Sosok Angeline Nathania, Mahasiswi Ubaya yang Dihabisi Guru Les Musiknya, Jasad Ditaruh dalam Koper
Usut punya usut Angeline Nathania (22), tewas dihabisi guru les musiknya sendiri, Rochmat Bagus Apriatma (41)
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Teddy Malaka
Dugaan Bambang tersebut berlandaskan pada kasus hilangnya Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) mobil Xpander miliknya. Padahal, barang itu disimpan di dalam kendaraan.
"Saya ingat sebelum kejadian ini, dua minggu sebelumnya STNK di dalam mobil itu hilang. Jadi waktu anak saya tanya, 'Pa, STNK di mana?' Padahal saya enggak ngambil," ucapnya.
Bambang menyimpulkan, Rochmad sudah merencanakan untuk mengambil mobil anaknya tersebut. Menurut dia, pembunuhan yang dilakukan tersangka berhubungan dengan itu.
"Berarti yang menguasai STNK sebelum mobil hilang itu sudah direncanakan. Dari situ sudah kelihatan, dia (pelaku) ke arah rencana untuk mengusai kendaraan itu dengan cara seperti ini," ujar dia.
Rochmat Bagus Apriatma (41), si pembunuh mahasiswi Ubaya. (surya/tony hermawan)
Tak ada hubungan asmara
Bambang Sumarjo kemudian menegaskan bahwa tak ada hubungan asmara di antara anaknya dan pelaku.
"Saya sekadar mengingatkan, kabar yang beredar selama ini, simpang siur mengenai hubungan mereka ini, dikira ke arah asmara," kata Bambang Sumarjo di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (9/6/2023).
Dibunuh dalam mobil
Sementara kronologi Angeline Nathalia dibunuh Rochmat akhirnya terungkap.
Ternyata Angeline dibunuh Rochmat di dalam mobil Xpander miliknya, di sekitar kebun bibit Wonorejo, Surabaya, Kamis (4/5/2023).
Bermula pada Rabu (3/5/2023), mahasiswi semester VI Fakultas Hukum Ubaya ini meninggalkan rumah sekira pukul 06.30 dengan naik mobil Xpander milik kakaknya.
Angeline pamit ke mamanya hendak mengikuti ujian di kampus.
Di tengah perjalanan mampir ke sebuah cafe milik Rochmat di kawasan Rungkut.
Mereka kemudian pergi sarapan di sebuah rumah makan.
Sesudahnya, Rochmat mengantar Angeline ke kampus. Keduanya kemudian berpisah.
Saat itu mobil digunakan Rochmat.
Selesai ujian, korban dijemput pelaku.
Di mobil pelaku mengatakan ingin meminjam uang korban senilai puluhan juta. Dana tersebut rencana akan digunakan untuk membayar utang.
Korban yang masih kuliah, tentu saja tidak mempunyai uang sebanyak itu.
Pelaku terbesit pikiran menggadaikan mobil milik kakak Angeline. Namun, Angeline menolak karena bukan pertama itu pelaku meminjam uang kepada korban.
Rochmat kemudian mengajak Angeline keliling Kota Surabaya hingga larut malam.
Kemudian, keduanya memutuskan istirahat di sebuah apartemen kawasan Surabaya Timur.
Angeline di tempat tersebut kembali dibujuk soal urusan gadai mobil.
Hari berikutnya Rochmat dan Angeline keluar meninggalkan apartemen.
Rochmat mengajak Angeline bertemu orang yang disebut-sebut menerima gadai mobil. Angeline marah memberontak ingin pulang.
"Pukul 14.30 mereka berhenti di sekitar jalan kawasan Kebun Bibit, Mulyorejo. Mereka bertengkar. Kejadian ini diketahui warga sekitar," ungkap Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Pasma Royce.
Saat itu Angeline sempat teriak-teriak ke luar mobil, namun akhirnya masuk lagi.
Angeline saat itu gregetan dengan Rochmat.
Angeline mencela kelakuan Rochmat. Hal ini membuat Rochmat emosi.
Tangan Angeline diikat ke belakang, lalu dicekik dan dijerat hingga tewas.
Angeline pun tewas di dalam mobil.
"Lalu tersangka pergi ke rumah mertua mengambil koper dan sempat membeli tali rapping. Korban dibungkus dengan plastik wrapping," terang Pasma.
Sekira pukul 20.30 Rochmat memutuskan membuang jenazah Angeline di luar kota Surabaya. Semula hendak dibuang di Batu. Namun, karena di sana tidak ada tempat sepi, akhirnya perjalanan dilanjutkan ke arah Cangar, Mojokerto.
Akhirnya pelaku memutuskan membuang jenazah di kawasan hutan Gajah Mungkur.

Mobil dijual Rp 25 juta, hp dibuang
Seusai kejadian, Rochmat menggadaikan mobil milik kakak Angeline ke salah seorang teman di Pasuruan dengan nominal Rp25 juta.
Handphone Angeline dan miliknya dibuang.
Lalu, Rochmat sembunyi dengan cara tinggal di sebuah indekos di Kota Malang.
Setelah kasus terungkap, polisi menangkap pria yang menadah mobil Xpander yang digadaikan Rochmat.
Si penadah itu ditangkap pada Kamis (8/6/2023) di Pasuruan.
Di rumah penadah, Polisi menemukan mobil yang menjadi saksi bisu kematian Angeline.
Penadah dan barang bukti kemudian diboyong ke Polrestabes Surabaya. Hari itu juga si penadah menyandang status saksi.
Akan tetapi, hingga Jumat (9/6/2023) sore, belum terlihat tanda-tanda polisi bakal menaikkan status penadah sebagai tersangka.
Gelar perkara pun belum dilaksanakan. Padahal, polisi hanya mempunyai waktu 1x24 untuk menentukan status penahanan.
Hingga sekarang polisi sekarang masih merahasiakan identitas penadah. Hanya saja, sempat disebutkan sumber si penadah adalah teman Rochmat.
Tangis keluarga pecah
Di bagian lain, isak tangis dan banjir air mata warnai prosesi pembacaan doa sebelum jenazah Angeline Nathania (22) dikremasi, Sabtu (10/6/2023) siang.
Sekitar pukul 13.00 WIB, proses kremasi jenazah Angelina dilakukan di Krematorium Eka Praya, Jalan Kembang Kuning, Darmo, Wonokromo, Surabaya.
Setelah khotbah dan pembacaan doa oleh pendeta rampung dirapalkan, peti jenazah berwarna putih dipindahkan di depan mesin kremasi. Ibunda kandung korban, Ana Mariani, tak kuasa menahan air matanya.
Ia terus menerus menyeka air matanya, seraya melihat puluhan orang keluarga, kerabat dan sahabat Angel mulai bergiliran menaburkan bunga di atas tepi mati.
Bambang Sunarjo mengatakan, abu sisa kremasi sang anak akan disimpan di ruang tamu rumahnya untuk sementara waktu yang tak ditentukan.
Pria berkemeja lengan pendek warna putih itu, merasa masih banyak kenangan dengan sang anak yang tak ingin cepat memudar begitu saja.
Menyimpan sementara abu kremasi Angeline di dalam rumah, mungkin salah satu cara yang pas untuk menjembatani perasaan tersebut.
"Saya simpan dulu, saya harus mengenang dulu dan menyambung memori yang harus kami kenang. Kami akan obrolkan lebih lanjut," ujarnya saat ditemui awak media seusai prosesi kremasi rampung.
Mengenai kasus hukum atas tersangka pembunuh anaknya, Bambang berharap, tersangka dihukum setimpal atas perbuatan keji yang dilakukannya.
"Ya pokoknya semoga kasus ini tetap dikawal, pelaku memperoleh belasan yang setimpal, iya keadilan. Kami berharap agar dihukum (berat)," pungkasnya.
(Bangkapos.com/Vigestha Repit/Surya-Arum Puspita)
Tak Disangka Ini Sosok Pengintai Kacab Bank Sebelum Diculik dan Dibunuh, Polisi: Peran Krusial |
![]() |
---|
Orang Dekat Jadi Mata-mata Tewasnya Ilham Pradipta, Punya Dendam Pribadi? Gini Kata Susno Duadji |
![]() |
---|
Bukan Soal Pinjaman Kredit, Ini Motif Dwi Hartono Habisi Ilham, Eks Kabareskrim Bongkar Fakta |
![]() |
---|
Profil Dwi Hartono Pengusaha Motivator & Bos Bimbel Guruku :Dulu Kasus Ijazah Kini Pelaku Pembunuhan |
![]() |
---|
Telepon Terakhir Ilham, Kakak Bongkar Isi Obrolan Selang Beberapa Jam Korban Diculik Lalu Dihabisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.