Berita Pangkalpinang

Omzet Pedagang Lato-lato di Pangkalpinang Turun Drastis, Dulu Raup Rp500 Ribu- Rp700 Ribu Sehari

Pedagang lato-lato merasakan turunnya omzet berdagang lato-lato sejak semingguan terakhir

bangkapos.com
Pedagang lato-lato Romli (68) akui penghasilan nya berdagang lato-lato mulai menurun, Minggu (15/1/2023) 

Diakuinya dia menjual lato-lato Rp13.000 untuk satuannya.

Kendati pembeli lato-latonya kian merosot, diakui Romli lato-lato tetap membawa keuntungan baginya selaku pedagang mainan.

"Lumayanlah keuntungannya, bisa Rp5000-an satu buahnya, bisa buat nambah penghasilan," tandas Romli yang juga merangkap sebagai pedagang stroberi ini.

Senada, Engki (47) penjual lato-lato di Alun-alun Kota Pangkalpinang mengungkap hal yang sama

Berjualan lato-lato sejak 1,5 bulan terakhir Engki juga merasakan omzetnya mulai menurun.

"Dulu bisa Rp700 Ribu per hari, sekarang palingan Rp200 ribu per hari," kata Engki.

Pedagang dan supplier lato-lato di Pangkalpinang, Engki (47)
Pedagang dan supplier lato-lato di Pangkalpinang, Engki (47) (bangkapos.com)

Engki yang juga merupakan supplier (pemasok) lato-lato pertama di Pangkalpinang ini menyebut lato-lato sekarang sudah begitu kurang peminatnya.

"Mungkin karena anak-anak udah pada masuk sekolah, trus udah banyak juga orang-orang yang punya jadi dari hari ke hari semakin berkurang. Palingan yang beli warga-warga pendatang dari luar Pangkalpinang," jelasnya.

Sebagai pemasok lato-lato, Engki menyebut lato-lato milikinya ini dia ambil dari sebuah pabrik di Jakarta.

"Saya ngambil berkarung-karung, adalah 5 kiloan, terus saya jual lagi ke pedangang-pedagang kaki lima di Pangkalpinang," jelas Engki.

Meski penghasilannya mulai menurun, Engki tetap tak menyerah dan terus memutar otak agar mainan jualannya itu tetap banyak dibeli.

"Siasatnya ya selalu menghadirkan varian lato-lato yang baru, biar masyarakat nggak bosen. Dulu kan adanya lato-lato biasa warna-warni. Saya baca peluang, kalau lato-lato yang biasa udah kurang peminat saya jual lato-lato varian baru misalnya yang lampu atau lato-lato jumbo yang belum banyak dimiliki orang," kata Engki.

Lato-lato sebagai Seni

Becerita lebih dalam Engki yang sudah berjualan mainan sejak 7 tahun ini mengamati jika lato-lato tak hanya sekadar mainan anak-anak belaka, tetapi bisa jadi seni yang mengasah keterampilan.

"Banyak yang meremehkan lato-lato, dikira mainnya mudah, padahal butuh skill dan ketangkasan," kata Engki.

Bermain Lato-lato
Bermain Lato-lato (Tribunpontianak.co.id/ka)
Sumber: bangkapos
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved