP dan menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Sanggau.
Sosoknya dikenal sebagai puteri Dayak Kalimantan yang memiliki kepribadian sangat baik.
Selain itu, wanita kelahiran 1979 itu juga pernah membantu proses kelahiran dan merawat bayi yang baru lahir dari narapidana teroris.
Iptu Sulastri juga menjadi penolong bagi narapidana yang dikeroyok narapidana lainnya dan memindahkannya ke sel tersendiri agar tidak terjadi keributan kembali.
Lima anggota Brimob tewas
Diketahui dalam tragedi Mako Bribom 2018 tersebut menewaskan lima orang anggota Brimob.
Mereka yang gugur dalam tragedi kerusuhan tersbeut mendapatkan kenaikan Pangkat Luar Biasa Anumerta.
Mereka adalah Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas, Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli Idensos, Iptu Luar Biasa Anumerta Rospuji, Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiadi, dan Brigpol Luar Biasa Anumerta Fandy Setyo Nugroho.
(Bangkapos.com/Vigestha Repit)