Fakta Tentang Hafiza Tewas dengan Kondisi Tanpa Organ di Bangka, Ayahnya Diminta Tebusan Rp100 Juta

Setelah empat hari dilakukan pencarian, Hafiza, bocah perempuan berusia 8 tahun ditemukan dalam kondisi mengenaskan

Penulis: Teddy Malaka CC | Editor: Teddy Malaka
Bangkapos.com/Rifqi Nugroho
Orang tua Hafizah saat berada di depan Kamar Jenazah RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang, Jumat (10/3/2023). 

Dia adalah ayah Hafizah (8), korban meninggal dunia yang ditemukan tewas di perkebunan kelapa sawit Desa Ibul, Simpangteritip, Bangka Barat, Kamis (9/3/2023).

Edi merasa sangat kehilangan putri kesayangannya tersebut. Korban adalah anak kedua dari tiga bersaudara, yang dikenal periang dan ceria.

"Saya sedih, kenapa harus anak saya yang jadi sasaran. Anak kami tidak salah, tidak tahu apa-apa. Kalau ada masalah dengan kami, kenapa tidak ngomong," ungkap Edi di depan Kamar Jenazah RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang, Jumat (10/3/2023).

Dia bersama istrinya datang dari Desa Terentang, Bangka Barat ke rumah sakit, untuk memastikan jenazah anak perempuan yang ditemukan di Desa Ibul, anaknya atau bukan.

Setelah dijelaskan ciri-ciri fisik dan pakaian korban oleh petugas Polres Bangka Barat, Edi yakin jenazah yang sedang diautopsi adalah anaknya.

"Ada tahi lalat di tangan kiri dan kaki bekas kena kenalpot, itu saya tahu karena kami orang tuanya," ujarnya.

Edi mengaku, sehari sebelum Hafizah ditemukan, ada seseorang yang tak dikenal mengirim pesan WhatsApp (WA) ke ponsel istrinya, Rabu (8/3/2023) malam.

Isinya, foto yang diyakini sebagai Hafizah dalam kondisi tangan dan kaki terikat berada di semak-semak.

Pengirim WA meminta uang tebusan sebesar Rp100 juta.

"Saat itu, kondisi anak kami sudah terikat kaki dan tangan, sama seperti saat ditemukan. Hanya saja saat ditemukan, berada di air. Sedangkan saat minta tembusan, anak kami di semak-semak," kata Edi.

Dia berharap pelaku yang tega menghabisi putrinya segera ditangkap polisi.

Edi mengisahkan lokasi tempat mereka tinggal berada di kawasan perkebunan sawit.

Menurutnya, ada sekitar 30 kepala keluarga (KK) di kawasan tersebut.

Untuk kegiatan Hafizah sehari-hari, Edi mengaku tidak ada yang janggal, apalagi putrinya termasuk anak sopan dan ramah pada semua orang.

"Pergi sekolah ada mobil antar jemput, dia juga TPA. Biasa main bersama temannya di sekitar rumah," katanya.

Halaman
123
Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved