29 Persen Remaja Usia 15-19 Tahun di Babel Ternyata Sudah Pernah Melahirkan, Ini Jelasnya

Bahwa kita mencatat anak-anak pada usia tersebut sudah melahirkan artinya mereka dipencatatan di usia pernikahan begitu. Ini tentu akan...

Kompas.com
Ilustrasi pernikahan dini 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Remaja perempuan usia 15-19 tahun di Bangka Belitung ( Babel ), diduga sudah pernah melahirkan.

Berdasarkan catatan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Kependudukan Pencatatan Sipil dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DP3ACSKB) Bangka Belitung, persentase angka kelahiran remaja perempuan umur 15 -19 tahun di Babel sebesar 29 persen pada tahun 2022.

Angka tersebut tidak jauh berbedar dengan tahun sebelumnya yakni, 28,2 persen tahun 2020 dan 29 persen tahun 2021.

Kepala Bidang Pengendalian Pendudukan dan Keluarga Berencana DP3ACSKB Bangka Belitung, Wardiah mengatakan, persentase remaja yang melahirkan pada usia ini tentu menjadi perhatian Pemprov Babel.

Hal itu dikarenakan, angka kelahiran remaja umur 15-19 tahun ini, secara langsung berhubungan dengan pernikahan dini, serta berdampak pada angka stunting juga.

Baca juga: Jhon LBF Masuk Rumah Sakit Gegara Cuitan Mantan Karyawan, Akui Fisik dan Mentalnya Terganggu

Baca juga: Mobil Avanza Tabrak Warung di Desa Terentang Babar, Penjaga Warung Gorengan Tewas dengan Luka Berat

Baca juga: Dio Bandar Narkoba yang Paling Diburu Polda Babel Ternyata Punya Rekening Rp248 Juta, Kini Disita

"Bahwa kita mencatat anak-anak pada usia tersebut sudah melahirkan artinya mereka dipencatatan di usia pernikahan begitu. Ini tentu akan menjadi perhatian pemerintah," kata Wardiah, saat Rapat Kordinasi Program Pembinaan Keluarga Berencana dalam rangka Mengoptimalkan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Banggakencana) di Sun Hotel, Pangkalpinang, Selasa (31/1/2023).

Kedati demikian, Wardiah mengingatkan bahwa untuk menangani ini tak hanya peran serta pemerintah tetapi perlu peran serta masyarakat.

Rapat Kordinasi Program Pembinaan Keluarga Berencana dalam rangka Mengoptimalkan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Banggakencana) di Sun Hotel, Pangkalpinang, Selasa (31/1/2023).
Rapat Kordinasi Program Pembinaan Keluarga Berencana dalam rangka Mengoptimalkan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Banggakencana) di Sun Hotel, Pangkalpinang, Selasa (31/1/2023). (Bangkapos.com/Cici Nasya Nita)

"Perlu peran masyarakat dan stakeholder lain, bahwa inilah dampak dari pernikahan dini, pada usia anak tapi mereka sudah melahirkan anak," katanya.

Timbulkan Kasus Stunting

Wardiah menjelaskan, dari 29 persen remaja yang melahirkan itu, menimbulkan kasus stunting, namun tak dibeberkan secara rinci untuk persentasenya.

"Kita ada dapat data dari dinas kesehatan bahwa memang terjadi stunting akibat dari usia pernikahan dini," katanya.

Namun Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tetap optimis, dengan segala program yang ada pemerintah bisa menangani kasus anak stunting dan menekan pernikahan dini pada tahun 2023.

"Kita optimis, dengan sinergi yang telah dijalin dengan berbagai stakeholder, dan edukasi kepada remaja, ini bisa ditangani," katanya.

Optimis Kasus Pernikahan Dini dan Stunting Turun

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Kependudukan Pencatatan Sipil dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DP3ACSKB) Bangka Belitung, Asyraf Suryadin menyakini kasus pernikahan dini dan stunting bisa menurun pada tahun 2023.

Baca juga: Bupati Bangka Tak Ingin Rambut Ismir Semakin Rontok, Mulkan Mutasi Kadis PUPR ke DLH

Baca juga: Sinopsis Film Pergi yang Jauh Jangan Lupa Pulang, Tayang di Bioskop Mulai 2 Februari

Baca juga: Kisah TKW Tidur di Kamar Kecil Hanya Beralaskan Kasur Busa Tipis Selama Empat Tahun

Halaman
1234
Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved