Indonesia Peringkat Ketiga Kasus Terbanyak Kebocoran Data, Ini 5 Ancaman Siber yang Dihadapi

laporan Lanskap Keamanan Siber Indonesia 2022 yang diterbitkan BSSN secara umum terdapat 5 ancaman siber yang dihadapi Indonesia

Freepik
Indonesia Peringkat Ketiga Kasus Terbanyak Kebocoran Data, Ini 5 Ancaman Siber yang Dihadapi,laporan Lanskap Keamanan Siber Indonesia 2022 yang diterbitkan BSSN secara umum terdapat 5 ancaman siber yang dihadapi Indonesia 

BANGKAPOS.COM- Kasus kebocoran data di tanah air semakin marak terjadi.

Terbaru, Indonesia Indonesia menduduki peringkat ketiga terbanyak kasus kebocoran data.

Hal itu disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rudy Salahuddin

"Menurut data dari perusahaan keamanan siber, Indonesia menempati urutan ketiga negara dengan kasus kebocoran data terbanyak di dunia," ujarnya dalam CIPS DigiWeek 2023, Senin (10/7/2023).

Sementara, berdasarkan laporan Lanskap Keamanan Siber Indonesia 2022 yang diterbitkan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), secara umum terdapat 5 ancaman siber yang dihadapi Indonesia.

Di nataranya adalah kebocoran data, ransomware, phising, advanced persistent treat, dan juga web defacement

"Contoh kasus terbaru adalah kebocoran data paspor WNI yang diduga diperjualbelikan di dark web, yang saat ini masih dalam proses penyelidikan," kata Rudy.

Dia menambahkan, serangan ransomware pada perbankan dapat merugikan para nasabah serta terdapat korban phising yang berakibat kehilangan uang miliaran rupiah setelah membuka undangan pernikahan digital.

Untuk itu, Rudy menegaskan, keamanan digital menjad unsur penting dalam menjaga semua aktivitas ekonomi dan sosial negara.

"Ini telah jadi perhatian penting semua pihak termasuk pemerintah," tandasnya.

Kasus kebocoran data

Soal kasus kebocoran data terbaru, 34 juta data paspor WNI diduga bocor dan diperjualbelikan oleh peretas Bjorka dengan harga 10.000 dollar AS.

Bjorka juga diduga membocorkan 35 juta data pelanggan MyIndiHome dan dijual dengan harga 5.000 dollar AS. Dua kejadian dugaan pembobolan data ini seolah menambah panjang kasus pencurian data masyarakat Indonesia.

Sebenarnya, apa bahaya di balik data warga yang bocor dan apa bisa situasi ini diatasi?

Bahaya kebocoran data penduduk CEO Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha mengungkapkan bahwa kebocoran data sangat berbahaya bagi masyarakat.

"Data pribadi yang ada tersebut dapat dimanfaatkan oleh orang lain untuk melakukan tindak kejahatan seperti penipuan kepada orang yang datanya bocor maupun penipuan lain dengan mengatasnamakan data pribadi orang lain yang bocor tersebut," jelasnya kepada Kompas.com, Jumat (7/7/2023).

Sumber: bangkapos.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved