Berita Pangkalpinang

Gaduh Soal Paracetamol Sirup, DPRD Kota Pangkalpinang Minta Dinkes Sampaikan ke Publik

Komisi I yang juga membidangi masalah kesehatan kerap kali mendapatkan masukan dan pertanyaan dari masyarakat.

Penulis: Cepi Marlianto |
Bangkapos.com/Cepi Marlianto
Anggota DPRD Kota Pangkalpinang, Rio Setiady. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Belakangan ini masyarakat digaduhkan dengan adanya imbauan penggunaan obat cair jenis paracetamol untuk anak. Hal ini terkait saran dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk menghindari sementara pemakaian paracetamol sirup terkait kasus gagal ginjal akut misterius kepada anak.

Menyikapi hal itu Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pangkalpinang, Rio Setiady meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat untuk menjelaskan informasi tersebut secara gamblang kepada masyarakat. Hal ini supaya masyarakat tidak termakan hoaks atau berita yang belum pasti kebenarannya.

"Saya kira Dinas Kesehatan kota maupun provinsi segera mencari informasi yang akurat, serta dapat dipercaya dan menyampaikannya kepada masyarakat luas. Ini dikarenakan lalu lintas berita ataupun info yang sampai ke masyarakat kita sangat cepat tanpa diketahui validasinya," kata dia kepada Bangkapos.com, Rabu (19/10/2022).

Rio mengatakan, Komisi I yang juga membidangi masalah kesehatan kerap kali mendapatkan masukan dan pertanyaan dari masyarakat. Terutama terkait dengan adanya imbauan yang melarang penggunaan Paracetamol sirup kepada anak-anak dikarenakan dapat memicu datangnya penyakit ginjal.

Maka dari itu pihaknya mendesak Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang untuk bergerak cepat, terutama dalam mendapatkan informasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan IDAI. Apakah benar pemakaian Paracetamol sirup dapat menyebabkan gagal ginjal pada anak.

"Agar masyarakat yang terlanjur mendapatkan informasi yang simpang siur ini mendapatkan sebuah informasi yang valid. Jangan sampai semakin banyak korban bertambah, sementara informasi yang mereka dapatkan belum tentu adalah sebuah kebenaran," jelas Rio.

Lebih jauh lanjut politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menyebut, beberapa hari terakhir memang isu Paracetamol ini sudah mulai berkembang liar di media sosial.

Sudah semestinya masyarakat diberikan informasi yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Sehingga ketika masyarakat memutuskan untuk menggunakan atau tidak menggunakan Paracetamol justru tidak memunculkan kejadian yang tidak diinginkan, terutama membahayakan kesehatan.

Apalagi obat cair Paracetamol ini dijual bebas di toko-toko kelontong ataupun apotek. Di mana masyarakat bisa membeli dengan leluasa tanpa ada batasan atau resep dokter.

"Kita berpikir masyarakat harus diberikan info yang valid dan benar sehingga, dan saya kira lembaga yang pas menyampaikan hal tersebut adalah Dinas Kesehatan di setiap daerah," sebutnya.

Kendati demikian kata Rio, pihaknya sendiri sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang.

Menurut mereka, untuk jangka panjang sebaiknya dihindari penggunaan Paracetamol dan harus menggunakan resep dokter.

Jangan sampai masyarakat langsung minum obat tanpa ada resep dokter ataupun petunjuk dari tenaga kesehatan.

Oleh karenanya ia berharap masyarakat dapat mengetahui informasi ini secara valid dan lembaga yang memang bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan masyarakat.

"Dan dapat menyampaikan hal ini dengan jelas dan masif, agar informasi yang disampaikan ke publik pun dapat diterima secara benar dan akurat," pungkas Rio.

Dilansir dari Kompas.com Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengimbau para orangtua untuk tidak memberikan obat Paracetamol sirup sementara waktu mengingat munculnya kasus gangguan ginjal misterius pada anak.

Ketua Pengurus Pusat IDAI dr Piprim Basarah Yanuarso SpA(K) mengatakan, imbauan ini merupakan bentuk kewaspadaan dini.

Ia juga menegaskan, bukan berarti IDAI meminta untuk menyetop peredaran maupun konsumsi parasetamol sirup. Menurut Piprim, peredaran obat bukan kewenangan IDAI, melainkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Kalau IDAI itu kewaspadaan dini. Kita wajib mengingatkan. Karena kasusnya banyak lho AKI (acute kidney injury/gangguan ginjal akut) ini. Jadi kita sangat sayang anak-anak Indonesia. Apapun yang ada kecurigaan, kita harus waspada," kata Piprim saat klarifikasi melalui Live Instagram, Selasa (18/10/2022).

Piprim mengungkapkan, penyetopan konsumsi parasetamol sirup juga tidak bisa dilakukan karena belum ada penyebab pasti gangguan ginjal akut pada anak. Dalam penyelidikan, IDAI menemukan sejumlah dugaan yang masih perlu diteliti lebih lanjut.

Dugaan karena keracunan/intoksikasi etilen glikol pada parasetamol sirup juga baru muncul ketika adanya kasus serupa di Gambia.

(Bangkapos.com/Cepi Marlianto)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved