Berita Bangka Tengah

Bangka Tengah Jadi Pilot Proct Digital Farming, Diharapkan Bisa Tingkat Kapasitas Produksi

Bank Indonesia terus mendorong digitalisasi para pelaku usaha pertanian melalui digital farming.

Penulis: Sela Agustika | Editor: nurhayati
Bangkapos.com/Sela Agustika
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP), Provinsi Bangka Belitung, Edi Romdhoni 

BANGKAPOS.COM,BANGKA -- Bank Indonesia terus mendorong digitalisasi para pelaku usaha pertanian melalui digital farming.

Pemberian teknologi digital pada pertanian untuk meningkatkan kapasitas produksi.

Selain untuk meningkatkan kapasitas, pemanfaatan teknologi ini juga bertujuan untuk meningkatkan efisiensi biaya dan perluasan pasar UMKM.

Kabupaten Bangka Tengah menjadi salah satu pilot roject yang telah menerapkan digital farming di Bangka Belitung. 

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP), Provinsi Bangka Belitung, Edi Romdhoni mengatakan jika penerapan sistem pertanian digital farming memang belum sepenuhnya dilakukan, khususnya di Indonesia.

Meski baru pilot project, ia berharap penerapan digital farming oleh petani di Bangka Tengah bisa memberi hasil produktivitas yang baik, sehingga bisa menjadi motivasi bagi petani-petani di kabupaten lainnya untuk diterapkan.

"Digital farming ini baru launcing di Padang Mulia, Koba, Bangka Tengah, untuk kabupaten lain belum, dan tentunya ini harus dibuktikan dan diakui. Karena jika memang menguntungkan dan meringankan maka para petani ini juga akan bertanya-tanya dengan program ini (digital Farming--red)," jelas Edi kepada Bangkapos.com, Selasa (20/12/2022).

Dia mengatakan, dinas pertanian melalui penyuluh pertanian terus berupaya melakukan sosialisasi dan edukasi dalam meningkatkan hasil produksi pertanian dan ketahan pangan di Bangka Belitung.

"Kawan-kawan penyuluh ini menjadi penyambung lidah kita (Dinas Pertanian), untuk ini kita terus mensuport para penyuluh ini agar memantau petani di Padang Mulia, sehingga apabila betul-betul berhasil dan terbukti lebih hemat dengan produktivitas yang baik setelah menerapkan digital farming ini, maka tidak menutup kemungkinan petani yang lainnya, khususnya untuk petani hortikultura di lahan terbuka," ungkap Edi.

Program pertanian berbasis bantuan digital agroteknologi ini menjadi upaya untuk meminimalkan risiko yang ada.

Memungkinkan  untuk memprediksi kemungkinan hujan, serangan hama dan penyakit.

"Melalui digital farming bisa meringankan penyiraman, dengan hp dan aplikasi digitalisasi asal satelit ada terkoneksi kita juga bisa mantau pemupukan, dan lainnya," ucapnya.

Edi mengakui, dinas pertanian terus mendukung inovasi-inovasi yang dilakukan para penyuluh pertanian dalam meningkatkan produktivitas hasil pertanian.

"Sejauh ini komoditi kita masih impor, cabai merah besar, dan lainnya masih mengandalkam dari luar daerah, dan kita (dinas pertanian--red) terus mendukung inovasi para penyuluh pertanian ini dalam menghemat biaya produksi dan meningkatkan hasil pertanian," ungkap Edi. 

(Bangkapos.com/Sela Agustika) 

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved