Hari Raya Idul Fitri Kemungkinan Berbeda, Mahfud MD : Sama-sama Berhari Raya Pada 1 Syawal

Hari Raya Idul Fitri Kemungkinan Berbeda, Mahfud MD : Sama-sama Berhari Raya Pada 1 Syawal

Editor: Evan Saputra
Tribunnews
Mahfud MD 

Seperti diketahui, Pemerintah bersama beberapa ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama dan lainnya menggunakan metode Imkanur Rukyah dalam menentukan Hari Raya Idul Fitri.

Sementara PP Muhammadiyah menggunakan metode Wujudul Hilal dalam menentukan 1 Syawal.

Profesor Riset Astronomi-Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin mengatakan akan ada perbedaan jadwal Idul Fitri 1444 Hijriah antara pemerintah dan Muhammadiyah.

"Bakal ada perbedaan," ungkap Thomas melalui keterangan tertulis pada Selasa (11/4/2023).

Kompas.com lantas diminta untuk mengutip penjelasan dari website pribadi Thomas.

Berdasarkan keterangan di lamannya, tertulis bahwa Muhammadiyah akan melaksanakan Idul Fitri pada Jumat (21/4/2023) sedangkan Nahdlatul Ulama (NU), Pemerintah, dan Persis pada hari esoknya, Sabtu (22/4/2023).

Perbedaan penetapan jadwal Idul Fitri 1444 H tersebut, kata Thomas, didasari pada perbedaan kriteria pengamatan posisi hilal atau bulan sabit pertama yang muncul setelah maghrib.

"Perbedaan Idul Fitri bukan karena perbedaan metode hisab dan rukyat, tetapi karena perbedaan kriteria," tulisnya.

Kriteria tersebut bisa dilihat pada waktu maghrib tanggal 20 April 2023, hari penghujung bulan Ramadhan 2023, usai terjadi gerhana matahari di siang hari tanggal tersebut.

"Gerhana matahari sebagai kondisi ijtimak atau penghubung memang menunjukkan akhir siklus bulan mengitari bumi. Tetapi itu tidak bisa dijadikan dasar penentuan bulan baru hijriyah. Secara hukum (fikih), dasar penetapan bulan baru Hijriyah harus berdasarkan pengamatan atau posisi bulan saat maghrib," ungkapnya.

Lebih lanjut, Thomas menyebut penentuan kalender untuk Muhammadiyah menggunakan kriteria wujudul hilal atau bulan yang lebih lambat terbenam daripada matahari.

Ia mengatakan, jika menggunakan perhitungan kriteria wujudul hilal, posisi bulan saat maghrib 20 April 2023 telah berada di atas ufuk.

"Atas dasar kriteria tersebut, Muhammadiyah mengumumkan Idul Fitri pada keesokan harinya, yaitu 21 April 2023," tulisnya.

Sedangkan, untuk perhitungan awal Syawal pada kalender NU, Persis, dan Pemerintah, pihaknya menggunakan kriteria baru yang ditetapkan oleh Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

Thomas menambahkan, kriteria baru MABIMS mensyaratkan tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved