Arti Masya Allah Tabarakallah Beserta Waktu yang Tepat untuk Menggunakannya

Ucapan ini kerap muncul atau diungkapkan banya orang ketika melihat atau mengetahui sesuatu yang menakjubkan, menyejukkan, atau menyenangkan

muslimobsession.com
Ilustrasi Berdoa dan Berdzikir di Malam Lailatul Qadar (muslimobsession.com) 

Dalam riwayat An Nasa-i dalam Al Kubra menggunakan lafadz: “mengapa engkau tidak mendoakan keberkahan? Karena ‘ain itu benar adanya“

Oleh karena itu, ucapan Masya Allah Tabarakallah disyariatkan ketika seseorang melihat hal yang menakjubkan pada diri orang lain.

Anda juga dapat menyebutkan dzikir yang umum untuk menghindarkan diri dari penyakit hati.

Diketahui Masyaallah adalah kalimat thayyibah (kalimat baik) yang sering diucapkan oleh seorang muslim ketika merasa takjub terhadap suatu hal.

Melansir dari buku Akidah Akhlak oleh Ahmad Kusaeri, mengucapkan masya Allah ketika merasa takjub bermakna bahwa muslim tersebut telah mengagungkan Allah Swt. sebagai Tuhan yang Maha Berkehendak atas segala sesuatu.

Walaupun kalimat itu sering diucapkan atau didengar, namun masih banyak yang memperdebatkan bagaimana tulisan masya Allah yang benar.

Pasalnya ada yang menulis Masya Allah atau Masha Allah

Lantas yang mana yang benar?

Berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Agama (Menag) dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia Nomor 158 Tahun 1987 Nomor 0543b/U/198.

Pembakuan pedoman ini disusun sedemikian rupa agar mudah digunakan oleh masyarakat Indonesia.

Dengan demikian, penulisan kata yang tepat adalah Masya Allah bukan Masha Allah.

Hal ini juga sesuai dengan penulisan dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi daring yang menetapkan Masya Allah sebagai kata baku.

Bentuk bahasa Arab dari kata Masha Allah atau Masya Allah adalah مَا شَاء اللَّهُ yang menggunakan huruf hijaiyah syin.

Apabila dilihat dari ketentuan transliterasi dari Kemenag dan Kemendikbud, huruf hijaiyah syin ditulis menjadi sy dalam bentuk latinnya.

Namun apabila ingin lebih sempurna, maka kita bisa menulis “maa syaa Allah” (ما شاء الله) sebagaimana diterangkan dalam buku Tafsir Al Quranul Karim Surat Al Kahfi karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al’ Utsaimin (1998).

(Bangkapos.com/Vigestha Repit)

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved