TERUNGKAP Bayi yang Dibuang di Sungai Kalsel Ternyata Hasil Hubungan Gelap Ibu Mertua dan Ex Menantu
Usut punya usut bayi RH itu ternyata hasil dari hubungan gelapnya dengan seorang pria yang tak lain dengan eks menantunya sendiri, SH (36)
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: M Zulkodri
BANGKAPOS.COM- Terungkap kasus bayi yang dibuang di Kalsel beberapa hari lalu ternyata hasil hubungan gelap ibu mertua dan ex (mantan) menantu.
Diberitakan sebelumnya ditemukan jasad bayi di Sungai Balanti, Kabupaten Balangan, Kalsel pada Selasa (1/8/2023) lalu.
Bayi malang itu pertama kali ditemukan oleh pencari keong.
Dony Setiawan anggota BPBD yang melakukan evakuasi korban mengatakan, saat dilihat pertama kali kondisi bayi tengah dalam kondisi miring ke sebelah kiri.
"Tali pusar masih menempel, kondisi organ tubuh bayi lengkap," ujarnya dikutip dari Serambinews, Rabu (9/8/2023).
Pihak Polsek Awayan mendampingi evakuasi dan langsung membawa jasad bayi malang itu ke RSUD Datu Kandang Haji Balangan untuk diidentifikasi.
Setelah dilakukan penyelidikan, terungkap bahwa RH (37), warga Desa Baru, Kecamatan Awayan, Kabupaten Balangan merupakan ibu dari bayi berjenis kelamin perempuan tersebut.
Usut punya usut bayi RH itu ternyata hasil dari hubungan gelapnya dengan seorang pria yang tak lain dengan eks menantunya sendiri.
Terungkap, RH rupanya berselingkuh dengan mantan menantu alias mantan suami anaknya, berinisial SH (36).
Meski telah menjadi eks menantu, perselingkuhan itu dikabarkan sudah terjalin sejak lama, yakni sejak mantan menantunya itu masih berstatus suami dari anaknya.
Bahkan, pasca bercerai, ibu mertua tersebut masih tinggal serumah dengan mantan menantunya.
Padahal, mantan menantunya itu sudah menikah lagi dengan wanita lain.
Sampai-sampai, ibu mertua tersebut melahirkan anak hasil hubungan gelapnya dengan eks menantu.
Hal itu dikonfirmasi Kanit PPPA Satreskrim Polres Balangan, Aiptu Joko.
Aiptu Joko mengatakan, berdasarkan pengakuan RH, bayi yang ia lahirkan lalu dibuang ke sungai itu merupakan anak hasil hubungan gelapnya dengan, SH (36), yaitu mantan menantunya.
Namun, hal ini masih akan dikuatkan oleh polisi dengan melakukan pencocokan DNA jasad bayi bersamaa DNA terduga orangtua biologis.
Pasalnya, jasad bayi dibuang itu sudah diambil DNA-nya untuk dicocokkan dengan DNA orangtua biologis.
Sementara ini, pelaku memang mengakui hal tersebut.
Masih tinggal serumah
SH diketahui telah bercerai dari anak RH dan telah menikah lagi dengan wanita lain, yakni SP (48).
Sementara RH sendiri diketahui sudah pernah menikah empat kali.
Anak yang dilahirkan dari hasil hubungan gelapnya dengan ex menantu merupakan anak keempat, sebagaimana dilansir dari Banjarmasinpost.id.
Meski telah bercerai dengan anaknya, RH masih tinggal bersama dengan SH yang kini telah menikah lagi dengan SP.
Ketiganya tinggal serumah di kediaman mereka di Desa Baru Kecamatan Awayan.
Rumah tersebut juga menjadi tempat RH melahirkan bayi hasil hubungan gelapnya dengan mantan menantu.
Diketahui soal persalinan RH di rumah mereka ternyata sempat disaksikan oleh istri dari mantan menantunya, SP.
SP menjadi saksi sekaligus orang pertama yang melihat RH melahirkan bayi perempuannya.
Dilansir dari Banjarmasinpost.id, berdasarkan kronologis yang dijelaskan SP, RH mulai merasakan sakit perut pada Senin (31/7/2023) sekitar pukul 05.15 WITA.
Lalu, RH melahirkan sendiri anaknya di dalam kelambu rumahnya.
Saat melahirkan, pelaku sempat meronta hingga membuat SH dan SP terbangun.
SP yang kemudian menjenguk pelaku membuka kelambu.
Ia pun mengaku sempat melihat bayi berada di antara kaki pelaku.
"Kondisi bayi saat itu tertutup daster sebagian, yaitu dari bagian perut hingga kepala, dan hanya terlihat bagian perut hingga kaki," kata SP.
Bayi dibawa masih diposisi bawah daster
Tak lama setelah dilahirkan, RH langsung membawa bayinya ke sungai dan membuangnya.
SP menceritakan, tak lama setelah dilahirkan, RH membawa bayinya keluar rumah dengan posisi masih dibawah daster .
Ia berjalan hingga ke tepi sungai.
Saat itulah ia baru memindahkan posisi bayinya untuk digendong dengan bagian kepala di tangan kanannya.
"Sempat berpikir sebentar hingga akhirnya bayi dibuang ke sungai. Saat itu, bayi masih dalam kondisi hidup karena ada pergerakan di bagian kaki," ujarnya.
Sementara itu, Aiptu Joko mengatakan, bayi tersebut dilahirkan dalam keadaan sungsang.
Saat lahir, langsung keluar beserta ari-ari dan ikuti dibuang bersama bayi.
"Posisi pelaku saat itu ikut menceburkan diri ke tapian sungai. Sempat naik, kemudian melihat banyak darah, akhirnya turun lagi ke sungai untuk membersihkan diri," kata Aiptu Joko, Senin (7/8/2023), dikutip dari Banjarmasinpost.id.
Bantah alami gangguan jiwa
Hebohnya kasus ini sempat memunculkan isu bahwa pelaku yakni RH mengalami gangguan jiwa.
Namun hal tersebut ditepis oleh Kanit PPPA Sat Reskrim Polres Balangan, Aiptu Joko.
Ia mengatakan, saat pemeriksaan, pelaku menjawab pertanyaan dengan runut dan tidak ada tanda gangguan kejiwaan.
"Pelaku tidak mengalami gangguan jiwa, memang karakternya pendiam," ujarnya, dikutip dari Banjarmasinpost.id.
Ia pun menyebutkan bahwa pelaku sebenarnya sudah pernah menikah empat kali.
Bayi perempuan yang dilahirkan lalu dibuang itu merupakan anak keempatnya.
Sementara itu, Psikolog Cindy Setiarini, S.Psi yang ikut memberikan keterangannya mengenai kasus tersebut mengatakan, bahwa pemicu kejahatan RH bisa dipicu oleh dua faktor, yakni internal dan eksternal.
Faktor internal dari diri pelaku, mengingat kondisi hamil merupakan sebuah kondisi yang tidak biasa, dengan adanya perubahan emosional hingga perubahan bentuk tubuh.
"Kondisi emosional sangat mempengaruhi karena adanya ketidakpastian masa depan dan juga ketakutan jika anak yang masuk dalam kategori tidak diinginkan itu lahir, hingga jalan pintas adalah menghilangkan keberadaan bayi dan sang ibu memilih dengan cara membuang bayi tersebut ke sungai," ujarnya, dilansir dari pemberitaan Banjarmasinpost.id lainnya.
Faktor lain yang juga menjadi pemicu adalah adanya lingkungan sosial yang tidak memungkinkan untuk pelaku memiliki anak.
Dengan status janda, namun melahirkan seorang anak, jelas akan menimbulkan penilaian kurang baik di masyarakat.
Hal ini, lanjut Cindy Setiarini, bisa menambah ketakutan pada diri yang bersangkutan.
"Belum lagi ada kesulitan ekonomi dan tidak adanya keluarga yang memberi dukungan," ujarnya, seraya menambahkan banyak faktor yang bisa menjadi pemicu.
(Bangkapos.com/Vigestha Repit)
Cara Edit Foto Studio dan Foto Berdua di Google Gemini AI & Kumpulan Prompt-nya |
![]() |
---|
Sosok Wahyudin Moridu, Kini Dipecat PDIP Dampak Viral Mau Merampok Uang Negara |
![]() |
---|
Profil Wahyudin Moridu, DPRD Gorontalo Viral Ingin Rampok Uang Negara Sampai Miskin Direkam Wanita |
![]() |
---|
Sosok Wahyudin Moridu Anggota DPRD Gorontalo, Politisi PDIP yang Videonya Mau Rampok Uang Negara |
![]() |
---|
Tuna Goreng Saus Bikin Ratusan Siswa di Banggai Sulteng Pusing, Badan Memerah, Sesak Napas Tersengal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.