Kisah Perjuangan Pratu Miftahul Arifin Rela Ngutang Demi Masuk TNI Hingga Gugur di Papua
Paman dari Pratu Miftahul Arifin, Rohmadi, membagikan cerita perjuangan sang keponakan demi bisa jadi prajurit TNI.
BANGKAPOS.COM, PACITAN - Kisah pilu datang dari keluarga Pratu Miftahul Arifin, prajurit TNI dari Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri Yonif Raider 321/Galuh Taruna (Yonif R 321/GT)
Pratu Miftahul Arifin adalah prajurit TNI yang tewas jatuh ke jurang saat kontak tembak dengan Kelompok Separatis (KST) Papua.
Jauh sebelum peristiwa tragis menimpanya, ada cerita menarik di balik perjuangan Miftahul Arifin menjadi TNI.
Paman dari Pratu Miftahul Arifin, Rohmadi, membagikan cerita perjuangan sang keponakan demi bisa jadi prajurit TNI.
Baca juga: Prajurit TNI Gugur Jatuh ke Jurang saat Diserang Kelompok Separatis Papua, Ulah KKB Egianus Kogoya
Kegigihan Pratu Miftahul bermula pada tahun 2014.
Saat itu dirinya mendaftarkan diri sebagai calon bintara TNI Angkatan Darat.
Namun, nasib baik belum berpihak kepada Pratu Miftahul.
Gagal jadi bintara tidak mematahkan semangatnya untuk terus berjuang.
Pratu Miftahul kemudian mencoba peruntungannya dengan mendaftarkan diri sebagai calon tamtama.
Bahkan, ia rela utang uang milik sudara untuk biaya perjalanan pulang-pergi dari kampungnya di Kabupaten Pacitan ke Kabupaten Magelang.
“Untuk biaya akomodasi mendaftar catam di Magetan sampai pinjam uang ke saudara. Setelah jadi, dapat gaji juga langsung dilunasi,” kata Rohmadi, dikutip dari TribunJatim.com, Selasa (18/4/2023).
Rohmadi melanjutkan, keponakannya memang semenjak kecil sudah bercita-cita sebagai anggota TNI.
Sehingga meskipun sempat gagal, tidak membuat Pratu Miftahul melupakan keinginannya itu.
“Orangnya (Pratu Miftahul Arifin) sepak terjangnya dari kecil pengen jadi angkatan. Selepas SMA istirahat setahun,” tambahnya.
Rohmadi menambahkan, Pratu Miftahul bukan pertama kali ini ditugaskan ke Papua.
Sebelumnya, pada tahun 2018 sudah diberangkatkan untuk mengamankan wilayah yang dulu bernama Irian Barat tersebut.
Penugaskan kedua kepada Pratu Miftahul terhadi pada Mei 2022.
Rencananya Pratu Miftahul akan pulang ke rumah selepas lebaran 2023.
Namun takdir berkata lain, Pratu Miftahul gugur setelah terjadi baku tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023), sekitar pukul 16.00 WIB.
Rohmadi mengaku terpukul atas kepergian keponakannya.
“Sebenarnya akan pulang pada Mei 2023 ini. Ya sedih pasti,” katanya.
Sosok Pratu Miftahul
Rohmadi selanjutnya membeberkan sosok Pratu Miftahul di mata keluarganya.
Almarhum dikenal sebagai pribadi yang baik.
Di sisi lain, Pratu Miftahul juga mandiri dan pria bertanggungjawab.
Termasuk saat menikahi sang pujaan hatinya Aziza.
Pratu Miftahul memperbaiki rumah untuk ditinggali sang istri.
“Beli keramik biar layak seperti rumahnya orang-orang.
Orangnya mandiri betul, sering bantu saudara,” terang Rohmadi.
Pesan Terakhir Pratu Miftahul
Aziza dalam kesempatannya juga mengungkap pesan terakhir sebelum gugurnya Pratu Miftahul.
Pesan tersebut, disampaikan saat almarhum berkomunikasi dengan keluarga pada tanggal 5 April 2023 lalu.
Pratu Miftahul ketika itu meminta doa kepada sang istri lewat sambungan telepon.
Aziza tak pernah mengira pesan tersebut merupakan pesan terakhir dari sang suami.
“Sebenarnya biasa, suami saya selalu minta doa ketika mau patroli atau menjaga pos.
Tapi terakhir telepon itu berpesan menjaga anak kami,” ujar Aziza, dikutip dari TribunJatim.com.
“Nahasnya suami saya yang menjadi korban. Dari informasi sudah ditemukan titik lokasi jenazah. Tapi masih belum bisa dievakuasi,” tambahnya.
Informasi tambahan, Pratu Miftahul Arifin tercatat warga Dusun Krajan, Desa Nanggungan, Kecamatan/Kabupaten Pacitan.
Ia meninggalkan seorang istri dan anak yang masih berusia 2 tahun.
Kronologi Baku Tembak TNI dan KST
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksda Julius Widjojono mengungkapkan kronologi baku tembak prajurit dengan KST di Mugi-Mam Kabupaten Nduga Papua pada Sabtu (15/4/2023) pada pukul 16.30 WIT.
Awalnya Satgas Batalyon Infanteri Yonif R 321/GT mencoba untuk mendekati posisi dari para penyandera yang menyandera pilot Susi Aur.
Kemudian, ada serangan dari kelompok penyandera.
"Satu (prajurit) terjatuh di (jurang) kedalaman 15 meter. Dan ketika mencoba untuk menolong mendapatkan serangan ulang," kata Julius saat konferensi pers di Mabes TNI Cilangkap Jakarta pada Minggu (16/4/2023).
"Kondisi (prajurit) lainnya masih dalam tahap pendalaman," sambung dia.
Julius menjelaskan sampai Minggu (16/4/2023) pukul 14.03 WIB, informasi yang ia terima hanya ada satu orang korban dalam kontak tembak tersebut yakni prajurit atas nama Pratu Miftahul Arifin.
Ia mengatakan ada kendala cuaca untuk mendapatkan informasi lebih jauh terkait peristiwa itu.
"Kami kesulitan untuk menghubungi karena kondisi cuaca yang tidak menentu. Untuk itu Panglima TNI secara terus menerus memerintahkan untuk melakukan pencarian dan bantuan tempur dengan kekuatan maksimal. Itu saja yang saya sampaikan," kata dia.
Jenazah Pratu Miftahul Belum Bisa Dievakuasi
Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia (TNI), Letjen Bambang Ismawan, mengungkap jenazah Pratu Miftahul Arifin masih belum bisa dievakuasi.
Adapun helikopter belum bisa merapat ke lokasi penyerangan KKB Papua.
Diketahui, Pratu Miftahul Arifin ditembak KKB Papua setelah mencoba mencari keberadaan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023).
Menurut Bambang, jenazah Pratu Miftahul Arifin belum bisa dievakuasi karena terkendala cuaca ekstrem.
Dia pun mengungkap kondisi cuaca di sekitar lokasi penyerangan KKB Papua tersebut.
"Sampai tadi siang belum bisa diambil karena memang pertama disana cuacanya tidak menentu kadang-kadang satu hari hanya dua jam cerah abis itu tertutup kabut," ujar Bambang saat ditemui di Kawasan Monas, Jakarta, Senin (17/4/2023).
Bambang menjelaskan, evakuasi menggunakan helikopter juga masih belum bisa dilaksanakan. Sebab tak hanya cuaca buruk, kondisi medan di tempat jenazah Pratu Miftahul Arifin bukan medan yang datar.
"Jadi untuk pengambilan jenazah helikopter kan kita tidak bisa langsung merapat. Karena memang di samping cuaca kan medannya bukan medan datar. Ya itu memang kendala utama," tukasnya.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan/Igman Ibrahim)(TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum)
Tiga Kali Puluhan Prajurit TNI Datangi Mapolres Selayar, Usai Kasus Laka Lantas, Ada Suara Tembakan |
![]() |
---|
Rekam Jejak Pangkopassus Letjen TNI Djon Afriandi, Pernah Minta Maaf Ulah Prajurit |
![]() |
---|
Siapa Sosok F, Beri Perintah Culik Ilham, Benarkah Oknum Prajurit TNI Terlibat? Gini Kata Mabes TNI |
![]() |
---|
Sosok Tengku Dian, Oknum TNI AD Ancungkan Jari saat Rekontruksi Pembunuhan Istrinya |
![]() |
---|
Prajurit TNI Diduga Terlibat Kasus Pembunuhan Ilham Pradipta, Mabes TNI Buka Suara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.