Mahasiswa Pangkalpinang Korban Mutilasi

Hasil Tes Psikologi Dua Tersangka Mutilasi Mahasiswa UMY di Sleman Keluar: Dilakukan Secara Sadar

Dari hasil tersebut, diketahui bahwa dua tersangka yakni Waliyin (29) dan RD (38) melakukan pembunuhan dan mutilasi secara sadar.

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: fitriadi
Tribun Jogja/Miftahul Huda
Dua pelaku mutilasi di Sleman dihadirkan di Mapolda DIY, Minggu (16/7/2023). Mereka ditangkap di wilayah Jawa Barat pada Sabtu (15/7/2023). 

BANGKAPOS.COM -- Hasil tes psikologi dua tersangka mutilasi mahasiswa UMY yang diduga Redho Tri Agustian telah keluar.

Dari hasil tersebut, diketahui bahwa dua tersangka yakni Waliyin (29) dan RD (38) melakukan pembunuhan dan mutilasi secara sadar.

Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Direskrimum Polda DIY Kombes Pol Endriadi, kedua tersangka secara sadar memutilasi korban yang diduga kuat adalah Redho Tri Agustian.

“Hasilnya motif mutilasi dilakukan secara sadar untuk menghilangkan barang bukti,” ujarnya Jumat (28/7/2023).

Terkait tes DNA, hingga saat ini pihak kepolisian masih menunggu hasilnya.

Sampel yang diujikan untuk Tes DNA adalah darah dan tulang.

Kombes Pol Endriadi menjelaskan hasil Tes DNA dari sampel darah membutuhkan waktu 7 hari untuk keluar, sementara untuk tulang 14 hari.  

“Mungkin kami koordinasikan lebih cepat lah. Karena DNA itu dipergunakan untuk proses penyidikan dan pemberkasan."

"Nanti kita informasikan, karena ini kita menunggu hasilnya dari Jakarta,” terangnya.

Ia mengestimasi hasil Tes DNA akan keluar di pekan depan.

Namun ia juga berharap hasil Tes DNA dapat keluar tidak terlalu lama.

Apalagi Puslabfor Mabes Polri juga tak hanya meneliti DNA dari kasus ini saja.  

Lebih lanjut, terkait proses pencarian tubuh korban, ia menyatakan bahwa dari pihak kepolisian sudah tidak melakukan pencarian lagi.

Pasalnya, potongan tubuh yang telah ditemukan dan saat ini masih berada di forensik RS Bhayangkara sudah dirasa cukup untuk kepentingan pemberkasan.

“Untuk kegiatan pemberkasan penyidikan kami sudah cukup. Setelah nanti DNA keluar, mungkin kami serahkan ke keluarga,” ungkapnya.

Adapun identitas R sendiri merupakan mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Saat ini pihak UMY pun masih menunggu hasil Tes DNA dari kepolisian untuk memastikan bahwa korban mutilasi adalah benar mahasiswa UMY.

Wakil Rektor UMY Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan AIK, Muhammad Faris Al-Fadhat, menyatakan bahwa pihak kampus turut memberi perhatian dalam kasus tersebut, salah satunya dengan melakukan pendampingan ke keluarga R.

“Terkait kasus hilangnya mahasiswa FH UMY, kampus telah memberikan pendampingan pengacara bagi keluarga terduga korban, selama proses hukum berjalan,” tandasnya. 

Pihak UMY Bantah Redho Korban Mutilasi Sleman Masuk Kelompok LGBT

Pihak Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ( UMY) membantah terkait mahasiswanya, Redho Tri Agustian yang menjadi korban mutilasi di Sleman adalah seorang LGBT.

Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Wakil Rektor V Bidang Kerjasama dan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ( UMY), Prof Dr Achmad Nurmandi.

Beliau mengatakan bahwa mahasiswa UMY yang berasal dari Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung itu sedang melakukan penelitian terkait kelompok LGBT.

Sehingga bisa dipastikan bahwa korban bukanlah bagian dari kelompok tersebut.

Korban memang diharuskan bersinggungan dengan kedua tersangka lantaran tuntutan dari penelitian yang sedang ia lakukan.

"Jadi memang sedang meneliti orang harus mencari informasi, mungkin masuk to ke kelompok kayak gitu itu," papar Prof Dr Achmad Nurmandi, Kamis (27/6/2023), dikutip dari Kompas.com.

Kelompok yang diteliti korban tidak hanya LGBT, namun juga diduga merupakan kelompok radikal yang ada di Yogyakarta.

Penelitian tersebut sudah berjalan selama 3 bulan.

"Ya indikasinya seperti itu lho kalau misalnya dia itu LGBT ndak mungkin."

"Nggak sejajar kok itu kan pengangguran kabeh sik pelaku. Kalau LGBT itu kan sejajar mahasiswa dengan mahasiswa," bebernya.

Prof Dr Achmad Nurmandi juga menegaskan bahwa korban tidak memiliki penyimpangan seksual dan masuk kelompok LGBT.

"Kita mencari informasi apa yang dialakukan termasuk riset. Kita kan sedang cari, mendalami toh dia sudah masuk keberapa informan segala macam. Karena laptopnya masih di Polda DIY, kita belum tahu," tandasnya.

Sementara itu, Rektor UMY Gunawan Budiyanto, mengatakan ia tak menyangka salah satu mahasiswanya menjadi korban mutilasi.

Sebab korban dikenal sebagai mahasiswa yang berprestasi dan bersosialisasi dengan baik di kampus.

“Kita sering merasa sedih, karena korban perilakunya baik. Kita sudah mengumpulkan teman-temannya satu organisasi kemahasiswaan, mereka mengatakan tidak ada yang aneh."

"Bahkan para mahasiswa bilang, korban adalah penerima hibah penelitian dari lembaga kemahasiswaan,” ujarnya.

Rektor menyebut bahwa R adalah mahasiswa yang berprestasi, bahkan sejak dari SMA sudah aktif di kepramukaan.

Hal itu dilanjukan sampai di tingkat kampus.

Selain aktif di pramuka, R juga disebut bersosialisasi dengan baik, misalnya terlibat dalam rapat-rapat mahasiswa.
 
“Sedih karena anak ini baik-baik saja, dan sering ikut rapat penerimaan mahasiswa baru 2023,” tuturnya.

Gunawan mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya mencoba membuat mekanisme agar kampus bisa dapat memahami masalah yang dialami mahasiswa.

Menurutnya masalah keterlambatan kuliah, terlambat ikut ujian atau mengumpulkan tugas, termasuk kesulitan ekonomi adalah hal yang umum ditemukan di sebuah kampus.

Namun masalah yang sifatnya pribadi jarang terungkap.

“Bagi kami peristiwa mutilasi ini menyadarkan kita bersama bahwa ternyata kampus harus lebih bisa memahami kondisi psikologis mahasiswa,” katanya.

Maka dari itu, saat ini UMY tengah melakukan rekrutmen untuk program konselor sebaya.

Ditargetkan akan ada 1000 konselor sebaya yang akan aktif mendampingi dan menampung keluhan mahasiswa.

Dengan demikian, harapannya tak akan ada lagi kasus seperti ini, mahasiswa dapat saling berbagi, dan dapat menyelesaikan masalah yang dialami.

(Bangkapos.com/Fitri Wahyuni/Tribunnews.com/Erik S/TribunJogja.com/Santo Ari)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved