Sosok Angeline Nathania, Mahasiswi Ubaya yang Dihabisi Guru Les Musiknya, Jasad Ditaruh dalam Koper

Usut punya usut Angeline Nathania (22), tewas dihabisi guru les musiknya sendiri, Rochmat Bagus Apriatma (41)

|
IST
Sosok Angeline Nathania, Mahasiswi Ubaya yang Dihabisi Guru Les Musiknya, Jasad Ditaruh dalam Koper,Usut punya usut Angeline Nathania (22), tewas dihabisi guru les musiknya sendiri, Rochmat Bagus Apriatma (41) 

BANGKAPOS.COM- Mahasiswi Universitas Surabaya (Ubaya) bernama Angeline Nathania (22) ditemukan tewas dengan kondisi jasad berada di dalam koper, Rabu (7/6/2023).

Jasad Angeline Nathalia dalam koper tersebut ditemukan di jurang Cangar, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Usut punya usut Angeline Nathania (22), tewas ditangan guru les musiknya sendiri, Rochmat Bagus Apriatma (41).

Pelaku  ditangkap oleh unit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya di Pacet, Mojokerto, Kamis (8/6/2023).

Disebut-sebut korban dan pelaku dikabarkan terjebak dalam hubungan asmara.

Namun, hubungan mereka disembunyikan karena status Rochmat yang sudah berumah tangga.

Sebelumnya, Angeline Nathania dikabarkan menghilang secara misterius pada 3 Mei 2023 lalu.

Baca juga: Hubungan Tersembunyi Angeline Nathania, Mahasiswi Ubaya dengan Guru Les Musiknya

Baca juga: Isi Surat Wasiat Ayah Sha Wang Sebelum Meninggal, Pantesan Siti TKW Taiwan Berani Bawa ke Indonesia

Saat itu, korban diketahui pergi ke kampus dengan mengendarai mobil.

Namun, korban tak kembali ke rumah hingga satu bulan.

Ibunda Angeline, Ana Mariana, mengatakan teman korban mengaku terakhir melihat Angelina bersama Rochmat.

Ketika didatangi keluarga Angeline, Rochmat membantah bertemu korban.

Rochmat mengaku terakhir kali bertemu Angeline pada November 2022.

20230610 Jasad Angeline Nathania
Penemuan jasad Angeline Nathania

Sementara itu, polisi mendatangi apartemen yang disebut-sebut sempat dikunjungi Angeline dan guru lesnya.

Dalam rekaman CCTV, Rochmat terlihat memarkir mobil Angeline di apartemen itu pada 3 Mei 2023.

Setelah ditangkap di Malang, guru les gitar itu akhirnya mengaku telah membunuh Angeline.

Adapun motif Rochmat yakni merampas mobil Angeline yang digunakan untuk membayar utang.

"Saya berharap pelaku bisa dapat hukuman setimpal," ucap Ana, dilansir Surya.co.id, Jumat (9/6/2023).

Sosok Angeline Nathania

Terungkap sosok Angeline Nathania, mahasiswi Fakultas Hukum, Universitas Surabaya (Ubaya) yang dibunuh guru les musik hingga jasadnya dimasukkan koper lalu dibuang di Cangar, Mojokerto.

Baca juga: Hubungan Tersembunyi Angeline Nathania, Mahasiswi Ubaya dengan Guru Les Musiknya

Ternyata sosok Angelina Nathania yang kini menempuh semester 6 di Ubaya itu dikenal cukup aktif di kampus. 

Dekan Fakultas Hukum Ubaya, Dr. Yoan Nursari Simanjuntak mengungkap Angelina Nathania menjalani kehidupan kampus dengan baik dan memiliki hubungan sosial yang baik dengan teman-teman sejawatnya.

Angelina juga meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) baik, yakni 3,277. 

"Selama proses belajar di Fakultas Hukum, tidak pernah terlihat adanya kendala dalam bersosialisasi dengan sesama mahasiswa maupun dosen.

Kondisi ini membuat pihak kampus merasa sangat berduka atas peristiwa tragis yang menimpanya.

Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan menghadapi cobaan ini," ungkap Dr Yoan kepada SURYA.co.id, Jumat (9/6/2023) pagi.

Diakui Yoan, kasus tewasnya , Angelina telah mengejutkan seluruh civitas akademika kampus.

Baca juga: Sosok Fajri, Pria Obesitas Berat 300 Kg Diangkut Pakai Forklift, Ini Penyebab Jadi Separah Ini

Baca juga: Bacaan Doa Memotong Ayam Jantan, Ayam Betina, Itik, Kambing Hingga Sapi

Pihaknya menyerahkan proses hukum terkait peristiwa tragis tersebut sepenuhnya kepada pihak Kepolisian.

Meski begitu, Fakultas Hukum Ubaya melalui Lembaga Biro Bantuan Hukum (LBH) menyatakan kesiapannya untuk mendampingi keluarga korban dalam proses hukum selanjutnya.

"Seluruh jajaran Fakultas Hukum Ubaya dan keluarga besar Ubaya juga telah sepakat untuk menyerahkan seluruh proses hukum kepada pihak Kepolisian,

agar dapat dilakukan penyelidikan yang objektif dan menyeluruh," terangnya.

Tak hanya itu, dikatakan Yoan bahwa rekan mahasiswa, dosen, dan alumni terus menyuarakan doa dan dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan. 

Baca juga: Kisah Putri Ariani yang Membuat Simon Cowell Naik ke Panggung dan Memberikan Golden Buzzer di AGT

Baca juga: Raih Golden Buzzer di Americas Got Talent, Ini yang Didapatkan Putri Ariani Selanjutnya

Baca juga: Sosok Putri Ariani Viral Peraih Golden Buzzer di Ajang Americas Got Talent 2023

Kesedihan mendalam atas kepergian Angeline Nathania dirasakan oleh teman-temannya,

yang kemudian secara sukarela menggalang dana dukacita sebagai bentuk penghormatan terakhir.

"Semoga keluarga korban diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi kepergian Angeline Nathania," katanya. 

Peristiwa tragis ini akan terus dipantau perkembangannya, serta diharapkan dapat menjadi peringatan bagi seluruh civitas akademika untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan di lingkungan kampus.

"Semoga Angeline Nathania mendapatkan tempat yang layak di sisi Tuhan dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketenangan serta kekuatan dalam menghadapi duka yang mendalam," harapnya. 

Baca juga: Viral Camat di Palembang Punya Harta Rp 1 Miliar, Hobi Plesir ke Luar Negeri Bareng Istri

Baca juga: Gara-gara Harga, Kontribusi PT Timah Tbk ke Negara Mengalami Penurunan

Saat hadir di rumah duka Adi Jasa, pihak Fakultas Hukum Ubaya tampak membicarakan banyak hal ketika  bertemu orang tua Angeline.

Satu di antaranya pihak keluarga diajarkan bagaimana menyiapkan bukti-bukti untuk membongkar kejahatan pelaku.

Di acara persemayaman itu, terlihat pula banyak teman korban yang datang.

Stefanie salah seorang mahasiswi Ubaya mengatakan korban semasa hidup dikenal sosok yang humble dan jago bermain alat musik.

"Gak menyangka kisah Angeline seperti ini. Saya berharap ini yang terakhir tidak akan terjadi lagi," ujar Stefani.

Berikut fakta-faktanya.

Diduga hendak menguasai mobil

Sementara Bambang Sunarjo, ayah Angeline menduga Rochmat ingin menguasai harta anaknya.

"Menurut saya, pelaku ini menggaet beberapa wanita, seperti membodohi gitu, tidak benar-benar orang yang ingin menjalin asmara dengan benar, tapi ingin menguasai hartanya," jelasnya.

STNK mobil hilang

Dugaan Bambang tersebut berlandaskan pada kasus hilangnya Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) mobil Xpander miliknya. Padahal, barang itu disimpan di dalam kendaraan.

"Saya ingat sebelum kejadian ini, dua minggu sebelumnya STNK di dalam mobil itu hilang. Jadi waktu anak saya tanya, 'Pa, STNK di mana?' Padahal saya enggak ngambil," ucapnya.

Bambang menyimpulkan, Rochmad sudah merencanakan untuk mengambil mobil anaknya tersebut. Menurut dia, pembunuhan yang dilakukan tersangka berhubungan dengan itu.

"Berarti yang menguasai STNK sebelum mobil hilang itu sudah direncanakan. Dari situ sudah kelihatan, dia (pelaku) ke arah rencana untuk mengusai kendaraan itu dengan cara seperti ini," ujar dia.

Rochmat Bagus Apriatma (41), si pembunuh mahasiswi Ubaya. (surya/tony hermawan)
Tak ada hubungan asmara

Bambang Sumarjo kemudian menegaskan bahwa tak ada hubungan asmara di antara anaknya dan pelaku.

"Saya sekadar mengingatkan, kabar yang beredar selama ini, simpang siur mengenai hubungan mereka ini, dikira ke arah asmara," kata Bambang Sumarjo di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (9/6/2023).

Dibunuh dalam mobil

Sementara kronologi Angeline Nathalia dibunuh Rochmat akhirnya terungkap.

Ternyata Angeline dibunuh Rochmat di dalam mobil Xpander miliknya, di sekitar kebun bibit Wonorejo, Surabaya, Kamis (4/5/2023).

Bermula pada Rabu (3/5/2023), mahasiswi semester VI Fakultas Hukum Ubaya ini meninggalkan rumah sekira pukul 06.30 dengan naik mobil Xpander milik kakaknya.

Angeline pamit ke mamanya hendak mengikuti ujian di kampus.

Di tengah perjalanan mampir ke sebuah cafe milik Rochmat di kawasan Rungkut.

Mereka kemudian pergi sarapan di sebuah rumah makan.

Sesudahnya, Rochmat mengantar Angeline ke kampus. Keduanya kemudian berpisah.

Saat itu mobil digunakan Rochmat.

Selesai ujian, korban dijemput pelaku.

Di mobil pelaku mengatakan ingin meminjam uang korban senilai puluhan juta. Dana tersebut rencana akan digunakan untuk membayar utang. 

Korban yang masih kuliah, tentu saja tidak mempunyai uang sebanyak itu.

Pelaku terbesit pikiran menggadaikan mobil milik kakak Angeline. Namun, Angeline menolak karena bukan pertama itu pelaku meminjam uang kepada korban.

Rochmat kemudian mengajak Angeline keliling Kota Surabaya hingga larut malam.

Kemudian, keduanya memutuskan istirahat di sebuah apartemen kawasan Surabaya Timur.

Angeline di tempat tersebut kembali dibujuk soal urusan gadai mobil.

Hari berikutnya Rochmat dan Angeline keluar meninggalkan apartemen.

Rochmat mengajak Angeline bertemu orang yang disebut-sebut menerima gadai mobil. Angeline marah memberontak ingin pulang.

"Pukul 14.30 mereka berhenti di sekitar jalan kawasan Kebun Bibit, Mulyorejo. Mereka bertengkar. Kejadian ini diketahui warga sekitar," ungkap Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Pasma Royce.

Saat itu Angeline sempat teriak-teriak ke luar mobil, namun akhirnya masuk lagi. 

Angeline saat itu gregetan dengan Rochmat.

Angeline mencela kelakuan Rochmat. Hal ini membuat Rochmat emosi.

Tangan Angeline diikat ke belakang, lalu dicekik dan dijerat hingga tewas. 

Angeline pun tewas di dalam mobil.

"Lalu tersangka pergi ke rumah mertua mengambil koper dan sempat membeli tali rapping. Korban dibungkus dengan plastik wrapping," terang Pasma.

Sekira pukul 20.30 Rochmat memutuskan membuang jenazah Angeline di luar kota Surabaya. Semula hendak dibuang di Batu. Namun, karena di sana tidak ada tempat sepi, akhirnya perjalanan dilanjutkan ke arah Cangar, Mojokerto.

Akhirnya pelaku memutuskan membuang jenazah di kawasan hutan Gajah Mungkur. 

Angeline Nathania, mahasiswi Ubaya tewas dibunuh
Angeline Nathania, mahasiswi Ubaya tewas dibunuh guru les dan jasadnya dimasukkan koper. Ini sosok Rochmat, sang guru les.

Mobil dijual Rp 25 juta, hp dibuang

Seusai kejadian, Rochmat menggadaikan mobil milik kakak Angeline ke salah seorang teman di Pasuruan dengan nominal Rp25 juta.

Handphone Angeline dan miliknya dibuang.

Lalu, Rochmat sembunyi dengan cara tinggal di sebuah indekos di Kota Malang.

Setelah kasus terungkap, polisi menangkap pria yang menadah mobil Xpander yang digadaikan Rochmat.

Si penadah itu ditangkap pada Kamis (8/6/2023) di Pasuruan.

Di rumah penadah, Polisi menemukan mobil yang menjadi saksi bisu kematian Angeline.

Penadah dan barang bukti kemudian diboyong ke Polrestabes Surabaya. Hari itu juga si penadah menyandang status saksi.

Akan tetapi, hingga Jumat (9/6/2023) sore, belum terlihat tanda-tanda polisi bakal menaikkan status penadah sebagai tersangka.

Gelar perkara pun belum dilaksanakan. Padahal, polisi hanya mempunyai waktu 1x24 untuk menentukan status penahanan.

Hingga sekarang polisi sekarang masih merahasiakan identitas penadah. Hanya saja, sempat disebutkan sumber si penadah adalah teman Rochmat.

Tangis keluarga pecah

Di bagian lain, isak tangis dan banjir air mata warnai prosesi pembacaan doa sebelum jenazah Angeline Nathania (22) dikremasi, Sabtu (10/6/2023) siang.

Sekitar pukul 13.00 WIB, proses kremasi jenazah Angelina dilakukan di Krematorium Eka Praya, Jalan Kembang Kuning, Darmo, Wonokromo, Surabaya.

Setelah khotbah dan pembacaan doa oleh pendeta rampung dirapalkan, peti jenazah berwarna putih dipindahkan di depan mesin kremasi. Ibunda kandung korban, Ana Mariani, tak kuasa menahan air matanya.

Ia terus menerus menyeka air matanya, seraya melihat puluhan orang keluarga, kerabat dan sahabat Angel mulai bergiliran menaburkan bunga di atas tepi mati.

Bambang Sunarjo mengatakan, abu sisa kremasi sang anak akan disimpan di ruang tamu rumahnya untuk sementara waktu yang tak ditentukan.

Pria berkemeja lengan pendek warna putih itu, merasa masih banyak kenangan dengan sang anak yang tak ingin cepat memudar begitu saja.

Menyimpan sementara abu kremasi Angeline di dalam rumah, mungkin salah satu cara yang pas untuk menjembatani perasaan tersebut.

"Saya simpan dulu, saya harus mengenang dulu dan menyambung memori yang harus kami kenang. Kami akan obrolkan lebih lanjut," ujarnya saat ditemui awak media seusai prosesi kremasi rampung.

Mengenai kasus hukum atas tersangka pembunuh anaknya, Bambang berharap, tersangka dihukum setimpal atas perbuatan keji yang dilakukannya.

"Ya pokoknya semoga kasus ini tetap dikawal, pelaku memperoleh belasan yang setimpal, iya keadilan. Kami berharap agar dihukum (berat)," pungkasnya.

(Bangkapos.com/Vigestha Repit/Surya-Arum Puspita)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved