Kisah Zay Nova, Warga Bangka Belitung Lulusan UIN Sunan Kalijaga yang Jadi Penyanyi di Kanada
Zay Nova alis Zulpakar adalah warga Bangka Belitung dari Desa Sempan yang kini jadi penyanyi sukses di Kanada. Simak kisah perjuangannya.
Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
Ia lahir di sebuah desa kecil bernama Sempan di Pulau Bangka, Indonesia.
Seperti banyak anak lainnya, salah satu gurunya bertanya, “Kalau kamu besar nanti, kamu ingin jadi apa?” Dia menjawab pertanyaan itu dengan mengatakan, “Saya ingin menjadi penulis lagu!” Saat berusia 7 tahun, dia tidak tahu apa-apa tentang penulisan lagu. Zay Nova hanyalah seorang anak desa miskin yang tidak tahu musik kecuali lagu pengantar tidur yang dinyanyikan ibunya sebelum dia pergi tidur. Ia tidak pernah melihat alat musik dan tidak mengenal musik sama sekali karena tidak ada radio maupun TV di rumah tempat ia dibesarkan.
Listrik tidak masuk ke desanya sampai tahun 1990.
Namun, Zay Nova meninggalkan kampung halamannya pada usia 17 tahun dan pergi ke Pulau Madura di Jawa untuk belajar di Pesantren.
Dia diperkenalkan dengan musik country sementara Shania Twain sangat populer di musik country di seluruh dunia. Dia mulai belajar dan menghafal beberapa lirik dari sampul albumnya dan belajar sendiri lebih banyak bahasa Inggris dengan mendengarkan musik country barat.
Setelah tamat sekolah pada tahun 2002, Zay pindah lagi ke Daerah Istimewa Yogyakarta dekat Jawa Tengah untuk belajar Sastra Arab.
Tak lama kemudian, ia pindah ke fakultas Komunikasi dan Penyiaran Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga di Yogyakarta.
Di kota itu, Zay menemukan musik country barat yang disiarkan oleh stasiun radio Kristen setempat. Dia langsung jatuh cinta dengan musiknya dan mulai belajar sendiri untuk menjadi penyiar radio dan penulis naskah. Setelah merasa cukup percaya diri, dia melamar pekerjaan di stasiun radio yang sama yang memutar musik country barat.
Dia berhasil dalam lamaran pekerjaannya. Sejak hari pertama dia dipekerjakan, dia meningkatkan bahasa Inggrisnya dengan membawa kamus ke stasiun dan berlatih cara mengucapkan setiap kata dari banyak lagu country di playlist radio harian.
Pada tahun 2005, saat kuliah, ia tetap bekerja di stasiun radio sebagai sarana untuk membayar biaya kuliahnya.
Pada saat yang sama, dia memulai sebuah band dan menulis banyak lagu.
Setelah band bubar pada tahun 2010, ia bermain solo di beberapa acara lokal dan kemudian pindah ke Jakarta, ibu kota Indonesia, pada tahun 2014.
Zay memulai karir baru di TV dan sebagai produser radio, produksi komersial audio, dan produser video.
Dia juga bekerja sebagai pembawa acara untuk program TV Jakarta. Dia memutuskan untuk pindah ke Kanada pada tahun 2017 untuk memulai hidup dan petualangan baru.
Dia memilih St. John's, Newfoundland, sebagai rumahnya. Sampai hari ini, St. John's adalah tempat hatinya berada.
(Bangkapos.com/Cici Nasya Nita/teddymalaka/*)
CFT-BKA Gelar Trofeo Internal, Cak Ferry: Ajang Silaturahmi dan Tolak Ukur Pembinaan |
![]() |
---|
PMDA Gelar Seminar Internasional, Bahas Kemandirian Ekonomi Pesantren |
![]() |
---|
Monica Serap Aspirasi Kekurangan Guru dan Infrastruktur Saat Reses di SMAN 4 Pangkalpinang |
![]() |
---|
Mediasi dengan Orangtua CPNS, Kakanwil Ditjenpas Babel Bantah Isu Penyiksaan di Lapas Tanjungpandan |
![]() |
---|
BKOW Babel Gelar Kajian Kisah Inspiratif Bersama Dewi Yull, Himpun Rp169 Juta untuk Palestina |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.