Berita Bangka Barat
Hadapi Cuaca Ektrem di Bangka Barat, Tim Gabungan Gelar Simulasi Kecelakaan Laut
Tim Gabungan menggelar simulasi tanggap darurat kecelakaan laut, di Pelabuhan Tanjungkalian,Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Rabu (16/11/2022).
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Tim Gabungan menggelar simulasi tanggap darurat kecelakaan laut, di Pelabuhan Tanjungkalian, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rabu (16/11/2022).
Kegiatan ini sudah dilakukan oleh tim gabungan dari BPBD, Basarnas, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) dan instansi lainnya, selama dua hari dimulai Selasa (15/11/2022) dan Rabu (16/11/2022).
Baca juga: Pernikahan Dini di Babel Tertinggi Nomor Lima Nasional, BKKBN Sebut Rentan Perceraian dan Stunting
Baca juga: Angka Pernikahan Dini di Bangka Belitung Tahun 2021 Sebesar 14,05 Persen, Tertinggi di Daerah Ini
Simulasi operasi penyelamatan dan pemadaman ini diadakan guna mengantisipasi kecelakaan laut dan cara menangani saat ada terjadi peristiwa.
Selain itu, saat ini cuaca di Kabupaten Bangka Barat sering ekstrem dan menanganinya saat jadi bencana.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangka Barat, Achmad Nursandi mengatakan, simulasi ini dilakukan untuk persiapan menghadapi cuaca ekstrem dan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) di Pelabuhan Tanjungkalian.
"Ada dua momen yang kita antisipasi dalam keadaan cuaca eksrem. Kemungkinan akan ada kecelakaan laut. Terus Nataru, ini pelabuhan Tanjungkalian Muntok merupakan salah satu pintu masuk yang padat," kata Achmad Nursandi, Rabu (16/11/2022).

Sementara itu, GM ASDP Pelabuhan Tanjungkalian Christopher Samosir menyebutkan pihaknya mendukung program simulasi yang diinisiasi oleh pemerintah daerah tersebut.
"Ini merupakan bagian program daerah kita support dan dukung kebetulan ini titik fokusnya di Pelabuhan Tanjungkalian," kata Christopher.
Baca juga: Nelayan Resah Puluhan Kapal Compreng Kepung Perairan Kurau, Pemkab Bangka Tengah Diminta Bertindak
Menurut Christopher, simulasi ini perlu dilakukan untuk menghadapi pada saat situasi darurat di wilayah perairan.
"Intinya karena kebiasaan ini mudah-mudahan menjadi terbiasa kita dalam menagani keadaan darurat agar kita siap dan sedia. Kemudian terakhir kita tutup dengan evaluasi dari hasil simulasi latihan dan terdapat beberapa yang harus kita perbaiki," ucapnya. ( Bangkapos.com/Yuranda)