Baiknya Pejabat Saja yang Makan Ubi atau Singkong, Jangan Makan Beras, Lumayan Ngurangi Jatah Rakyat

Harga beras mahal, Menteri Tito suruh rakyat mengganti ganti makanan pokok dengan ubi atau singkong, warga balik suruh pejabat saja yang makan ubi

Penulis: Hendra CC | Editor: M Zulkodri
(posbelitung.co/dede
Harga beras mahal, Mendagri Tito Karnavian suruh rakyat makan ubi atau singkong pengganti beras, warga ini balik surut pejabat makan ubi atau singkong daripada ngabisin beras jatah rakyat 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Dengan mudahnya pemerintah memberikan solusi kepada rakyat disaat di seluruh Indonesia ini harga beras dijual dengan mahal.

Sejak dahulu kala, zamannya nenek moyang beras merupakan makanan pokok rakyat Indonesia.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian dengan entengnya mengatakan kalau harga beras mahal bisa memakan ubi, singkong atau makanan pokok non beras lainnya.

Padahal diketahui Indonesia merupakan daerah agraris. Dan anehnya pemerintah lebih memilih untuk membeli dari luar negeri atau impor beras.

Sementara pasokan beras dari para petani di Indonesia disebut tak mampu mencukupi kebutuhan rakyat.

Rupanya ucapan Mendagri Tito Karnavian ini pun disambut positif oleh sejumlah kepala daerah di Indonesia.

Tak terkecuali, PJ Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pun menyambut solusi dari Mendagri Tito Karnavian tersebut.

"Kita sangat mendukung, apapun bisa kita lakukan, karena tidak hanya memakan beras, bisa jagung, ubi," ujar Suganda saat ditemui bangkapos.com di area Rumah Dinas Guebrnur Babel, Jumat (6/10/2023).

Lebih lanjut, dia mengajak masyarakat di Bangka Belitung untuk menanam bahan pokok non beras tersebut.

"Silahkan masyarakat juga, itu kan bisa ditanam, di masa kemarau pun bisa ditanam," katanya.

Sekjen Ombudsman RI ini juga menyingung soal kondisi ekspor beras dan mendorong mencari pangan alternatif yang dikonsumsi masyarakat.

"Sebagaimana arahan pemerintah kita tidak begitu konsumtif ya, karena 9 dari negara ekspor beras itu tidak ekspor beras, ada yang mengurangi dan ada yang tidak lagi. Kondisi ini harus disiasati, kita menghemat dan cari alternatif pangan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat," katanya.

Rupanya saran dan solusi dari pemerintah, agar rakyat makan ubi, singkong, sorgum atau makanan pokok non beras lainnya mendapat reaksi negatif dari masyarakat.

Salah satunya disampaikan oleh Fitri (27), warga Kota Pangkalpinang. Ia mengaku ogah mendengar saran yang disampaikan pemerintah.

Sebagai ibu rumah tanggai, harga beras yang mahal ini cukup membuatnya kesal.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved