Arti Masya Allah Tabarakallah Beserta Waktu yang Tepat untuk Menggunakannya
Ucapan ini kerap muncul atau diungkapkan banya orang ketika melihat atau mengetahui sesuatu yang menakjubkan, menyejukkan, atau menyenangkan
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda |
BANGKAPOS.COM - Ucapan Masya Allah Tabarakallah belakangan begitu populer diucapkan di masyarakat, terutama kaum muslim.
Upan ini adalah ucapan dari Bahasa Arab yang memang banyak dipakai di negara Indonesia.
Mungkin Anda juga sudah tak asing lagi dan sering melontarkan ucapan ini.
Ucapan ini kerap muncul atau diungkapkan banya orang ketika melihat atau mengetahui sesuatu yang menakjubkan, menyejukkan, atau menyenangkan.
Namun, mungkin ada juga banyak masyarakat yang belum mengetahui apa itu arti Masyallah Tabarakallah beserta kapan cara penggunaan yang tepat.
Baca juga: Bacaan Doa Penghapus Dosa Lengkap dengan Artinya, Termasuk Doa Taubat
Baca juga: Doa Mustajab Jumat Sore, Baik Dibaca Setelah Ashar, Lengkap Tulisan Arab, Latin dan Artinya
Ucapan Masya Allah Tabarakallah terdiri dari dua kata, yaitu Masya Allah dan Tabarakallah.
Secara bahasa, ucapan Masya Allah Tabarakallah diartikan sebagai inilah yang dikehendaki oleh Allah, semoga Allah memberkahimu.
Kapan penggunaan kalimat ini secara tepat?
Ungkapan ini biasa diucapkan ketika seseorang melihat sesuatu yang indah, misalnya keindahan alam, atau perbuatan baik yang dilakukan sesama manusia.
Ucapan itu juga bisa disampaikan ketika melihat sesama muslim yang memiliki kecerdasan, paras indah, berlimpah harta benda dan lain sebagainya.
Kalimat ini digunakan seorang muslim saat melihat, merasakan atau mendengar sesuatu yang menakjubkan.
Hukum mengucapkaan Masya Allah Tabarakallah
Melansir dari Muslim.or.id, hukum mengucapkan Masya Allah Tabarakallah dijelaskan oleh Asy Syaikh Abdurrahim bin Abdillah As Suhaim, da’i dari Kementerian Agama Saudi Arabia.
Syaikh menjelaskan jika perkataan “Masyaallah Tabarakallah" memiliki landasan dari As Sunnah.
Hal itu sesuai dengan apa yang disampaikan abi Shallallahu’alaihi Wasallam kepada Amir bin Rabi’ah radhiallahu’anhu: “Mengapa engkau tidak mendoakan keberkahan ketika melihat hal menakjubkanmu?” (HR. Ahmad).