Kenapa Bisa Memaafkan Tapi Tak Bisa Melupakan? Ternyata Ini Penyebabnya Kata dr Aisah Dahlan

dr Aisah Dahlan menjelaskan alasan kenapa seseorang bisa memaafkan namun tak bisa melupakan

Penulis: Widodo | Editor: Ardhina Trisila Sakti
YouTube Pecinta dr Aisah Dahlan CHt
dr Aisah Dahlan menjelaskan alasan kenapa bisa memaafkan namun tak bisa melupakan. 

BANGKAPOS.COM -- dr Aisah Dahlan menjelaskan kenapa bisa memaafkan namun tak bisa melupakan.

Hal itu dia beberkan dalam sebuah video di kanal YouTube Pecinta dr Aisah Dahlan, CHt yang diunggah pada 21 Mei 2022.

Dilansir oleh Bangkapos.com dalam video, dr Aisah Dahlan mengatakan bahwa Demensia itu di usia tertentu.

Demensia adalah penyakit yang menyebabkan penurunan daya ingat dan cara berpikir.

Baca juga: 11 Detik Video Gisel dan Wijin Viral di TikTok Jadi Sorotan, Terciduk Manja dan Nempel Mulu

Baca juga: Kisah TKW di Taiwan Mau Pulang Kampung Tapi Majikan Lansia Ingin Ikut, Begini Akhirnya

Baca juga: Polres Pangkalpinang Gelar Sertijab, Posisi Kabag Ops hingga Kasat Lantas Berubah

Baca juga: Siapa Rehan yang Jadi Trending Topic di Twitter? Begini Awal Kemunculan Namanya

Kondisi ini berdampak pada gaya hidup, kemampuan bersosialisasi, hingga aktivitas sehari-hari penderitanya.

Bisa juga demensia diartikan adalah pikun.

"Dari ilmu otak itu biasanya Demensia di usia 60 tahun ke atas," kata dr Aisah Dahlan.

Dia menyebutkan, kenapa tidak bisa melupakan karena Allah mau kita tidak boleh melupakan peristiwa itu sebagai pelajaran.

"Misalnya contoh, suami kita marah karena dia datang tidak kita sambut. Dia marah kan pasti kita kesel tapi bisa memafkan suami, namun tak bisa melupakan," katanya.

Dia melanjutkan bahwa tak bisa melupakan bahwa itu sebagai pembelajaran.

"Oh iya, suami datang jam 5, jadi kalau ada kegiatan lain kita tinggalkan dulu demi suami," bebernya.

Lanjut dr Aisah Dahlan bahwa kalau sampai itu lupa, maka besok akan terulang lagi.

"Allah buat sedemikian rupa agar tidak lupa. Memafkan bukan berarti melupakan," sebutnya dalam video.

Memafkan juga bukan berarti menyetujui perbuatan yang tidak disukai tersebut.

Dia kembali mengingatkan bahwa memafkan bukan berarti melupakan itu sebagai bentuk pembelajaran.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved