Berita Pangkalpinang

Guru BK SMKN 1 Pangkalpinang Sebut Kecemasan Siswa Kerap Terjadi, Namun Masih Tahap Wajar

Asto mengemukakan, jika berdasarkan pengamatan karakter siswa di sekolah, kecemasan pada siswa tak dipungkiri memang kerap terjadi.

Editor: Novita
Bangkapos.com/Akhmad Rifqi Ramadhani
Guru Bimbingan Konseling SMKN 1 Pangkalpinang, Y Asto Nursihwana. 

Asto mengatakan, ketika remaja cemas mereka cenderung lari ke arah yang membuat mereka nyaman, namun nyatanya itu hal yang negatif.

"Contoh, gabung nongkrong bersama teman-teman untuk menghilangkan kecemasan dan stresnya dengan minuman keras atau nongkrong overtime," jelasnya.

Oleh karena itu, lanjut dia peran guru BK sangat penting di sini dalam memberi arahan agar emosi mereka dapat stabil.

"Kecemasan itu tidak kita pungkiri pasti ada, ketika mereka curhat becerita apa yang dialami, di sini kita harus mendengarkan," tandasnya.

Sebab, rata-rata para remaja mempunyai pendapat yang tidak bisa diungkapkan ke orangtua sehingga disimpan sendiri

"Biasanya orang dewasa itu, jika mereka berbicara, cenderung memotong atau menghakimi," sebutnya.

Kondisi ini membuat remaja tidak nyaman, karena pada dasarnya mereka butuh tempat untuk keluh kesah dan ada orang yang bisa mendengarkan ceritanya. Oleh sebab itu, mereka jarang berinisiatif untuk menceritakan permasalahan yang dihadapi.

"Kita harus memberikan dorongan mereka agar mau konseling. Kalau dari diri mereka sendiri yang inisiatif untuk datang bercerita, itu sangat susah. Karena mereka beranggapan jika bercerita lebih senang dengan seumuran mereka," jelasnya.

Untuk mengatasinya, guru BK mesti menghilangkan jarak antar peserta didik, sehingga mereka merasa layaknya seorang teman.

"Karena tidak kita pungkiri bahwa jarak itu pasti ada sehingga mereka sungkan. Misalnya karena guru yang lebih dewasa sehingga mereka tidak nyaman bercerita. Menghilangkan gap itu dengan jalur yang tepat, misalnya bercanda dan tidak over (berlebihan)," tutur Asto.

Jika rasa sungkan itu dihilangkan, siswa akan bercerita dengan sendirinya mengungkapkan isi hati

"Kami sebagai guru BK dituntut untuk fleksibel, kapan menjadi teman untuk mereka dan menjadi guru, serta tenaga pendidik," ucapnya. (Bangkapos.com/Akhmad Rifqi Ramadhani).

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved