Edi Darmawan Salihin Ayah Mirna Akui Beri Uang ke Reza Indragiri yang Ia Sebut Duafa dan Mabuk

Edi Darmawan Salihin, ayah Mirna Salihin mengakui memberi uang Rp3 juta ke ahli psikologi forensik Reza Indragiri yang sebut mabuk dan duafa.

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Hendra
Youtube ILC/Netflix Ice Cold
Kolase Edi Darmawan Salihin, ayah Mirna Salihin, Posfter film Ice Cold dan ahli psikologi forensik Reza Indragiri. Di YouTube-nya Karni Ilyas, Edi Darmawan mengakui memberi Reza Indragiri sejumlah uang dan menyebut ahli forensik itu duafa dan mabuk. 

BANGKAPOS.COM - Edi Darmawan Salihin, ayah Mirna Salihin mengakui memberi uang Rp3 juta ke ahli psikologi forensik Reza Indragiri yang sebut mabuk dan duafa.

Ia menyebut uang yang diberikan tersebut bukan suap, melainkan sebagai ongkos atau transportasi untuk pulang dari sebuah acara wawancara di stasiun tv.

Edi Darmawan Salihin menganggap ahli forensik Reza Indragiri seolah kaum duafa.

Saat, Reza indragiri kemudian menganggap uang itu sebagai suap untuk mempengaruhi pendapatnya.

Sementera Edi menyebut sikap ahli forensik itu bak seorang yang mabuk.

Pengakuan ini disampaikan Edi Darmawan saat hadir pada acara Karni Ilyas Club yang tayang di YouTube.

Edi Darmawan mengakui bahwa memang dia yang memberi Reza Indragiri uang.

"Betul, itu saya, saya akuin udeh. Ini malam saya ngaku," kata Edi Darmawan Salihin TribunnewsBogor.com mengutip dari tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC).

Edi bercerita saat itu ia bertemu Reza dalam sebuah stasiun televisi untuk membahas kasus kopi sianida Jessica Wongso.

Setelah diwawancara, keduanya duduk di dalam satu ruangan.

"Kita jadi narasumber itu waktu saya jadi ayah korban, si Reza sebagai ahli forensik. Diinterview. Kita duduk di ruang duduk. Dikasih makanan kue, minum. Terus saya tanya, 'Bang naik apa bang ?'. Naik kereta atau bus, dia rumahnya di Bogor, belakang rumah teman saya," kata Edi.

"Terus kita baik lah, saya sih gak mau musuhan sama siapa juga, dianya aja yang mabuk. Gak tau dibayar Otto (Hasibuan) apa gak itu dia ngomong gitu," tambahnya.

Kemudian Reza Indragiri ke toilet untuk buang air.

Saat itulah Edi memasukkan uang ke dalam tas Reza Indragiri.

"Dia kencing, terus saya selipin duit berapa juta perak lah gitu," kata Edi.

Edi Darmawan Salihin mengaku memberi uang tersebut untuk ongkos pulang Reza Indragiri.

"Maksudnya supaya dia bisa pulang, punya uang, kasihan nih. Dia kan jadi narasumber kan suka dikasih duit kecil-kecil, kalau saya kan bagiin buat dhuafa. nah ceritanya seperti itu," kata Edi.
"Jadi saya itu yang kasih, bukan orang lain, gak, saya ngaku," tambahnya.

Reza Indragiri lantas membawa uang tersebut ke KPK.

"Dia lari ke KPK. KPK, orang temen saya di situ. Dia telepon, 'Ed lu kasih duit sama siapa itu ?'," katanya.

Karni Ilyas lantas menanyakan maksud dan tujuan Reza Indragiri membawa uang itu ke KPK.

"Ngapain dia ke KPK ?" tanya Bang Karni.

Edi menyampaikan, Reza Indragiri melaporkan uang pemberian Edi Darmawan sebagai suap.

"Gak tau, dia mabok, dia ke KPK katanya saya nyuap. Rp 3 juta perak, nyuap, kan disitu paling sedikit Rp 1 miliar dan harus merugikan negara. Emang dia siapa ? hes nothing, hes no body, dia cuma komentator begitu," kata Edi Darmawan.

"Saya akuin sekarang, gak apa-apa, kenapa ? ya laporin aja," tambahnya.

Setelah dari KPK, Reza Indragiri juga melapor ke polisi.

"Dia ke polisi akhirnya, disuruh KPK 'ke polisi aja lu'. Ya polisi tau sendiri, Palmerah. 'Kenapa ? lu dikasih ongkos kali'. Dia (polisi) telepon saya tuh polisi, 'Pak Edi itu dia bilang nyogok buat apa sih ? orang kaya gitu modelnya ngomongnya aja ngaco kaya orang pinter'. 'Kaga, gua kasih dia uang buat ongkos pulang ke Bogor, rumahnya Bogor jauh. 'Ya udah deh ntar gua yang atur'.

Uang pemberi Edi Darmawan akhirnya diambil polisi.

"Malah duitnya diambil, selesai lu, pulang tangan kosong," katanya.

"Saya yang kasih, saya akuin," aku Edi Darmawan soal uang Reza Indragiri.

Baca juga: Otto Hasibuan Sedih Dengar Jawaban Jessica Wongso Soal Grasi : Mau Seumur Hidup Pun, Saya Tak Mau

Pengakuan Reza Indragiri Diberi Uang

Sebelumnya, ahli psikologi forensik Reza Indragiri sebelumnya mengaku mendapat uang dari orang tak dikenal saat menjadi narasumber soal kasus Jessica Wongso.

Hal itu diungkap Reza dalam film dokumenter Netflix, Ice Cold : Murder, Coffee dan Jessica Wongso.

"Dikasih uang dan patut diduga kuat uang itu adalah trade off agar saya berhenti bicara tentang kasus tersebut," kata

Reza Indragiri kemudian membawa uang itu ke KPK.

"Saya serahkan ke KPK. Jumlahnya saya tidak tahu," kata Reza.

Berikut pernyataan lengkap Reza dalam film tersebut:

“Ada ahli yang coba memberikan label, ‘Wah ini memang orang jahat, memang kriminal sejati’, dengan cara apa? Melihat bentuk hidung, atau dengan bentuk muka. Itu teori usang,

Sampai sekarang, hanya pada kasus si Mirna, ada pihak tertentu yang sampai kemudian menelepon saya dan meminta saya untuk berhenti bicara.

Ada pihak tertentu yang memasukkan uang ke dalam tas saya, maka saya tafsirkan hal itu merupakan sebuah cara agar saya tidak banyak bicara dalam kasus ini.

Kalau saya notabenenya orang biasa yang tidak punya sangkut paut dengan kasus ini, kenapa orang itu mau kasih saya uang?

Saya khawatir bahwa ke otoritas penegak hukum, justru pihak ini yang tidak bertanggung jawab, juga ngasih uang, dalam jumlah yang lebih besar. Kekhawatiran yang seperti itu."

Dalam kasus Mirna dan Jessica ini, Reza menilai sangat tidak biasa seorang pelaku pembunuhan dengan racun tapi berada di lokasi pembunuhan

Sebab kata Reza, membunuh dengan racun tujuannya agar pelaku tidak berada di sana bersama korban.

Bahkan Reza juga menawarkan pendapatnya bahwa sangat mungkin Mirna Salihin adalah korban salah sasaran.

Terkait uang tutup mulut yang diberikan padanya, Reza mengatakan bahwa uang itu diletakkan di dalam tasnya saat ia berada di salah satu media massa TV nasional.

Reza kala itu memenuhi undangan stasiun televisi tersebut untuk berbicara mengenai kasus kopi sianida tersebut.

"Kejadiannya di kantor salah satu media ternama nasional. Media TV, tapi media yang sama juga punya online dan cetak, bahkan radio," kata Reza kepada Wartakotalive.com, Minggu (1/10/2023).

Mengenai besaran uangnya, Reza mengaku tidak tahu.

Sebab menurut Reza, tanpa menghitung jumlahnya, ia menyerahkan uang tersebut ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

"Jumlahnya aku tak tahu. Aku serahkan ke KPK," kata Reza.

Tampaknya Reza tidak mau bermasalah dengan uang tersebut yang bisa saja di sebut suap atau lainnya.

Apalagi kasus kopi sianida ini kala itu sangat menarik perhatian publik tanah air bahkan luar negeri.

Mengenai pernyataan dalam film dokumenter itu, Reza mengaku belum menontonnya.

"Itu dari Netflix, ya. Aku belum tonton," kata dia.

Reza juga mengaku malas mengulas komentarnya kala itu.

"Agak malas mengulang komentar sekian belas tahun silam. Lagi pula aku sedang menyelesaikan naskah," ujar Reza.

Namun saat ditanya bahwa kala itu Reza berpendapat bahwa pembunuhan dengan racun dimana pelaku bersama ada dengan korban adalah hal yang janggal, ia tidak menampiknya.

"Ya, seperti itu," ujarnya.

Seperti diketahui kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin oleh rekannya Jessica Kumala Wongso pada 2016 lalu, diangkat menjadi film dokumenter berjudul Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso.

Film dokumenter ini mewawancarai sejumlah pihak terkait.

Mulai dari ayah dan kembaran Mirna, pengacara Jessica, jurnalis yang mendalami kasus tersebut, hingga bagaimana saat itu kasus tersebut begitu ramai diberitakan oleh media massa Indonesia dan internasional.

Film ini juga mewawancarai staf yang bekerja di Kafe Olivier, lokasi dimana Wayan dibunuh dengan kopi sianida.

Selain itu, film ini juga turut menayangkan wawancara eksklusif dengan Jessica Kumala Wongso terkait kasus yang menjeratnya itu.

Baca juga: Krishna Murti Jadi Awal Kasus Jessica, Otto Hasibuan Heran :Kenapa Ia Langsung Berkesimpulan Diracun

Sosok Reza Indragiri

Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel.
Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel. (Tribunnews.com)

Reza Indragiri Amriel, S.Psi., M.Crim lahir pada 19 Desember 1974.

Reza merupakan ahli psikologi forensik, konsultan sumber daya manusia, dan dosen Indonesia.

Dia juga diketahui sebagai orang Indonesia pertama yang mendapat gelar Master Psikologi Forensik.

Reza merupakan lulusan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta dan lulus pada 1998.

Ia mendapat beasiswa di Universitas Melbourne, Australia.

Setelah pendididikannya selesai tahun 2003, Ia mengawali kariernya sebagai dosen di Universitas Islam Negeri Jakarta, tahun 2004 dan dosen di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).

Ia juga pernah menjadi dosen kajian Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia untuk mata kuliah Psikologi Forensik dan dosen Fakultas Ilmu Psikologi Universitas Tarumanagara sejak 2007.

Dia juga banyak menjadi narasumber dan saksi ahli untuk kasus kriminal besar di Indonesia.

Yang terbaru diantaranya pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat dengan tersangka utama Ferdy Sambo dan kasus kepemilikan narkoba 5 Kg oleh mantan Kapolda Sumatera Barat Teddy Minahasa.

Baca juga: Kembaran Mirna Salihin Jawab Kemungkinan Jessica Wongso Tidak Bersalah : Tolong Tonton Sidangnya

Kasus Kopi Sianida

Kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin oleh Jessica Kumala Wongso terjadi 6 Januari 2016.

Dalam persidangan, Jessica terbukti telah melakukan pembunuhan atas kawannya Wayan Mirna Salihin di Kafe Olivier yang berada di Mall Grand Indonesia, Jakarta.

Sebelum vonis, dalam pertimbangan majelis hakim, Jessica dianggap telah melakukan perencanaan pembunuhan secara matang, perbuatan sangat sadis karena menyiksa terlebih dahulu sebelum meninggal, keterangan berbelit-belit, dan tidak mengakui perbuatannya

Sementara itu, hal yang meringankan karena usia Jessica dianggap masih muda.

Jessica divonis 20 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Di tingkat Mahkamah Agung, permohonan kasasi Jessica ditolak.

Artidjo Alkostar yang kini telah pensiun adalah ketua majelis yang menangani perkara kasasi tersebut.

Rangkaian persidangan kasus ini yang berlangsung sejak Januari hingga Oktober 2016 diliput secara intens oleh media massa nasional dan internasional serta menjadi yang pertama disiarkan secara langsung di berbagai stasiun televisi Indonesia.

Dalam film dokumenter, ayah Mirna Salihin, Darmawan Salihin menjadi narasumber pertama yang muncul.

"Jessica itu kayak setan. Dalam dirinya ada sesuatu yang jahat," kata Darmawan.

"Yang dibilang 'persidangan abad ini' itu betul," katanya.

Dokumenter ini juga menyoroti berbagai rumor yang menyelimuti, termasuk soal cinta segitiga antara Jessica Wongso, Mirna Salihin dan suaminya.

Penonton akan diperlihatkan bagaimana suasana persidangan berlangsung begitu panas ditambah dengan bukti rekaman CCTV saat kejadian.

Dari pihak Jessica Wongso, turut hadir pengacaranya, Otto Hasibuan.

Mengenakan setelan jas berwarna biru, Otto yakin sampai saat ini Jessica tidak bersalah.

"Saya yakin dia tidak bersalah. Harus saya buktikan kebenarannya," kata Otto.

Ayah Mirna, Darmawan Salihin yang secara tegas mengatakan sangat yakin Jessica yang membunuh anaknya.

"Sejuta persen (yakin Jessica Wongso membunuh Mirna). Dia pembunuhnya," kata Darmawan. (Tribun Bogor/ Warta Kota)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved