Pembunuh Hafiza Ditangkap

Bocah Hafiza Ternyata Tewas Dibunuh Tetangga, Terungkap Beginilah Keseharian Sang Pelaku

Tempat tinggal korban Hafiza dengan pelaku berjarak sekitar tiga rumah, atau kurang dari 20 meter.Di kawasan itu, ada sekitar 30 bangunan rumah

Penulis: Iwan Satriawan CC | Editor: Iwan Satriawan
IST/Polda Babel.
Kapolda Bangka Belitung, Irjen Pol Yan Sultra Indrajaya, melakukan peninjauan langsung ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) penemuan jenazah Hafiza (8) di Perkebunan Sawit Desa Ibul, Simpangteritip, Kabupaten Bangka Barat, Senin (13/3/2023). 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -Edi Purwanto (39) tentu tak bakalan menyangka sama sekali putri kecilnya Hafizah (8) bakal meninggalkannya dengan cara yang menggenaskan.

Sang putri ternyata dibunuh oleh pelaku yang masih tetangganya sendiri.

Hal ini terungkap setelah pihak kepolisian berhasil menangkap pelaku pembunuhan tersebut yaitu AC (17).

Suasana rumah Edi Purwanto di Perumahan Karyawan Perkebunan Kelapa Sawit PT Leidong Wess, RT 10, Desa Terentang, Kecamatan Kelapa, Bangka Barat, Rabu (15/3/2023) siang.
Suasana rumah Edi Purwanto di Perumahan Karyawan Perkebunan Kelapa Sawit PT Leidong Wess, RT 10, Desa Terentang, Kecamatan Kelapa, Bangka Barat, Rabu (15/3/2023) siang. (Bangkapos.com/Yuranda))

Edi Purwanto (39), tak banyak berkata-kata ketika ditemui Bangkapos.com di rumahnya di perumahan karyawan perkebunan kelapa sawit PT Leidong Wess, RT 10, Desa Terentang, Kecamatan Kelapa, Bangka Barat, Rabu (15/3/2023) siang.

Saat itu, Edi ditemani sejumlah sanak saudara dan keluarga tengah duduk di depan rumah. Tampak tenda berdiri di halaman rumahnya, dengan jejeran puluhan kursi plastik.

Di bagian dapur, tampak sejumlah perempuan sibuk memasak, untuk hidangan peringatan enam hari kepergian Hafizah.

"Untuk saudara AC, kami serahkan pihak kepolisian yang menangani. Kami pihak keluarga, tidak bisa berbuat apa-apa," kata Edi membuka pembicaraan.

Pelaku berinisial AC (17), setiap pagi juga sering terlihat ke sekolah di sebuah SMA, dengan mengendarai motor dan melintas di depan rumah Edi.

Namun, Edi tak mau menyebutkan dugaan motif yang membuat AC tega menghabisi nyawa putrinya secara kejam.

Dia hanya menyebut, bila ada dugaan pelaku lain, pihaknya hanya menunggu informasi dari pihak kepolisian.

"Biar polisi yang mengungkap motifnya, kami ini selaku keluarga, menunggu hasil dari polisi," ujarnya.

Edi tak mau berkomentar lebih lanjut, termasuk soal apakah keluarganya pernah berselisih paham dengan pelaku.

Pasalnya, boleh dibilang mereka adalah tetangga dekat rumah. Orang tua pelaku juga rekan kerja Edi sehari-hari di perkebunan kelapa sawit.

Pengamatan Bangkapos.com , perumahan yang ditinggali Edi dan pelaku berada di dalam perkebunan kelapa sawit.

Tempat tinggal korban Hafiza dengan pelaku berjarak sekitar tiga rumah, atau kurang dari 20 meter.

Di kawasan itu, ada sekitar 30 bangunan rumah berdinding beton bertipe 36, yang tersusun berjajar saling menghadap dan dipisahkan jalan.

Suasananya memang sepi, karena tidak banyak yang tinggal di perumahan itu, sekitar 30 kepala keluarga (KK).

Tak mengherankan, hubungan antartetangga cukup dekat, karena perumahan itu jauh dari keramaian.

"Ya kami sering kumpul-kumpul, biasalah main. Termasuk pelaku inilah, sering main," ujar salah seorang warga.

Diketahui, jenazah Hafiza ditemukan di Perkebunan Kelapa Sawit Bukit Intan Bine Blok S47-48 Divisi 3 PT BPL Desa Ibul, Simpangteritip, dengan tangan, kaki terikat dan badan dalam kondisi hancur, pada Kamis (9/3/2023) lalu.

Hafiza bocah perempuan itu, sempat dinyatakan hilang di perkebunan sawit, PT Leidong Wess, Desa Terentang, Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung, Minggu (5/3/2023) siang.

Kronologi penangkapan

Pada Hari minggu tanggal 12 Maret 2023 sekira pukul 12.00 Wib Anggota sat reskrim polres bangka barat bersama tim gabungan Jatanras Ditreskrimum dan Unit 1 VC Jatanras Bareskrim melakukan Penyelidikan terhadap kasus pembunuhan yang terjadi di Blok S 4748 Perkebunan Sawit Bukit Intan Bine PT BPL Desa Berang Kec. Simpang teritip Kab. Bangka Barat.

Setelah melakukan penyelidikan pada hari rabu Tanggal 15 Maret 2023 Anggota Sat Reskrim Polres Bangka Barat mendapatkan informasi keberadaan pelaku yg berada dirumahnya di Kabupaten Bangka Barat.

Kemudian Anggota Sat reskrim Polres Bangka Barat bersama tim gabungan Jatanras Ditreskrimum dan Unit 1 VC Jatanras Bareskrim berhasil Mengamankan Pelaku pembunuhan yang berada di rumahnya --------------------- kemudian personel gabungan membawa pelaku dan barang bukti ke mapolres bangka barat untuk dilakukan penyidikan lebih lanjut.

Tersangka tersebut ditangkap di perumahan sawit di kawasan Bangka Barat.

Ia ditangkap pada puku 11 malam tanpa perlawanan.

Pengungkapan ini terjadi setelah lima hari pihak kepolsisian melakukan penyelidikan dan pendalaman sejak ditemukannya jenazah Hafiza.

Pihak kepolisan berhasil menangkap tersangka kasus ni.

"Tersangka berhasil diamankan di perumahan sawit di Kabupaten Bangka Barat," kata Kasat Reskrim Polres Bangka Barat, Iptu Ogan Arif Teguh Imani Rabu (15/3/2023) saat dikonfirmasi Bamgkapos.com.

Iptu Ogan Arif Teguh Imani mengatakan, tersangka yang berhasil diamankan ada satu orang dan berhasil ditangkap sekitar jam 23.00 WIB Selasa (14/3/2023) malam.

"Diamankan sekitar jam 11 malam tanpa perlawanan dari tersangka," katanya.

Ogan Arif juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh jajaran Satreskrim Polres Bangka Barat, terutama Jatanras Polda Kepulauan Bangka Belitung dan Bareskrim Polri yang apabila tanpa bantuannya kasus ini akan sulit terungkap.

Selanjutnya, Polres Bangka Barat akan mendalami tersangka terlebih dahulu dan segera memberikan informasi lebih lanjut kepada publik secepatnya.

Menurut rilis yang diterima Bangkapos.com dari rilis kepolisian, terduga pelaku pemubunuh Hafiza, AC (17) masih di bawah umur dan berstatus sebagai pelajar.

Barang bukti yang diamankan 

Berikut barang bukti berupa : 

1 (satu) helai baju bergambar perempuan dengan tulisan my get DOWN CHANGING YOUR LIFE dan tulisan berwarna hitam dan silver dengan tulisan LSRY OF THE LOVE dengan manik manik putih dan bermerk SUN KID;

1 (satu) helai celana biru dongker lis putih dengan ukuran L;

1 (satu) buah tali sepatu bewarna putih terikat dengan simpul mati;

1 (satu) buah ban dalam yang telah terpotong bewarna hitam bergaris kuning terikat dengan simpul mati;

1 (satu) buah celana dalam bewarna biru muda

1 (satu) buah potongan kayu

1 (satu) unit kotak Handpone Samsung Galaxy J2 Prime

1 (satu) unit Handpone Samsung Galaxy J2 Prime

1 (satu) helai baju warna merah marun

1 (satu) celana pendek warna hitam

1 (satu) pasang sepatu warna hitam

1 (satu) pasang sandal jepit warna hitam

Sebelumnya diberitakan bahwa seorang anak bernama Hafiza (8) dikabarkan hilang di kebun sawit Desa Terentang, Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Senin (6/3/2023).

Warga Desa Terentang itu dikabarkan hilang di lokasi perkebunan kelapa sawit, Leidong Wess sejak Minggu (5/3/2023) pukul 12.00 kemarin.

Komandan Pos Unit SAR Muntok, Sufani mengatakan, berdasarkan laporan, Hafiza pada Minggu siang sedang bermain bersama teman-temannya di sekitar hutan perkebunan sawit tersebut.

"Setelah sore harinya, Hafiza ini tidak terlihat lagi. Kemudian teman-temannya juga tidak mengetahui keberadaan korban hingga sampai saat ini korban belum juga kembali ke rumah," ujar Fani, Senin (6/3/2023).

Pj Gubernur Kaget, Tak Terbayangkan Terjadi di Babel

 Kasus dugaan pembunuhan anak perempuan berumur 8 tahun bernama Hafizah menjadi sorotan Penjabat (Pj) Gubernur Bangka Belitung (Babel), Ridwan Djamaluddin.

Dia tak menyangka dan kaget ada kejadian pembunuhan anak yang ditemukan mengenaskan di Perkebunan Sawit Bukit Intan Bine Blok S47-48 Divisi 3 PT BPL Desa Ibul, Simpangteritip, Bangka Barat, pada Kamis (9/3/2023) lalu.

"Saya gak terbayang di Bangka Belitung ada kejadian seperti itu, baru dapat informasi dari pak Kapolda, ada masalah begitu," ujar Ridwan saat meresmikan Perpustakaan Umum Daerah Pemprov, Rabu (15/3/2023).

Putra daerah yang lahir di Muntok Bangka Barat ini merasa miris dengan ada kejadian pembunuhan anak tersebut.

Bahkan Ridwan khawatir kemajuan teknologi dan penyebaran informasi yang berlangsung pesat saat ini menjadi penyebab terjadi kasus pembunuhan yang sedang menjadi sorotan publik di Babel ini.

"Di media massa kita mengikuti, dari Polda juga, ada pembunuhan anak kecil, delapan tahun, di sebuah tempat perkebunan kelapa sawit, kita belum mengetahui percis motifnya apa.

Tapi saya menduga kuat pelaku terpengaruh oleh informasi-informasi menyesatkan sehingga melakukan tindakan yang selama ini, ketika saya kecil di sini tak pernah terbayangkan peristiwa ini terjadi," katanya.

Di era keterbukaan informasi yang tanpa batas ini, Ridwan merasa timbul perang asimetris yang harus menjadi perhatian bersama.

"Hal-hal seperti ini, kita sedang berada pada tataran asimetris itu, dan pemerintah serta masyarakat yang akalnya sehat ini harus memenangkan perang asimetris itu

Jangan sampai masyarakat kita jadi korban kemajuan, jadi kemajuan ekonomi dengan adanya perkebunan kelapa sawit dengan masyarakat yang terisolir, kita tidak monitor, tiba-tiba ada kejadian  ini.

Ini menjadi perang asimetri, masyarakat harus mendapatkan informasi yang bagus, yang menyehatkan, jadi pikiran kita lurus dan tidak bengkok," kata Ridwan

Menyikapi kasus seperti ini, Dia menekankan perlu penguatan keluarga di setiap keluarga agar kasus seperti ini tak terulang kembali.

"Menurut saya keluarga, di rumah , anak dan orangtua harus punya kehangatan dan kedekatan, bicara ada masalah apa, jangan tiba-tiba ada masalah begini, keluarga dan pendidikan harus diperkuat," sarannya.
(*/Bangkapos.com/Widodo/Yuranda/Sepri/Cici Nasya Nita)

 

 

 

 

 

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved