Berita Bangka Belitung

Fenomena Prostitusi di Kalangan Pelajar di Babel Jadi Sorotan LPA, Tak Disangka Penyebab Karena Ini

Fenomena prostitusi di kalangan pelajar di Bangka Belitung kian memprihatinkan, Terbaru 11 ABG digerebek Satpol PP Beltim pesta seks dan mabuk-mabukan

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
Bangkapos.com/Nurhayati
Pemerhati Anak yang juga sebagai Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi (Kak Seto didampingi Ketua LPA Bangka Belitung Nurmala Dewi Hernawati dan Sekretaris LPA Bangka Belitung, Nova berbincang dengan Rektor Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung Fadillah Sabri, Kamis (16/2/2023) di Ruang Rektorat Unmuh Bangka Belitung. 

BANGKAPOS.COM--Fenomena pekerja seks komersial di kalangan pelajar di Provinsi Bangka Belitung menjadi sorotan Lembaga Pelindungan Anak (LPA) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Pada umumnya Pekerja Seks Komersial (PSK) yang rata-rata berasal dari kalangan remaja perempuan atau sering disebut Anak Baru Gede (ABG) menjadi daya tarik tersendiri dalam dunia prostitusi.

Rentannya kalangan remaja tergiur menjadi PSK ini diungkap Ketua LPA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nurmala Dewi Hernawati saat menjadi narasumber dalam seminar Exploitasi dibalik Kebebasan Berekspresi bersama Ketua LPAI sekaligus Pemerhati Anak, Seto Mulyadi, Dosen Unmuh Bangka Belitung Adha Al Kodri dipandu Redika sebagai moderator, Kamis (16/2/2023) lalu di Aula Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung.

"Ada PSK berseragam putih biru dan putih Abu-Abu. Mereka ini ajak para mucikari, terkadang mucikarinya teman sebaya mereka sendiri," sesal Dewi. 

Diakuinya terkadang remaja ini melihat gaya hidup temannya yang terlihat wah dengan mengenakan berbagai barang branded dan mahal. 

Gaya hidup mewah ini dishare di akun media sosial mereka sehingga  teman-temannya tertarik untuk bisa memiliki berbagai barang branded. 

Hal ini menyebabkan mereka rentan untuk menjadi PSK. 

"HP kamu bagus, asesoris pernak pernik di badannya bagus. Kok bisa? Aku kerja enak lho kerjanya akhirnya ikut terjun jadi PSK," ungkap Dewi. 

Untuk itu menurutnya orang tua dan juga para guru harus memberikan perhatian terhadap anak-anak yang bermasalah ini. 

Ia menilai anak tersebut bukan nakal tetapi mereka butuh perhatian sehingga mereka ini bisa didekati dan dibimbing agar tidak terjerumus ke lembah kelam kehidupan prostitusi. 

Menurut Pemerhati Anak yang juga Ketua LPAI Seto Mulyadi permasalahan yang dialami  anak ini ibarat fenomena gunung es. 

Ia hanya nampak di permukaan saja tetapi tidak jauh di dalamnya banyak yang tidak terungkap. 

Untuk itu dia mengingatkan  menjaga anak itu butuh orang sekampung. 

"Untuk menjaga anak ini butuh orang sekamoung. Bukan hanya orang tua atau keluarga tetapi juga masyarakat sekitar," ungkap Kak Seto sapaan akrab Seto Mulyadi saat Seminar Exploitasi di Balik Kebebasan Berekspresi di Universitas Muhammdiyah Bangka Belitung beberapa waktu lalu. 

Artinya ada kepedulian dari masyarakat sekitar untuk saling menjaga dan melindungi anak. 

Untuk itu dia menyarankan perlu dibentuknya satgas perlindungan anak dari tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan, desa hingga RT/RW.

Penyebab Maraknya Prostitusi di kalangan Pelajar

1. Gaya Hidup 

Gaya hidup dinilai menjadi salah satu faktor utama pendorong remaja terlibat prostitusi.

Gaya hidup remaja sekarang dipengaruhi salah satunya oleh tayangan sinetron di televisi.

Remaja digambarkan sebagai sosok modern dengan segala barang yang dimilikinya.

Apalagi remaja sedang berada pada masa transisi dari anak-anak menuju dewasa.

Mereka biasanya ingin mencoba- coba sesuatu.

Mereka juga ingin dihargai di group nya (teman sebaya)

2. Minimnya pengetahuan tentang hubungan seksual

Prostitusi juga terjadi karena sebagian remaja tidak memahami mengapa terjadi kehamilan, menstruasi, dan hal lain yang terkait dengan seksualitas sehingga
dengan mudah mereka tergabung dalam dunia prostitusi ini.

Minimnya pengetahuan Mengenai seks telah membuat para remaja tidak memiliki bekal dalam soal seksualitas.

Pendidikan seksual dan kesehatan reproduksi di sekolah menengah sangat penting, pasalnya di negara indonesia berbicara seks masih dinilai tabu.

Pendidikan seks lebih menekan pada kesehatan seksual atau reproduksi yang baik.

Dengan terlibat prostitusi, para remaja itu sangat rentan terinfeksi penyakit menular seperti HIV dan AIDS.

3. Kepedulian orang tua kurang

Peran orang tua juga sangat penting. Orang tua harus mempunyai dan memberikan informasi pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.

Apalagi remaja yang mulai beranjak dewasa masih banyak memerlukan pengetahuan tentang seks yang memadai.

Banyak ditemukan kasus remaja memilih atau tercebur ke dalam dunia prostitusi lantaran kepedulian orangtua yang dinilai sangat kurang.

Padahal peran orangtua sangat penting sebagai filter awal dari keseharian dari sang anak, mulai dari kegiatannya sehari-hari mulai dari sekolah, pulang sekolah, hingga siapa saja temannya dan lingkungan tempat sang anak bermain.

Orangtua harus menanamkan prinsip mulai dari agama, akhlak dan hal-hal yang bersifat positif.

11 ABG Kepergok Pesta Seks dan Mabuk-mabukan

Sebelumnya seperti diberitakan bangkapos.com, prostitusi di kalangan remaja di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung semakin mengkhawatirkan.

Apalagi baru-baru ini terungkap prostitusi pelajar di Belitung Timur. 

Di mana pada 24 Februari 2023 lalu Satpol PP Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengerebek penginapan di Kecamatan Manggar. 

Mirisnya, 11 anak berusia 12-15 tahun digerebek di tiga kamar berbeda di sebuah penginapan.  

Terungkap mereka melakukan pesta seks dan juga mabuk-mabukan. 

Kejadian ini terbongkar karena adanya laporan dari ibu seorang anak.

Ia  menangkap basah anaknya di dalam kamar bersama teman prianya.

Setelah itu ibu itu melapor ke petugas dan terjadilah penggerebekan tersebut.

Diolah dari berbagai sumber, hingga hari ini Selasa (28/2/2023) ditemukan lima fakta terbaru dalam kasus ini.

Fakta-fakta ini didapat dari keterangan pelaku hingga Kabid Trantibum Satpol PP Belitung Timur, Nazirwan.

1. Sudah menginap selama dua malam

Sebagian anak-anak ternyata sudah menginap selama dua malam di penginapan tersebut.

Karena dua malam tidak ada kabar, maka sang ibu dari seorang anak curiga hingga mencari tahu ke teman anaknya dan ternyata ada di kamar penginapan esek-esek.

2. Check-in dibantu orang dewasa

Anak-anak ini baru berusia 12-15 tahun sehingga belum bisa check-in hotel sendiri. Mereka ternyata dibantu oleh dua orang dewasa.

Minimnya pengawasan dari pihak penginapan membuat mereka bisa memasukkan anak-anak ke dalam penginapan tersebut.

Saat ini dua orang itu sedang diperiksa di Satpol PP Beltim.

3. Dijual dengan tarif Rp 400.000

Seorang anak, sebut saja Wati bilang kalau dia dijual temannya seharga Rp400.000 per jam untuk melayani pria hidung belang.

Dia melakoni hal itu untuk membayar biaya servis handphonenya yang rusak.

Sedangkan temannya yang menjual dirinya, sebut saja Anita, diberinya bagian Rp50.000.

4. Penginapan tempat 11 anak menginap ditutup sementara

Per hari ini penginapan di Manggar itu ditutup oleh Satpol PP selama 3x24 jam.

Selama waktu itu akan dievaluasi oleh Dinas Perizinan apakah nanti akan tetap diizinkan beroperasi atau tidak.

Jika pemilik penginapan itu masih tetap beroperasi, maka polisi akan melakukan tindakan hukum sesuai perundang-undangan yang berlaku.

5. Seluruh pemilik hotel dan penginapan akan dipanggil

Buntut kasus prostitusi ini, Bupati Belitung Timur Burhanudin akan memanggil pengurus hotel dan penginapan yang ada di Belitung Timur untuk mengingatkan bahwa jangan ada aktivitas esek-esek di tempatnya, apalagi yang melibatkan anak-anak.(*)

(Posbelitung.co/Bryan BimantoroBimantoro/Bangkapos.com Zulkodri) 

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved