Berita Pangkalpinang

Bincang Santai Dengan Pemred Bangka Pos, Prof Udin Indikasikan Kembali Terjun di Pilkada 2024

Meski dua kali gagal meraih kursi nomor satu di Kota Pangkalpinang, Prof Udin mengindikasikan keinginannya untuk kembali bertarung

Penulis: Rifqi Nugroho | Editor: Iwan Satriawan
Tim Video Bangkapos
Prof Udin saat Podcast bersama Bangkapos yang dipandu Pemimpin Redaksi Bangka Pos Ade Mayasanto. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Sosok Saparudin Masyarif, merupakan tokoh yang menyandang gelar Profesor pada bidang Teknik Informatika, sejak tahun 2017 lalu.

Selain dikenal sebagai akademisi, pria yang akrab disapa Prof Udin tersebut juga tercatat dua kali ikut serta pada ajang pilkada Walikota Pangkalpinang, yaitu tahun 2013 dan 2018 silam.

Meski dua kali gagal meraih kursi nomor satu di Kota Pangkalpinang, Prof Udin mengindikasikan keinginannya untuk kembali bertarung di pemilihan kepala daerah 2024 nanti saat berbincang santai pada Podcast bersama Bangkapos, yang dipandu Pemimpin Redaksi (Pemred) Bangka Pos Ade Mayasanto.

"Setelah 2018, saya sudah memikirkan harus terjun di dunia politik. Karena mungkin dulu masing setengah-setengah, akhirnya harus memilih masuk ke Partai. Bisa dilihat sekarang lah, saya pakai baju merah," ujar Prof Udin.

Akan tetapi, untuk meraih tiket pada pilkada 2024 mendatang dirinya mengaku harus terus mensosialisasikan diri ke masyarakat, agar lebih dikenal yang akhirnya tentu akan dipilih ketika ikut serta lagi dalam pemilihan.

"Yang saya ketahui di PDIP ini, mereka akan melihat calon ini kapasitas dan kapabilitasnya bagaimana. Dari situ, nanti partai yang akan memutuskan," tambahnya.

Untuk itu, ia mangaku terus mengamati perkembangan kondisi Bangka Belitung, baik itu dari segi sosial, budaya, pendidikan hingga kesehatan dan semua komponen dalam penyelenggaraan kenegaraan.

"Saya ambil itu menjadi suatu pengalaman, kemudian kita lihat juga tempat yang lain. Kemudian kita coba meramu itu semua, bagaimana Bangka Belitung, Pangkalpinang ini mau di kembangkan," jelasnya.

Sehingga hal itu, membuatnya lebih sering berkomunikasi dan berkegiatan di tengah masyarakat, agar lebih menyerap aspirasi yang akan disampaikan.

"Apa yang menjadi kesusahan mereka, dan saya enjoy. Dunia baru yang jadi thesis baru, karena situasinya lebih besar permasalahannya lebih komplek di banding ilmu Informatika," paparnya.

(Bangkapos.com/Rifqi Nugroho)

 

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved