Amalan dan Doa
3 Kisah Nyata Bukti Keajaiban Zikir Hasbunallah Wanikmal Wakil hingga Seorang TKW Bebas dari Hukuman
3 Kisah Nyata Bukti Keajaiban Zikir Hasbunallah Wanikmal Wakil hingga Seorang TKW Bebas dari Hukuman
Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
Malaikat Jibril berkata apakah engkau memerlukan sesuatu pertolongan dariku"
Nabi Ibrahim menjawab aku tidak memerlukan pertolongan apapun darimu aku hanya memerlukan pertolongan dari Allah Subhanahuwata'ala.
Selepas itu Nabi Ibrahim melantunkan zikir Hasbunallah Wanikmal Wakil terus menerus.
Berkat keyakinannya kepada Allah. Allah berkehendak menyelamatkannya dengan mengubah sifat api yang panas menjadi dingin.
Kejadian ini tertulis di dalam Alquran Surat Al-Anbiya ayat 69., Allah Subhanallahhuwata'ala berfirman : wahai api jadilah kamu dingin dan jadilah kamu penyelamat bagi brahim.
Dan saat Nabi Ibrahim dilempar ke dalam kobaran api maka beliaupun tidak terbakar, dan tidak mendapatkan bahaya apapun bahkan yang dirasakan nabi Ibrahim adalah rasa dingin namun bukan rasa dingin yang menyakitkan.
Setelah beberapa hari akhirnya kobaran api yang besar itupun padam. Kemudian Nabi Ibrahim keluar dari puing-puing sisa kebakaran dalam keadaan selamat tanpa ada luka sedikitpun. Sehingga banyak membuat keheranan banyak orang.
2. Kisah kedua, Keajaiban kedasyatan zikir Hasbunallah Wanikmal Wakil
Peristiwa keajaiban ini pernah dialami seorang pedagang di zaman Rasulullah sallahu Alihi Wasallam yang hendak meminjam uang untuk modal usaha kepada seorang mukmin. Si Mukmin bertanya apa jaminan darimu agar dapat membayar pinjaman mu.
Si Pedagang menjawab Allah Subhanahuwata'ala. Si mukmin berkata "Maka kalau itu jaminanmu maka aku percaya,"
Keduanya sepakat perihal hari yang ditentukan untuk melunasi hutang.
Singkat cerita uang yang dipinjam sudah digunakan pedagang untuk berdagang. Ketika waktu sudah jatuh tempo si pedagang membawa hasil keuntungan dagangannya untuk menepati janji kepada si mukmin.
Namun sesampai di seberang lautan tidak ada satupun perahu atau kapal yang bisa membawa pedagang ke tempat tujuan kediaman si mukmin.
Karena khawatir lewat dari jatuh tempo dari kesepakatan dengan si mukmin. Si pedagang mengambil sebuah kayu dan melubangi kayu tersebut, kemudian dimasukkan sejumlah uang dan sebuah surat ke dalam lubang kayu tersebut.
Keesokan harinya sang pedagang membawa uang pengganti yang lain kemudian menyerahkan uang tersebut kepada si mukmin.