Berita Bangka Tengah

Air Terjun Sadap Tak Sepopuler Dulu, Terkesan Jalan di Tempat  

Destinasi Wisata Air Terjun Sadap di Dusun Sadap, Desa Perlang, Kecamatan Lubuk Besar, Bangka Tengah (Bateng) kini tidak sepopuler dulu.

Penulis: Arya Bima Mahendra |
bangkapos.com
Seorang anak sedang berenang dan bermain air di Air Terjun Sadap, Dusun Sadap, Desa Perlang, Kecamatan Lubuk Besar, Bangka Tengah. Foto diambil beberapa waktu lalu. (Bangkapos.com/Dok) 

BANGKAPOS.COM , BANGKA -- Destinasi Wisata Air Terjun Sadap di Dusun Sadap, Desa Perlang, Kecamatan Lubuk Besar, Bangka Tengah (Bateng) kini tidak sepopuler dulu.

Bahkan, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa pengembangan dan pembangunan destinasi wisata tersebut terkesan jalan di tempat.

Kondisi ini justru berbeda pada air terjun tetangganya yakni Air Terjun C2, Desa Lubuk Pabrik yang terus mengembangkan wisatanya dengan membangun berbagai macam fasilitas penunjang.

Kondisi itu diakui oleh Kepala Desa (Kades) Perlang, Yani Basaroni. Dia menyebutkan, pengembangan destinasi wisata Air Terjun Sadap tidak bisa dilakukan lantaran terkendala status kawasan tersebut yang merupakan kawasan hutan.

Terlebih lagi, saat ini pengurus Hutan Kemasyarakatan (HKm) di Kawasan Air Terjun Sadap tersebut sudah dibekukan atau tidak aktif lagi.

"Dulu, kalau mau membangun bangunan fisik di sana (Air Terjun Sadap -red) maka izinnya ke pengurus HKm. Tapi sekarang HKm-nya udah dibekukan karena tidak akti lagi," jelas Roni, sapaan akrabnya, Rabu (23/11/2022).

Selain itu, kendala lainnya dikarenakan kawasan Air Terjun Sadap tersebut sudah banyak lahan-lahan perkebunan milik masyarakat.

"Kalau mau membangun di situ, mau enggak mau kita harus bayar ganti rugi lahan. Sedangkan kita ini enggak ada biayanya," ujarnya.

Berbeda halnya pada yang terjadi di Air Terjun C2 dimana kawasan tersebut memang sudah merupakan hutan lebat yang kemudian dibuka menjadi destinasi wisata.

Sedangkan menurut Roni, untuk kawasan di Air Terjun Sadap ini memang sedari jaman nenek moyang dulu sudah banyak lahan perkebunan milik warga.

"Maka dari itu, di Air Terjun Sadap itu enggak ada retribusi yang masuk ke pemerintah daerah maupun pemerintah desa. Kalaupun ada biaya parkir, itupun yang mengelola masyarakat sekitar untuk biaya kebersihan dan lain sebagainya," terangnya.

Meski tak seramai dan sebanyak Air Terjun C2, Roni berujar bahwa Air Terjun Sadap juga masih cukup banyak dikunjungi oleh wisatawan.

"Apalagi saat ini kita punya wisata Danau Pading yang lokasinya searah dengan Air Terjun Sadap. Jadi kalau ada wisatawan yang ke Dana Pading, mereka biasanya langsung lanjut ke Air Terjun Sadap untuk mandi," ujarnya.

Oleh karena itu, saat ini pihaknya sedang fokus mengembangkan destinasi wisata Danau Pading dengan gencar membangun berbagai macam fasilitas penunjang.

"Saat ini di Danau Pading sedang dibangun penambahan gazebo dan nanti juga akan dibangun area parkir, pos jaga dan fasilitas untuk pelaku UMKM oleh Pemda," tambahnya.

Selain itu, pada tahun depan, melalui BUMDes juga akan dianggarkan pembangunan panggung budaya dan pengadaan alat band untuk menambah hiburan di Danau Pading.

"Dengan begitu, maka nanti semakin banyak masyarakat yang mau datang berwisata ke Danau Pading dan Desa Perlang secara umumnya," katanya. (Bangkapos.com/Arya Bima Mahendra)

 

 

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved