Berita Sungailiat

Satu Balita di Kabupaten Bangka Terindikasi Sakit Gagal Ginjal Akut, Waspadai Jika Anak Tak Kencing

Masyarakat saat ini khawatir maraknya kasus gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA).

Penulis: Nurhayati CC | Editor: nurhayati
Bangkapos.com/Edwardi
Wakil Bupati Bangka Syahbudin sidak ke apotek didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, dr Then Suyanti, dan Kepala Dinkominfotik Kabupaten Bangka, Boy Yandra, Senin (24/10/2022). 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Masyarakat saat ini khawatir maraknya kasus gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA).

Diduga kasus gagal ginjal ini dipicu oleh obat sirop yang mengandung etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DGH)  yang melebihi ambang batas normal. 

Di beberapa daerah di Indonesia kasus gagal akut cukup banyak terjadi terutama menyerang para balita

Ternyata kasus gagal ginjal akut pada balita ini juga ditemukan di wilayah Kabupaten Bangka.

Terungkap ada satu balita berusia dua tahun yang teridentifikasi penyakit gagal ginjal, misterius ini. 

Pasien anak laki-laki itu sudah dirawat di rumah sakit dan kondisinya semakin membaik.

Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, dr Then Suyanti, di sela kegiatan sidak ke apotek mendampingi Wakil Bupati Bangka Syahbudin, Senin (24/10/2022).

Dia mengungkapkan, pasien anak tersebut masuk rumah sakit pada hari Kamis (20/10/2022) lalu.

Waktu itu, kondisi anak tidak bisa buang air kecil selama 12 jam, memiliki riwayat demam, batuk dan pilek.

"Beruntung orang tua pasien cepat tanggap dan segera membawanya ke dokter. Ternyata ada gangguan ginjalnya, kemudian diobati, lalu besok hari Jumat (21/10/2022) sudah membaik gangguan ginjalnya, jadi sudah normal," jelas Then Suyanti.

Hasil sampelnya sudah dikirim ke laboratorium toksikologi di Palembang Sumsel.

"Kita masih menunggu hasilnya, kita juga sudah melaporkan ke pemerintah pusat, menggunakan SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons) puskesmas," ungkap dr Then.

Dinkes Bangka, lanjutnya, sudah memanggil seluruh dokter di puskesmas, rumah sakit, dan tenaga promosi kesehatan dengan narasumber spesialis untuk memberi tahu ciri-ciri kasusnya seperti apa, mengingat kasus gangguan ginjal akut misterius masih baru, sehingga membutuhkan penanganan segera.

"Tenaga promkes juga diminta untuk menosialisasikan ke masyarakat, serta obat sirop yang sementara dilarang penggunaannya dikonsumsi masyarakat," kata Then Suyanti.

Jangan Panik

Sumber: bangkapos.com
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved