Bangka Pos Hari Ini

Suku Lom Terkepung Kebun Sawit, 14 Gebong Tersisa Satu di Dusun Pejem

Ali Usman menceritakan awalnya Suku Mapur atau Suku Lom bermukim di tepi Sungai Mapur yang hulunya ada di beberapa

Editor: Iwan Satriawan
Ist/PT Timah Tbk
Bangunan Kampung Adat Gebong Memarong di Dusun Air Abik. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA- - Tubuh rentanya tak lagi merasakan pijatan yang diharap bisa meringankan rasa sakit.

Di kesehariannya, perempuan 120 tahun itu pun lebih banyak berbaring.

Hanya sesekali dia memasak dan beraktivitas di rumah yang jauh berada di dalam hutan.

N e k  A n y a , demikian sapaan akrab perempuan Suku Lom yang tinggal di Dusun Pejem, Desa Gunung Pelawan, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung itu.

Dia adalah sepuh suku Lom tertua yang kini berusia 120 tahun.

"Kaki sakit, sudah tiga hari, ngenyut-ngenyut, kadang kram, umur sudah 120 Tahun," kata Nek Anya saat ditanya kondisinya, Minggu (13/8).

Nek Anya merupakan satu dari ratusan warga Suku Lom, satu suku tertua yang mendiami Pulau Bangka,yang tersisa di Dusun Pejem.

Mereka tetap mempertahankan kebudayaannya yang hidup berpindah-pindah dan jauh dari keramaian. Termasuk keseharian yang hanya memanfaatkan hasil bumi yang ada di sekitar mereka.

Seperti misalnya Nek Anya yang sekarang setiap harinya minum rebusan air dari akar kayu herbal. Menurutnya, orang-orang zaman dulu bisa memiliki umur panjang
karena mengonsumsi bahan-bahan berbahan kayu sehingga berumur panjang dan sehat.

"Konsumsi ini lah akar kayu, sampai sekarang masih diminum, masih bisa jalan, masih bisa nyapu-nyapu rumah, tapi dalam empat hari belakangan kondisinya sedang kurang sehat," kata Nek Anya yang juga kini sudah jarang makan nasi.

Setidaknya butuh waktu kurang lebih satu jam untuk bertamu ke rumah Nek Anya di dalam hutan Dusun Pejem.

Tidak hanya itu, ada juga sejumlah 'syarat' untuk masuk ke kawasan tersebut.

Sebuah gelang yang terbuat dari resam menjadi penanda bagi orang asing yang ingin berkunjung ke pemukiman Suku Lom di dalam hutan Dusun Pejem.

Gelang itu disembur oleh salah satu tokoh masyarakat adat bernama Abok.

Gelang penanda ini bertujuan sebagai tanda bahwa yang berkunjung adalah tamu yang diundang atau kerabat dekat Masyarakat Lom.

Halaman
123
Sumber: bangkapos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved