Sejarah

Sejarah Beli Baju Baru Jelang Lebaran, Ternyata Sudah Ada Sejak Ratusan Tahun Lalu

Tradisi membeli baju baru jelang lebaran ternyata sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan masih lestari hingga saat ini...

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Fitri Wahyuni
Tribun Jogja
Sejarah Beli Baju Baru Jelang Lebaran, Ternyata Sudah Ada Sejak Ratusan Tahun Lalu 

BANGKAPOS.COM -- Saat menjelang lebaran khususnya Idul Fitri, masyarakat Muslim Indonesia akan berbondong-bondong ke pasar untuk membeli baju baru.

Baju baru tersebut nantinya akan digunakan saat hari lebaran tiba.

Tradisi membeli baju baru jelang lebaran ternyata sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan masih lestari hingga saat ini.

Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia Agus Aris Munandar menjelaskan, pakaian yang dipakai saat lebaran, khususnya Idul Fitri merupakan sebuah simbol kesucian.

"Awalnya harus memakai baju, sarung, atau mukena bersih pada waktu shalat Idul Fitri. Itu simbol umat Islam yang kembali fitri setelah berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan," jelasnya kepada Kompas.com, Senin (10/4/2023).

Menurut Agus, pakaian bersih yang dipakai umat Islam saat lebaran merupakan tanda dari manusia yang suci atau bersih dari dosa setelah sebulan puasa Ramadhan.

Baca juga: Sejarah Lempah Kuning Khas Bangka, Simbol Kehidupan Masyarakat yang Menunjukan Keharmonisan

Baca juga: Sejarah Kuburan Cina Sentosa di Pangkalpinang, Terbesar se-Asia Tenggara, Luasnya 19,9 ha

Lebih lanjut, Agus menjelaskan bahwa orang tua biasa membelikan pakaian baru untuk anak-anak kecil karena mereka akan diajak shalat Id atau juga berkunjung ke rumah saudara.

"Kalau untuk orang dewasa sih pakaian baru itu cuma simbol, yang penting niat baru untuk melaksanakan agama Islam secara baik," lanjutnya.

Sejarah Baju Baru Jelang Lebaran

Dilansir dari KOMPASTV, tradisi membeli baju baru menjelang lebaran resmi tercatat muncul sejak abad ke-16, sebelum Tanah Air bernama Indonesia.

Tradisi baju baru saat Idul Fitri tertulis dalam buku Sejarah Nasional Indonesia karya Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto.

Buku tersebut menjelaskan bahwa tradisi ini sudah dimulai sejak tahun 1596 di masa Kesultanan Banten.

Semasa itu, menjelang Idul Fitri, mayoritas Muslim di Kerajaan Banten sibuk menyiapkan baju baru.

Bedanya, saat itu hanya kalangan kerajaan saja yang bisa membeli pakaian bagus untuk Idul Fitri.

Mayoritas rakyat biasa masih menjahit baju mereka sendiri.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved