Sejarah
Sejarah Ibadah Haji di Arab Saudi, Ternyata Dimulai dari Masa Nabi Ibrahim, Begini Kisahnya
Ibadah haji menjadi rukun islam yang kelima atau yang terakhir, sebab ibadah ini sangat dianjurkan namun memiliki persyaratan...
Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Fitri Wahyuni
Berhala-berhala di Kabah dihancurkan dan ritual haji yang benar pada masa Nabi Ibrahim dikembalikan.
Pada masa Nabi Muhammad, semua ritual pra-Islam yang menyimpang dihapus dan tujuan haji yang sebenarnya, yakni menegakkan tauhid agar senantiasa tunduk dan patuh kepada Allah, kembali ditekankan.
Sebagian ahli menyebut bahwa ibadah haji diwajibkan pada tahun 6 Hijriah atau sektar 627 Masehi.
Sedangkan Nabi Muhammad melaksanakan ibadah haji untuk pertama kalinya pada 9 Hijriah.
Sebenarnya, Nabi Muhammad telah berangkat haji pada 6 Hijriah, tetapi gagal melaksanakannya karena terhalang kaum kafir Quraisy.
Akhirnya, setelah dilakukan Perjanjian Hudaibiah, Nabi dapat melaksanakan umrah pada 7 Hijriah dan ibadah haji pada 9 Hijriah.
Semasa hidupnya, Nabi Muhammad naik haji sebanyak satu kali dan umrah empat kali.
Sejak saat itu, setiap bulan Zulhijah umat Muslim akan berbondong-bondong menuju Batullah untuk melaksanakan ibadah haji.
Cara Melakukan Haji dengan Benar
Untuk melakukan haji dengan benar, seseorang harus memenuhi syarat-syarat tertentu, di antaranya:
- Muslim
- Berakal sehat
- Merdeka (bukan budak)
- Mampu secara fisik dan finansial
- Telah menunaikan kewajiban-kewajiban agama lainnya.
Setelah memenuhi syarat-syarat tersebut, seseorang dapat mempersiapkan diri dengan belajar tentang tata cara dan rukun haji, serta mempersiapkan kebutuhan finansial.
Dalam melakukan haji, seseorang harus taat dan tunduk kepada peraturan yang berlaku di Arab Saudi.
Beberapa tata cara dan rukun haji yang harus dilakukan antara lain:
- Ihram: Memakai pakaian ihram dan mengucapkan niat untuk melakukan haji.
- Tawaf: Melakukan tawaf di Ka’bah sebanyak 7 kali.
- Sa’i: Melakukan sa’i antara Bukit Shafa dan Bukit Marwah sebanyak 7 kali.
- Wukuf di Arafah: Berdiam di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah.
- Tahlil dan Talbiyah: Mengucapkan tahlil dan talbiyah sebagai tanda ketaatan dan kesetiaan kepada Allah.
- Thawaf Wada’: Melakukan tawaf terakhir sebelum kembali ke negara asal.
Selain itu, selama melakukan haji, seseorang harus menjaga sikap dan perilaku yang sopan dan baik.
Hal ini termasuk tidak berbuat maksiat, menjaga kebersihan diri, dan tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama.
(Bangkapos.com/Fitri Wahyuni)
Sejarah Bendera Pelangi sebagai Simbol LGBT, Masing-masing Warna Memiliki Arti |
![]() |
---|
Sejarah Terbentuknya TNI, Berawal dari Badan Keamanan Rakyat pada 22 Agustus 1945 |
![]() |
---|
Sejarah Densus 88, Satuan Khusus Kepolisian RI yang Bertugas Menanggulangi Tindak Pidana Terorisme |
![]() |
---|
Sejarah Basarnas, Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Kenali Tugas, Fungsi, dan Kedudukannya |
![]() |
---|
Sejarah dan Filosofi Bubur Merah Putih, Kerap Ditemukan di Perayaan atau Selametan Masyarakat Jawa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.