Awal Mula Penipuan Robot Trading ATG Memangsa Korbannya, Ternyata Berawal dari Jualan Susu Nutrisi
Awal mula aktivitas diduga penipuan robot trading Auto Trade Gold (ATG) memangsa korbannya ternyata berawal dari jualan susu nutrisi.
BANGKAPOS.COM - Awal mula aktivitas diduga penipuan robot trading Auto Trade Gold (ATG) memangsa korbannya ternyata berawal dari jualan susu nutrisi.
Fakta ini disampaikan Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto seusai tersangka Wahyu Kenzo ditangkap.
Wahyu Kenzo adalah founder robot trading ATG ini.
Baca juga: Crazy Rich Surabaya Ditangkap, Inilah Wahyu Kenzo ATG yang Raup Rp9 Triliun dari 25 Ribu Member
Pria yang dikenal dengan julukan Crazy Rich Surabaya ini meraup Rp9 triliun dari 25 ribu member robot trading ATG.
Budi Hermanto mengatakan, tersangka Wahyu Kenzo memulai bisnis investasi dalam robot trading Auto Trade Gold (ATG) tersebut saat Pandemi Covid-19, awal tahun 2020.
Saat itu, Wahyu Kenzo menawarkan kerja sama penjualan produk susu nutrisi bermerek Greenshake dan Gluberry dari PT Pansaky Berdikari Bersama (Pansaka).
PT tersebut adalah perusahaan yang juga dikelola oleh tersangka Wahyu Kenzo.
Ia menawarkan kerja sama susu nutrisi ini melalui media sosial.
Ternyata di tengah perjalanannya, lanjut Hermanto, Wahyu Kenzo atau yang bernama asli Dinar Wahyu Septian Dyfrig kemudian membujuk para member kerja sama susu nutrisi ini dengan adanya bonus investasi trading menggunakan robot aplikasi ATG.
"(tersangka) untuk memanipulasi para investor itu dalam bisnis susu nutrisi, setelah itu dengan bonus robot trading ABG," ujarnya di Ruang Konferensi Pers, Gedung Bidang Humas Mapolda Jatim, Rabu (8/3/2023).
Tersangka memberikan iming-iming keuntungan investasi ATG yang dapat diperoleh kurun waktu dua pekan sekali senilai 2.000 USD atau setara dengan Rp30 juta.
Bagi masyarakat yang berminat, Wahyu Kenzo bakal merekomendasi korban untuk menginvestasikan sejumlah uang sesuai dengan kemampuan mereka.
Catatan penyidik, nominal paling kecil nilai investasi dari para member tercatat pada angka Rp1,6 juta, sedangkan nilai paling mahal bisa tembus hingga miliaran rupiah.
"Ada beberapa yang sudah diberikan keuntungan bisa menarik withdraw dengan kesepakatan yang sudah diberikan yaitu rata-rata 2000 US Dollar," kata mantan Wakasat Intelkam Polres Metro Jakbar Polda Metro Jaya itu.
Menurut Hermanto, beberapa member terkadang melakukan upaya penghimpunan dana investasi dari beberapa orang member yang diakomodasikannya agar terlibat dalam bisnis robot trading ATG tersebut.
Istilahnya adalah "one member get member"
Makanya, ketika robot trading ATG bermasalah karena uang yang diinvestasikan tak dapat kembali maka seorang member harus menjadi sasaran tembak kemarahan dari beberapa orang member
"Ya sama (one member get member), jadi ada sistem paket jadi korban memberikan uang sekian untuk membeli paket pertama atau paket Timika. Oni bisa mendapat keuntungan atau royalti dari paket tersebut dan ada fee-nya," jelas mantan Kapolsek Serpong Polres Metro Tangerang Kabupaten Polda Metro Jaya itu.
Kebanyakan masyarakat akhirnya tergiur dengan skema bisnis investasi berbasis aplikasi tersebut karena ada otomatisasi sistem yang dijalankannya.
Caranya cukup instal aplikasi robot trading ATG, setor investasi, lalu membiarkan sistem bekerja dengan sendirinya selama 24 jam.
Keuntungan yang mengalir ke kantong di awal-awal menjadi hal yang menggiurkan bagi masyarakat.
"modalnya bebas mulai dari Rp1,6 juta hingga miliar rupiah. Tidak ada limit. Dengan nilai currency berapa pun bisa dalam robot trading tersebut. Dan ini tidak perlu dipantau 24 jam artinya dilepaskan pun robot ini akan bermain," katanya
Namun, pada awal tahun 2022, bisnis investasi robot trading ATG tersebut menunjukkan gelagat tak mengenakkan bagi para member.
Menurut Hermanto, aplikasi robot trading tersebut mendadak dikeluhkan oleh para member karena tidak dapat menarik keuntungan (withdraw) sebagaimana perjanjian dan konsep awal bisnis investasi trading tersebut.
Pihak Wahyu Kenzo yang kala itu menjadi sasaran keluhan para member berdalih bahwa sistem dalam aplikasi robot trading tersebut sedang dilakukan perbaikan (maintenance).
Namun, para member yang terlanjur kalap karena uang ratusan juta hingga miliar rupiah yang terlanjur diinvestasikan tak dapat kembali.
Tak pelak, mereka melaporkan permasalahan dalam praktik bisnis trading tersebut ke pihak kepolisian.
"Menurut keterangan tersangka, memang sudah ada beberapa keuntungan yang diberikan pada korban tapi karena ada persoalan dari manajemen ini sangat keuntungan-ketentuan untuk modal utama dari para korban ini belum dikembalikan," pungkasnya.
Sebelumnya, dikutip dari Tribunnews.com, Roy Shakti, seorang influencer pernah mendampingi salah satu korban kasus robot trading ATG bernama Jansen Pusung.
Ia mengatakan laporan yang dibuat di Bareskrim Polri sempat belum naik ke penyidikan untuk beberapa waktu.
Padahal, menurutnya banyak kasus serupa seperti Binomo, Farenheit dan lain sebagainya yang sudah menunjukan progres yang siginifikan.
Roy menceritakan, awal mula korban bisa tertarik untuk berinvestasi melalui aplikasi robot trading tersebut.
Mereka menggunakan sistem mulilevel marketing (MLM) dalam menjaring para korbannya.
Menurut Roy, para korban dijanjikan akan menerima keuntungan hingga 20 persen perbulan.
"Ini kan robot trading ATG auto trade gold, bisnis ini menyediakan layanan berinvestasi melalui robot. Pemiliknya Wahyu Kenzo, mereka memasarkan robot dengan cara MLM, kemudian profit bisa 1 persen perhari hingga 20 persen perbulan," kata Roy, Rabu (8/2/2023)
Awalnya, member yang berkisar 300 ribu orang ini bisa mendapatkan keuntungan tersebut sejak 2020.
Namun, hingga akhirnya pada Januari 2022, korban tidak bisa mengambil uang yang mereka investasikan.
"Dana investasi minumum, ada level-levelnya, paling rendah kalau tidak salah 1.000 dollar atau sekitar Rp15 juta, paling tinggi 50 ribu dollar. Kalau member lama enggak (levelnya)," ungkap Roy.
"Yang lucu robot trading masih berjalan kalau kita lihat di aplikasi Meta Trader, di aplikasi itu masih berjalan tapi tidak bisa di witdraw (diambil)," sambungnya.
Kepada Tribun Network, salah satu korban trading ATG, Joseph mengungkapkan awal mula dirinya 'terjerat' dalam pusaran trading ATG.
Dia mengaku pada September 2021, dia diajak oleh rekannya untuk bergabung trending ATG. Apalagi, Joseph menyebut dirinya sempat mencari tahu asal usul trading ATG sebelum memutuskan bergabung.
"Sebelumnya saya tidak langsung masuk karena saya ada screening dahulu apakah robot trading ini ilegal atau legal. Ternyata sertifikat dan legalitas lengkap dan sampai terdaftar di HAKI. Jadi saya memutuskan untuk masuk di ATG ini. ditambah juga masa pandemi , financial terbatas," kata Joseph kepada Tribun Network, Senin (6/2/2023).
Saat mendaftar, dia hanya memasukan uang sebesar $667 dollar ditambah biaya robot sekitar Rp 3 juta.
Namun, karena merasa cukup bagus dan konsisten, pada Septmber 2021 dirinya menambah saldo dengan $9.330 dollar dan biaya upgrade Rp 5 juta.
"Uang yang saya investasikan total hampir Rp 150 jugadi ATG dan itu adalah uang tabungan saya selama saya bekerja," ungkapnya.
Pada Desember 2021, trading ATG meluncurkan product terbaru yaitu ATC. Melihat kinerja selama September - Desember 2021, maka dirinya kembali ikut dengan Deposit $1.100 dollar ditambah biaya robot.
"Depo (deposit) tersebut adalah hasil WD akun saya di ATG. yang saya WD di ATG senilai dengan yang saya masukkan di ATC jadi belum menikmati hasil sama sekali dari investasi saya sampai saat ini," jelasnya.
Dia mengungkapkan awal mula trending ATG bermasalah. Yakni, di Desember 2021 lalu. ATG, katanya, sering melakukan maintenache yang tidak jelas sehingga pintu WD dihentikan.
"Puncak nya adalah awal tahun 2022. kita diminta membeli voucheer sebesar $50 dollar dengan dalih pendaftaran pintu WD via Crpto (sebelumnya adalah Trf bank). Dan sejak Depo $50 sampai sekarang, pintu WD selalu di kunci rapat dan para founder dan owner si WK hilang tanpa jejak," teranganya
Kini, Joseph bersama korban lainnya ingin uang yang telah disetorkan ke trending ATG agar dikembalikan.
"Tuntutan kami tentu adalah pengembalian seluruh uang yang menjadi hak kami yaitu Depo 100 persen + Profit 100 persen yang selama ini dihasilkan dari robot trading. karena profit tersebut didapatkan hasil dari investasi di robot trading tersebut."
"Deposito di bank saja ada bunga 6 persen , kami tidak akan sudi kalau hanya di kembalikan depo saja," tegasnya.
Joseph dan para korban lainnya kini diakomodir melalui paguyuban korban trending ATG. Di mana, paguyuban itu akan memfasilitasi untuk menyewa lawyer khusus untuk membantu dalam kasus ini.
"Karena pelporan ke Mabes Polri/Bareskrim tidak bisa karena pembuatan LP selalu di tidak diterima atau di biarkan saja," teranganya.
Dia bersama korban lainnya terus melalukan upaya hukum guna kasus ini bisa terang benerang. Terutama, bisa menerima kembali uang yang telah disetorkan ke trending ATG.
Pihaknya juga telah mencoba berkomunikasi dengan kepolisan dan pemerintah untuk mencari jalan keluar dalam kasus ini, termasuk bersurat ke DPR, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Megawati Soekarnoputri hingga Presidem Joko Widodo (Jokowi).
"Seperti yang saya sampaikan di point sebelumnya, Kepolisian tidak bisa dilakukan maupun DPR yaitu Pak Bamsoet seolah tutup mata padahal sering di tag terkait kasus ini."
"Jadi kami akan menulis surat langsung kepada Presiden dan Ibu Megawati dan beberapa yang tidak mungkin di sebutkan semua dan semua ada orang berpengaruh untuk permintaan atensinya," kata Joseph.
Joseph mengaku dirinya sangat membutuhkan uang yang disetor kembali. Tentu, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi, kini dirinya harus berusaha mencari pinjaman untuk memenuhi kebutuhan hariannya.
"Sangat membutuhkan, karena selama pandemi cukup berat karena tidak ada pegangan dana (pinjam sana sini) untuk mencukupi kebutuhan karena ATG ini yang mandek. Sampai penjelasan saya ini di buat total saldo saya di ATG ada $70.941 (sekitar 700jt / Kurs WD 1$ = 14.000) dan digunakan untuk membayar pinjaman yang membengkak akibat ATG ini," jelasnya. (*/Bangkapos.com)
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Liciknya Modus Crazy Rich Surabayan Wahyu Kenzo Tipu Korban, Member Ada yang Jadi Sasaran Kemarahan
Sosok Budi Said Crazy Rich yang Tergiur Beli Emas Antam Usai Ditawari Lim Melina |
![]() |
---|
Profil Budi Said, Crazy Rich Surabaya yang Menang Lawan Gugatan PT Antam 1,1 Ton Emas atau Rp1,15 T |
![]() |
---|
Blangkonnya Dibeli Wahyu Kenzo Rp 900 juta, Begini Klarifikasi Gus Miftah Dituding Terlibat TPPU |
![]() |
---|
Siapa Wahyu Kenzo Crazy Rich Surabaya yang Kini Jadi Tersangka, Kasusnya Mirip Doni Salmanan? |
![]() |
---|
Istri Crazy Rich Surabaya Wahyu Kenzo Hari Ini Diperiksa Penyidik, Mobil Hingga Barang Mewah Disita |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.