Kisah Mahsa Amini, Wanita yang Diduga Tewas Disiksa Polisi Iran Gegara Langgar Aturan Berjilbab
Belakangan ini publik dunia sedang menyoroti kasus kematian Mahsa Amini, wanita yang tewas usai ditahan polisi moral Iran
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Ardhina Trisila Sakti
Kisah kematian Mahsa Amini pun menuai kecaman dari selebriti dan politisi Iran.
Mahmoud Sadeghi, seorang politisi reformis dan mantan anggota parlemen, meminta pemimpin tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei, untuk angkat bicara atas kasus Mahsa Amini.
“Apa yang dikatakan pemimpin tertinggi, yang secara sah mencela polisi AS atas kematian George Floyd, tentang perlakuan polisi Iran terhadap Mahsa Amini?” Sadeghi berkicau pada Jumat (16/9/2022).
Kementerian dalam negeri dan jaksa Teheran meluncurkan penyelidikan atas kasus tersebut setelah ada perintah dari Raisi, menurut laporan media pemerintah.
Serangkaian protes pecah di Iran setelah kematian Mahsa Amini.
Demonstran awalnya berkumpul di luar rumah sakit Kasra di Teheran, tempat Mahsa Amini dirawat.
Kelompok hak asasi manusia melaporkan bahwa pasukan keamanan mengerahkan semprotan merica terhadap pengunjuk rasa dan beberapa ditangkap.
Jenazah Amini kemudian diangkut ke provinsi asalnya di Kurdistan untuk dimakamkan, yang berlangsung pada pagi 17 September .
“Institusi keamanan memaksa keluarga Mahsa Amini untuk mengadakan pemakaman tanpa upacara apapun untuk mencegah ketegangan,” kata Soma Rostami dari Hengaw, sebuah organisasi hak asasi manusia Kurdi sebagaimana dilansir Guardian.
Terlepas dari peringatan tersebut, ratusan orang dilaporkan berkumpul di kota asal Amini, Saqqez, untuk pemakaman. Beberapa meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah seperti “matilah diktator.”
Organisasi masyarakat sipil Kurdi telah menyerukan pemogokan umum di seluruh Kurdistan.
Video pengunjuk rasa di Saqqez merobek poster pemimpin otoriter Iran Ayatollah Khamenei, menyebar di media sosial.
Mahsa Amini, 22, who died in the custody of Iran's morality police over forced hijab rules, was buried in her hometown of Saqqez, Kurdistan province, today.
Her funeral turned into a scene of large protests, violently confronted by security forces. pic.twitter.com/DqVjbSjIhE
— Shayan Sardarizadeh (@Shayan86) September 17, 2022