Berita Belitung

Buntut Polemik Warga dengan PT Foresta, Massa Bakar Kendaraan dan Kantor, Bupati Imbau Tahan Emosi

Ribuan massa mengamuk melakukan pengrusakan sejumlah kendaraan dan kantor Divisi Puri Indah, PT Foresta Dwikarya Lestari di Desa Kembiri

Penulis: Nurhayati CC | Editor: Dedy Qurniawan
Buntut Polemik Warga dengan PT Foresta, Massa Bakar Kendaraan dan Kantor, Bupati Imbau Tahan Emosi - 20230818-massa.jpg
Dok/Martoni
Polemik yang berlarut-larut masyarakat beberapa desa terutama lima desa di Kecamatan Membalong dengan PT Foresta Lestari Dwikarya memicu kericuhan. Buntutnya, kantor perusahaan tersebut dibakar warga pada Rabu (16/8/2023).
Buntut Polemik Warga dengan PT Foresta, Massa Bakar Kendaraan dan Kantor, Bupati Imbau Tahan Emosi - 20230818-foresta.jpg
Dok/Martoni
Polemik yang berlarut-larut masyarakat beberapa desa terutama lima desa di Kecamatan Membalong dengan PT Foresta Lestari Dwikarya memicu kericuhan. Buntutnya, kantor perusahaan tersebut dibakar warga pada Rabu (16/8/2023).
Buntut Polemik Warga dengan PT Foresta, Massa Bakar Kendaraan dan Kantor, Bupati Imbau Tahan Emosi - 20230817-Aksi-lanjutan-polemik-masyarakat.jpg
IST/Dok Martoni
Aksi lanjutan polemik masyarakat dengan PT Foresta, Kamis (17/8/2023).
Buntut Polemik Warga dengan PT Foresta, Massa Bakar Kendaraan dan Kantor, Bupati Imbau Tahan Emosi - 20230818-massa1.jpg
Dok/Martoni
Masyarakat juga memanen massal buah sawit di area perkebunan yang terindikasi berada di atas lahan hasil penyerobotan tanah masyarakat. Sebelumnya, lahan sawit di Desa Perpat tersebut dilaporkan masyarakat berada di atas tanah sertifikat milik masyarakat.

BANGKAPOS.COM, BELITUNG -- Ribuan massa mengamuk melakukan pengrusakan sejumlah kendaraan dan kantor Divisi Puri Indah, PT Foresta Dwikarya Lestari di Desa Kembiri, Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rabu (16/8/2023) sore.

Polemik yang berlarut-larut ini menyebabkan masyarakat beberapa desa terutama lima desa di Kecamatan Membalong dengan PT Foresta Lestari Dwikarya memicu terjadinya keributan ini. 

Buntutnya, kantor perusahaan tersebut dibakar warga pada Rabu (16/8/2023). 

Tidak hanya sampai di situ, warga yang geram terhadap pihak perusahaan menebang pohon sawit menggunakan gergaji mesin, Kamis (17/8/2023).

Pohon sawit tumbang tersebut menutupi jalan masuk yang diduga merupakan area di luar hak guna usaha (HGU). 

Masyarakat juga memanen massal buah sawit di area perkebunan yang terindikasi berada di atas lahan hasil penyerobotan tanah masyarakat.

Sebelumnya, lahan sawit di Desa Perpat tersebut dilaporkan masyarakat berada di atas tanah sertifikat milik masyarakat. 

Kepada Pos Belitung, Koordinator Lapangan (Korlap) Martoni menjelaskan aksi tersebut lantaran emosi masyarakat yang memuncak atas PT Foresta. 

Berdasarkan penyampaian hasil uji petik pada aksi di Kantor Bupati Belitung beberapa waktu lalu, Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Belitung Akhmad Syaikhu mengatakan bahwa di Dusun Aik Gede, Desa Kembiri, ada satu area perkebunan yang dinyatakan berada di luar HGU dengan luasan sekitar 100 hektar.

"Setelah kami tahu, kami sampaikan ke pimpinan PT Foresta di Kantor Tanjung Rusa Estate (TRSE) yang dipimpin oleh Pak Aswin, Manajer Perusahaan PT Foresta beberapa hari lalu. Setelah itu, kami sampaikan ke beliau, kami tunjukkan tempatnya dan meminta agar area tersebut jangan dipanen sampai ada keputusan," kata Martoni, Kamis (17/8/2023) malam. 

Namun permintaan masyarakat dilanggar pihak perusahaan sehingga pada Rabu (16/8/2023), karyawan dari beberapa divisi ditugaskan memanen di tempat tersebut agar segera dihabiskan instruksi manajemen. 

Setelah diketahui masyarakat, masyarakat lalu ke area tersebut untuk memastikan.

Sekitar pukul 10.00 WIB Di lokasi yang sama, saat bertemu dengan pimpinan perusahaan yakni Manajer PT Foresta, Aswin menyebut memanen sawit itu berdasarkan perintah manajemen pusat. 

"Manajemen pusat kok langsung berani. Saya sampaikan selama ini kami minta datangkan pihak manajemen tidak pernah dihadirkan, katanya masih diajukan ke pusat, saat itu saya minta kepada pimpinan, Pak Aswin, agar menghubungkan dengan manajemen untuk menyelesaikan permasalahan," ucap Martoni. 

"Hadirkan manajemen karena kami capek akibat permasalahan tidak pernah selesai. Saya sampaikan, kami pokoknya tidak mau tahu, nanti sore tolong sampaikan ke manajemen kami minta jawaban, kalau bisa hadirkan manajemen, kami capek, kami minta ke perusahaan untuk penyelesaian permasalahan," tegas Martoni. 

Sumber: Pos Belitung
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved