Cara Mengatasi Anak yang Kecanduan Game Online, Ini Tips dr Aisah Dahlan

Dokter neoruparenting, dr Aisah Dahlan menjelaskan cara mengatasi anak yang kecanduan game online.

Penulis: Widodo | Editor: Evan Saputra
YouTube Pecinta dr Aisah Dahlan CHt
dr Aisah Dahlan menjelaskan cara mengatasi anak yang kecanduan game online. 

BANGKAPOS.COM -- Saat ini sudah era digitalisasi, dimana anak-anak yang sangat muda atau belia sudah memiliki gadget.

Handphone sudah membuat candu, tidak hanya anak-anak tetapi orang tua.

Mudah ditemukan orang yang duduk bersama dalam satu tempat tetapi tidak bertegur sapa.

Masing-masing sibuk dengan HP di tangan.

Begitu juga pada anak-anak yang sudah kecanduan HP dan game online.

Banyak anak-anak yang memilih game terutama game online.

Dalam sebuah kajian dr Aisah Dahlan, ada orang tua yang mengeluhkan sekaligus menanyakan cara menghadapi seperti itu.

Baca juga: Inilah Daftar Motor dan Mobil yang Bakal Dilarang Isi Pertalite, Buruan Cek Kendaraan Kamu

Sebab, kebanyakan anak bermain game online hingga lupa waktu.

dr Aisah Dahlan
dr Aisah Dahlan (YouTube SUAS Videos)

Bahkan parahnya lagi ketika ditegur orang tua, sang anak tidak terima dan abai.

Hal itu ada dalam sebuah kajian dr Aisah Dahlan, sebab ada orang tua yang mengeluhkan sekaligus menanyakan cara menghadapi seperti itu.

dr Aisah menegaskan jika anak laki-laki memang senang bermain game karena otak kanannya lebih dominan sehingga laki-laki memang kecenderungannya bermain anak laki-laki lebih tinggi.

Hal itu sebagaimana dilansir dari video di kanal YouTube Pecinta dr Aisah Dahlan, CHt diunggah pada 1 Desember 2020.

dr Aisah Dahlan juga menambahkan, karena ini perkembangan era digital dimana banyak kemajuan teknologi, media bermain mereka pun bergeser ke pemainan digital seperti game online.

Karena anak laki-laki pada zaman dulu biasa bermain permaian yang menguras fisik seperti bermain sepeda, layang-layang dan lainnya.

"Sebetulnya orang yang kecanduan game online ada kemiripan dengan kecanduan narkoba, namun kecanduan game itu lebih pada psikologis atau hormone-hormonnya terganggu," Kata dr Aisah Dahlan.

Baca juga: Motor Belum Wajib Daftar MyPertamina untuk Beli Pertalite, Hanya Untuk Mobil

Baca juga: BBM Naik, Inilah Daftar Harga Motor Listrik, Harga Mulai Rp 11 Juta, Jarak Tempuh Bisa 120 KM

Selain itu, beberapa ciri khas orang saat kecanduan game antara lain:

Tidak mau mengalah dan memiliki kebiasaan berbohong pada orang lain karena dorongan untuk bermain game

Sering menghamburkan uangnya hanya demi sebuah game.

Memiliki keinginan untuk selalu bermain game setiap waktu.

Menghabiskan sebagian waktunya untuk bermain game tanpa menjalani aktivitas normalnya

Merasa murung, stress ketika aktifitas gamenya dibatasi atau tidak bisa bermain game.

Lantas bagaimana cara mengatasi kecanduan game?

Pertama menurut dr Aisah Dahlan adalah batasi waktu bermain game.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecanduan game online adalah dengan membatasi waktu bermain game.

Jika sering menghabiskan waktu bermain setiap hari, cobalah untuk membuat jadwal bermain game dan beri batas waktu, setidaknya 1 sampai 2 jam sehari.

Lalu mencari hobi baru

Untuk mengurangi obsesi terhadap game yang sering dimainkan, cobalah beberapa hobi baru selain bermain game, misalnya bermain alat music atau membaca buku.

Tak hanya itu, aktivitas fisik pun juga membantu menjaga tubuh agar tetap sehat dan fit, serta mencegah masalah kesehatan karena terlalu sering bermain game.

Kegiatan tersebut bisa digunakan untuk mengalihkan perhatian dari layar ponsel.

Jauhkan perangkat game dari jangkauan mata

Biasanya kamar tidur sering menjadi tempat nyaman untuk bermain game, apalagi jika game tersebut dimainkan berjam-jam hingga larut malam.

Tentu hal tersebut akan mengganggu waktu tidur, hingga berdampak pada kondisi tubuh esok harinya.

Alangkah baiknya jika letakkan perangkat tersebut sebelum tidur, misalnya diatas meja atau lemari yang jauh dari pandangan mata.

Lalu opsi yang terakhir adalah Jalani psikoterapi

Kecanduan game online merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang belakangan banyak terjadi.

(Bangkapos.com/Widodo)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved